menu
logo mobile
sound
Yupi Good Talent Yupi Surprise Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Terms & Condition
Did you know ?

Cerita Rakyat Cindelaras: Kisah Ayam Sakti dari Tanah Jawa

Cerita rakyat adalah salah satu warisan budaya di Indonesia yang merupakan sebuah kisah atau cerita yang sudah diceritakan dari masa ke masa, dan bahkan berkembang luas hingga dikenal banyak orang di Indonesia. 

Cerita rakyat ini sering kali bersifat cerita fiktif atau cerita yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan sering kali tidak diketahui siapa pengarangnya, namun ceritanya tetap dikenal luas oleh banyak orang.

Salah satu cara terbaik untuk menjaga kelestarian cerita rakyat ini tentunya adalah dengan menceritakannya kepada generasi selanjutnya, yaitu anak-anak.

Selain dapat menjaga warisan budaya, menceritakan cerita rakyat ke anak-anak juga dapat memperkuat hubungan antara orang tua dan anak, mengembangkan daya imajinasi anak, dan dapat mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang positif kepada anak-anak karena cerita rakyat biasanya kaya akan pesan moral yang penting untuk kehidupan anak-anak.

Dari berbagai cerita rakyat yang ada di Indonesia, kali ini Yumin akan menceritakan tentang cerita rakyat yang berjudul Cindelaras: Kisah Ayam Sakti dari Tanah Jawa, yang merupakan cerita rakyat dari Jawa Timur.

Seperti apa cerita Cindelaras ini? Mari simak kisah lengkapnya berikut ini.

Kisah Cindelaras dan Kejahatan Sang Selir

Pada zaman dahulu, di sebuah kerajaan yang terletak di Jawa Timur, terdapat sebuah kerajaan bernama Kerajaan Jenggala. Raja yang memerintah kerajaan ini adalah Raden Putra, seorang raja yang bijaksana dan sangat menyayangi kedua istrinya: permaisuri yang tercinta dan selirnya. Meskipun begitu, sang selir merasa cemas dan iri, terutama setelah mendengar bahwa permaisuri sedang mengandung anak pertama dari Raden Putra.

Kehadiran calon anak permaisuri membuat selir merasa semakin terpinggirkan. Ia khawatir bahwa setelah kelahiran anak itu, perhatian Raden Putra akan semakin berkurang padanya. Karena perasaan cemburu dan ketakutan tersebut, sang selir mulai merencanakan sebuah tipu daya yang sangat jahat. Ia memutuskan untuk bekerja sama dengan tabib istana untuk menyingkirkan permaisuri dan merebut posisi permaisuri bagi dirinya sendiri.

Perancangan Kejahatan dan Fitnah yang Tercipta

Suatu hari, selir berpura-pura sakit parah. Raden Putra, yang sangat peduli padanya, segera memanggil tabib istana untuk mengobati penyakit sang selir. Dengan bantuan tabib, yang sudah disuap agar mengikuti rencananya, selir pun mengklaim bahwa ia telah diracuni oleh permaisuri. Tabib pun mendukung cerita ini dengan mengatakan bahwa racun tersebut berasal dari makanan yang diberikan permaisuri.

Mendengar tuduhan itu, Raden Putra sangat marah. Tanpa berpikir panjang, ia memerintahkan patih istana untuk membawa permaisuri ke hutan dan menghukum mati karena meracuni selirnya. Meski permaisuri berusaha membela diri dan menjelaskan bahwa ia tidak bersalah, Raden Putra tetap tidak mempercayainya.

Namun, begitu permaisuri dibawa menuju hutan, keadaan mulai berubah. Selir yang sebelumnya mengaku sakit tiba-tiba merasa sembuh dengan cepat. Tentu saja, ini bukanlah kebetulan, karena tabib sudah memiliki ramuan penyembuh yang disiapkan sebelumnya. Kerja sama antara tabib dan selir telah berhasil menyingkirkan permaisuri sementara selir akhirnya diangkat menjadi permaisuri baru di kerajaan.

Sang selir pun menerima hadiah dari tabib, yang berupa emas dan barang berharga sebagai bentuk apresiasi atas kesuksesannya dalam merencanakan kejahatan tersebut.

Patih yang Membela Kebenaran

Namun, meskipun selir baru itu diangkat menjadi permaisuri, patih istana yang bijaksana merasa ragu terhadap tindakan Raden Putra. Patih tahu bahwa permaisuri yang lama bukanlah orang yang mampu melakukan perbuatan kejam seperti yang dituduhkan. Ia merasa bahwa selirlah yang sebenarnya berbuat jahat dengan memfitnah permaisuri untuk merebut kedudukannya. Meskipun patih merasa curiga dan ingin membela permaisuri yang sebenarnya, ia merasa tidak punya cukup kekuatan untuk mengungkapkan kebenaran tersebut.

Ketika sampai di hutan, patih tidak menjalankan perintah Raden Putra untuk membunuh permaisuri. Sebagai gantinya, patih membangun sebuah pondok yang nyaman dan kokoh di hutan untuk permaisuri tinggal. Ia juga memberi makan dan menyediakan kebutuhan permaisuri selama ia tinggal di hutan. Meskipun permaisuri merasa bersalah karena ia tidak dapat membela dirinya sendiri, patih meyakinkannya bahwa ia akan mencari cara untuk mengungkapkan kebenaran suatu saat nanti.

Kelahiran Cindelaras dan Keajaiban Ayamnya

Hari-hari berlalu, dan tak lama setelah itu, permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan dan sehat. Anak itu diberi nama Cindelaras. Sejak kecil, Cindelaras tumbuh menjadi anak yang sangat pandai berburu, mengikuti jejak ayahnya yang seorang raja.

Suatu ketika, saat berburu di hutan, Cindelaras menemukan sebuah telur yang jatuh dari sarang burung elang. Telur itu kemudian dia pelihara dengan penuh kasih sayang hingga menetas. Ternyata, telur tersebut menetas menjadi seekor ayam jantan yang besar dan kuat. Cindelaras sangat menyayangi ayam tersebut, dan ketika ayam itu tumbuh dewasa, ia mulai memperkenalkan ayamnya dalam berbagai perlombaan ayam.

Anehnya, ayam Cindelaras memiliki kokok yang sangat unik dan tidak biasa, yang terdengar sangat mirip dengan suara manusia. Meski begitu, ayam tersebut sangat penurut dan selalu mengikuti instruksi Cindelaras. Kehebatan ayam itu dalam perlombaan membuatnya terkenal di seluruh daerah. Setiap kali mengikuti pertandingan, ayam Cindelaras selalu keluar sebagai juara, membuat banyak orang kagum.

Pertemuan dengan Raden Putra

Ketenaran ayam Cindelaras akhirnya sampai ke telinga Raden Putra. Sang raja pun merasa penasaran dengan ayam yang begitu luar biasa, dan memutuskan untuk mengundang Cindelaras ke istana. Raden Putra ingin menguji ayam Cindelaras dengan ayam miliknya sendiri dalam sebuah perlombaan.

“Jika aku menang, aku ingin separuh kekayaanmu,” tantang Cindelaras dengan penuh percaya diri.

Tanpa ragu, Raden Putra menerima tantangan itu, dan perlombaan pun dimulai. Namun, meskipun ayam Raden Putra sangat kuat dan terkenal, ayam Cindelaras terus memenangkan setiap pertandingan dengan mudah. Pada akhirnya, Raden Putra merasa sangat kecewa dan penasaran tentang bagaimana Cindelaras melatih ayamnya sehingga menjadi sehebat itu.

Yang mengejutkan, jawabannya datang bukan dari Cindelaras, tetapi dari ayam itu sendiri. "Aku adalah ayam jantan yang pandai! Nama tuanku adalah Cindelaras, anak dari Raden Putra!" seru ayam tersebut dengan suara yang mirip manusia.

Raden Putra pun terkejut dan meminta patih untuk memastikannya. Patih yang selama ini mengetahui kebenaran akhirnya menceritakan semuanya, bahwa Cindelaras adalah anak yang sah dari permaisuri yang kini hidup di hutan, dan bahwa selama ini selir yang baru diangkat telah berbuat jahat dengan memfitnah permaisuri untuk merebut posisinya.

Kebenaran yang Terungkap

Mendengar semua penjelasan itu, Raden Putra sangat marah. Ia langsung mengusir selir yang telah merebut kedudukan permaisuri dan melakukan kejahatan terhadap istri pertama serta anaknya. Selir yang sebelumnya menjadi permaisuri akhirnya diusir dari istana.

Raden Putra segera menjemput permaisuri yang tinggal di hutan, dan akhirnya keluarga kecil tersebut, permaisuri, Cindelaras, dan Raden Putra, kembali bersatu dan hidup bahagia di istana. Kejahatan yang dilakukan oleh sang selir pun akhirnya terungkap, dan kebenaran pun ditegakkan.

Baca Juga: 15 Cerita Dongeng Sebelum Tidur yang Lucu & Edukatif

Pesan Moral Apa yang Bisa Diambil dari Cindelaras?

Setelah mengetahui seperti apa cerita Cindelaras tersebut, berikut ini adalah beberapa pesan moral yang dapat kita ambil dari cerita tersebut.

1. Kebenaran Akan Selalu Terungkap

Tidak ada kejahatan yang bisa bertahan selamanya. Meskipun seseorang berusaha menutupi kesalahan dan kebohongannya, pada akhirnya kebenaran akan selalu terungkap dengan cara yang tak terduga.

2. Sifat Jahat Akan Membawa Akibat Buruk

Seperti halnya yang terjadi pada selir, kejahatan dan pengkhianatan hanya akan membawa kehancuran. Meskipun bisa meraih kekuasaan sementara, tindakan jahat akan mengundang pembalasan yang lebih besar.

3. Keadilan Akan Menang

Kejahatan yang tampaknya berhasil menipu orang-orang sekitar akhirnya akan digantikan dengan keadilan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa kebaikan pada akhirnya akan mengalahkan keburukan.

4. Menghargai dan Membela Kebenaran

Patih yang setia kepada permaisuri menunjukkan bahwa berpegang pada kebenaran dan berani untuk membela yang benar adalah hal yang sangat penting meskipun berada dalam situasi sulit.

Baca Juga: 8 Contoh Cerita Fabel Untuk Anak, Seru dan Kaya Pesan Moral

Itulah informasi tentang cerita dari Cindelaras dan pesan moral yang dapat kita ambil dari cerita tersebut. Dari cerita Cindelaras tersebut, kita dapat mengambil beberapa pelajaran bahwa kebenaran akan selalu terungkap, sifat jahat dapat membawa akibat yang buruk pada kita, keadilan akan menang pada waktunya, dan pentingnya untuk menghargai serta membela kebenaran.

Cerita Cindelaras tersebut sebenarnya adalah salah satu berbagai cerita rakyat Indonesia yang ada saat ini, jangan lupa juga untuk melihat berbagai cerita rakyat Indonesia lainnya dari Yupi ya.

Semoga cerita Cindelaras tersebut dapat menghibur dan bermanfaat untuk Yupiers ya.

Home Our Story Events Games Profile