× Back To Yupiland
Artikel YGT
Life Skills

Hai Yupiers, Ternyata Ini Lho Musuh yang Tidak Rela Kalian Menjadi Pemimpin

Menurut Yupiers, siapakah yang pantas disebut pemimpin? Apakah mereka yang menjadi presiden? Mereka yang menjadi direktur? Mereka yang menjadi kepala sekolah? Mereka yang menjadi ketua OSIS atau mereka yang menjadi ketua kelas?

Ternyata definisi menjadi pemimpin tidak hanya sekedar dinilai dari jabatan, tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki.

Donald McGannon mengungkapkan sebuah kutipan yang sangat menarik "Kepemimpinan adalah tindakan bukan posisi".

Wow, artinya kita layak dong disebut dan menjadi pemimpin? Yup. Kita semua layak disebut pemimpin karena menjadi pemimpin bicara tentang pilihan dan perilaku.

Pilihan dan perilaku yang membuat kita tidak hanya mengenali diri kita, potensi kita, kekuatan dan kelemahan kita namun juga pilihan dan perilaku yang membuat kita mampu memberikan inspirasi dan berdampak bagi orang lain.

Sebuah pilihan yang tidak mudah sehingga ada banyak remaja yang merasa belum waktunya disebut sebagai pemimpin. Ada banyak hambatan dan tantangan yang ternyata dihadapi.

Tapi ada satu hambatan terbesar yang kita miliki. Banyak remaja yang lebih banyak mengembangkan fix mindset sehingga merasa bahwa apa yang dimiliki adalah sebuah takdir yang sulit diubah. Tidak bisa ini, tidak bisa itu. Tidak mampu ini tidak mampu itu.

Fixed mindset terlihat sederhana, namun ternyata cukup berbahaya. Karena, kalau kita terus membiarkan pikiranmu dikuasai fixed mindset, maka kita akan cenderung mempercayai bahwa kecerdasan maupun bakat itu adalah takdir.

Kita tidak akan berusaha mencari namun cenderung menerima apa yang saat ini terlihat. Padahal kecerdasan maupun bakat itu seperti mutiara yang tersembunyi di balik cangkang tiram. Harus dibuka dan harus dicari untuk menemukannya. Dan untuk membuatnya memiliki nilai jual yang tinggi harus diasah.

Fixed mindset juga akan membuat kita memilih menghindari tantangan karena selalu berpikir tidak bisa. Kita akan cenderung menghindari mengambil resiko karena merasa takut dan merasa pasti gagal. Padahal, menjadi seorang pemimpin selalu berhadapan dengan tantangan dan resiko.

Pilihan kita untuk berani menghadapi tantangan dan mengambil resiko yang akhirnya membedakan kita dengan remaja lain. Kita mulai menjadi pemimpin untuk diri kita sendiri. Fixed mindset juga menggiring kita pada pemikiran negatif ketika diberi feedback oleh orang lain. Bahkan cenderung merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Kok mereka lebih bagus ya? Kok mereka bisa jadi juara ya?

Ketakutan menerima feedback justru akhirnya akan membuat bakat, talenta, dan potensi bukannya bertumbuh dan berkembang tapi kemudian layu dan mati. Bakat, talenta dan potensi yang semestinya ditunjukkan justru disembunyikan agar tidak dilihat orang lain dan dikritik.

Jadi apa yang harus kita lakukan? Yuk mulai ubah diri kita dari mindset kita. Asupan sehari – hari untuk mindset kita merupakan nutrisi paling penting. Jika kita banyak bergaul, mencari informasi dan berdikusi tentang hal yang positif, maka niscaya hal baik juga yang akan menjadi pilihan atas perilaku kita.

Alih – alih menyembunyikan diri, kita akan lebih bersyukur bisa mencari dan menemukan bakat terpendam kita dari feedback orang lain.

Setelah kita menemukannya, yang penting adalah terus diasah agar semakin berkilau dan tunjukkan! Jadi, sudah siapkan menjadi pemimpin untuk diri sendiri?

(Yasinta Indrianti, Psikolog)

Artikel lainnya

Parenting

Quote Of The Day . . .

Parenting

Moms Perlu Tahu, Ini M . . .

Parenting

Jangan Dianggap Sepele . . .