menu
logo mobile
sound
Yupi's Good Talent Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Yupi Community Terms & Condition
Did you know ?

12 Contoh Cerita Hikayat untuk si Kecil!

Hikayat adalah salah satu jenis sastra tradisional yang berasal dari Indonesia dan kaya akan nilai budaya lokal yang hingga kini masih dianggap penting. 

Istilah "hikayat", diambil dari kata Arab "hikayah", mengacu pada narasi atau cerita. Dalam pengertian yang lebih luas, hikayat dianggap sebagai kumpulan kenangan atau sejarah. 

Berdasarkan definisi lainnya yaitu dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, hikayat merupakan karya sastra Melayu kuno dalam bentuk prosa yang mencakup fiksi, hukum, dan genealogi dengan elemen-elemen fiksi, religius, sejarah, biografi, atau kombinasi dari aspek-aspek tersebut. 

Selain itu juga, hikayat sering digunakan sebagai sarana hiburan, motivasi, atau pengiring dalam berbagai perayaan.

Karena kaya akan nilai budaya lokal, kali ini Yupi akan membahas lebih banyak tentang hikayat, mulai dari beberapa contoh cerita hikayat, sampai dengan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam cerita hikayat, simak selengkapnya di sini ya.

1. Cerita Hikayat Hang Tuah
Hang Tuah

Hang Tuah merupakan sosok legendaris dalam cerita rakyat Melayu, dikenal sebagai ksatria ulung sejak masa kecilnya di Pulau Bintan. 

Ia dan empat sahabatnya terkenal karena keberanian mereka menghadapi perompak di laut, yang kemudian mengantarkan mereka pada pengakuan dan kehormatan dari Bendahara dan Raja Bintan.

Kisah mereka menarik perhatian Raja Syah Alam yang juga mengadopsi mereka sebagai anak angkat.

Seiring waktu, Hang Tuah dan sahabat-sahabatnya menjadi bagian penting dari ekspedisi kerajaan, mencari lokasi baru untuk pusat kerajaan yang akhirnya terpilih di Melaka, berkat pertanda baik dari penemuan pelanduk putih. 

Hikayat Hang Tuah, yang berlatar pada zaman Kesultanan Malaka, menggambarkan Hang Tuah sebagai laksmana terkemuka, yang meskipun berasal dari latar belakang sederhana, berhasil meraih posisi tinggi karena keberanian dan kesetiaannya.

Kisah ini juga mengeksplorasi dinamika kompleks antara Hang Tuah dan Hang Jebat, sahabatnya yang berbalik menjadi pemberontak untuk membela Hang Tuah, namun tragisnya diakhiri oleh Hang Tuah sendiri. 

Kontroversi tentang siapa yang lebih benar di antara kedua tokoh ini tetap menjadi topik diskusi yang hangat. Dalam narasi ini, Malaka di abad ke-14 digambarkan sebagai pusat peristiwa, dengan referensi konflik dengan Majapahit dan pengaruh Jawa yang signifikan dalam cerita, termasuk dalam ilmu kebatinan dan simbol keris dari Majapahit yang menjadi senjata penting dalam cerita.

2. Cerita Hikayat Bunga Kemuning

Bunga Kemuning

Cerita ini berkisah tentang seorang raja adil yang memiliki sepuluh putri cantik. Putri termuda, Puteri Kuning, dikenal karena kebaikannya, berbeda dari saudara-saudaranya yang lebih menyukai barang-barang mewah. 

Sebelum berangkat ke kerajaan lain, sang Raja meminta setiap putrinya mengutarakan keinginan mereka untuk oleh-oleh. Sementara saudara-saudaranya meminta hadiah mewah, Puteri Kuning hanya mengharapkan keselamatan ayahnya.

Selama ketidakhadiran sang Raja, perilaku kesembilan putri lainnya menjadi semakin buruk, sementara Puteri Kuning tetap rajin dan baik hati, sering diolok-olok oleh saudara-saudaranya. Ketika Raja kembali, hanya Puteri Kuning yang menyambutnya dengan tulus, dan sebagai tanda penghargaan, ia diberi kalung batu hijau oleh ayahnya.

Kecemburuan muncul di antara saudara-saudaranya, terutama Putri Hijau, yang mengaku kalung tersebut seharusnya miliknya. Pertikaian atas kalung ini berujung pada kematian tragis Puteri Kuning, yang kemudian dikuburkan secara diam-diam oleh saudaranya. 

Raja yang sedih memerintahkan pencarian Puteri Kuning tanpa hasil dan menyesali kegagalannya dalam mendidik putrinya. Akibatnya, ia mengirim putrinya yang lain untuk belajar di negeri lain.

Di tempat pemakaman Puteri Kuning, muncul tanaman baru yang indah dan harum, yang kemudian dinamai bunga kemuning. 

Tanaman ini memiliki daun hijau yang mengingatkan pada kalung batu hijau Puteri Kuning, batang yang serupa jubahnya, dan bunga kekuningan yang wangi. Bunga kemuning kemudian digunakan sebagai pengharum rambut dan kulit kayu untuk bedak wajah, mengingatkan semua orang tentang kisah Putri Kuning yang baik hati.

3. Cerita Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak
Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak

Hikayat ini mengisahkan Datu Mabrur yang sedang melakukan pertapaan intens di antara Selat Laut dan Selat Makassar, dengan harapan mendapatkan sebuah pulau dari Sang Pencipta untuk keturunannya. 

Saat pertapaannya hampir selesai, ia diserang oleh raja ikan todak, penguasa perairan yang merasa terganggu. Dengan kekuatan luar biasa, Datu Mabrur berhasil menepis serangan tersebut tanpa mengalihkan perhatiannya.

Setelah mengalami kekalahan, raja ikan todak memohon kesembuhan dari luka-lukanya dan berjanji akan memenuhi segala permintaan Datu Mabrur sebagai tanda terima kasih. 

Datu Mabrur, yang memiliki hati yang mulia, mengobati raja ikan todak dan menceritakan tujuan pertapaannya. Tergerak oleh cerita Datu Mabrur, raja ikan todak menyanggupi untuk menciptakan sebuah pulau bagi keturunan Datu Mabrur.

Dengan bantuan jutaan ikan, sebuah daratan baru muncul dari dasar laut sebagai realisasi janji raja ikan todak. Teriakan "Sa-ijaan!" yang berarti persetujuan dan kesatuan hati menggema sebagai simbol dari kerja sama yang erat antara mereka. 

Pulau baru yang diciptakan diberi nama Pulau Halimun oleh Datu Mabrur, sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas keajaiban yang terjadi. Cerita ini mengajarkan tentang kekuatan doa, kebaikan, dan kerjasama yang dapat menciptakan keajaiban.

4. Cerita Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Indera Bangsawan

Dalam sebuah kerajaan, Raja Indera Bungsu memiliki dua anak kembar bernama Syahpri dan Indera Bangsawan. Kedua pangeran ini tumbuh menjadi pemuda yang baik, bertanggung jawab, dan memiliki kekuatan sakti.

Raja Indera Bungsu menghadapi dilema dalam menentukan penggantinya sebagai raja. Suatu malam, ia bermimpi tentang buluh perindu, sebuah alat musik dengan suara merdu yang sangat memikatnya. Raja kemudian mengadakan sayembara untuk menemukan bulu perindu, di mana pemenangnya akan menjadi raja berikutnya.

Syahpri dan Indera Bangsawan berangkat dalam pencarian terpisah akibat badai. Syahpri menemukan dirinya di sebuah taman, di mana ia menemukan gendang yang berisi Putri Ratna Sari yang diculik oleh garuda. Syahpri kemudian menikahi Putri Ratna Sari.

Sementara itu, Indera Bangsawan tersesat di dalam gua yang dihuni oleh raksasa perempuan. Dengan keberanian dan kesaktiannya, Indera berhasil mengalahkan raksasa yang memberinya sebuah jimat. Dalam perjalanannya, Indera memenangkan sayembara lain dan mendapatkan seorang istri, serta berhasil menemukan bulu perindu.

Namun, saat kembali ke kerajaannya, Indera dan istrinya diserang oleh Buraksa yang menyebabkan mereka sakit parah. Mengetahui hal ini, Syahpri datang menyusul dan membawa mereka pulang untuk diobati hingga sembuh. Berkat keberhasilannya membawa bulu perindu, Indera kemudian menjadi raja.

Sebagai tanda terima kasih, Indera memberikan jimat kepada Syahpri yang memungkinkannya membangun kerajaan sendiri beserta perlengkapannya. Dua kerajaan ini kemudian hidup dalam damai dan saling membantu satu sama lain.

5. Cerita Hikayat Bayan Budiman

Di Kerajaan Azzam, terdapat seorang pedagang kaya bernama Khojan Mubarok yang bersama istrinya mendambakan keturunan. Setelah penantian panjang, mereka dikaruniai seorang putra, Khojan Maimun, yang tumbuh menjadi pemuda baik dan saleh. Pada usia 15 tahun, Maimun menikahi Bibi Zainab, putri dari pedagang kaya lainnya.

Maimun yang berniat berlayar meninggalkan istrinya, memberikan dua burung, Bayan jantan dan tiung betina, sebagai teman bagi Zainab. Ia menyarankan Zainab untuk berkonsultasi dengan burung-burung tersebut jika menghadapi masalah. Setelah kepergian Maimun, Zainab merasa kesepian dan tergoda oleh anak raja yang terpesona oleh kecantikannya.

Meskipun burung tiung menasehatinya untuk setia, Zainab membanting sangkarnya hingga burung itu mati, sementara burung bayan berpura-pura tidur untuk menghindari nasib yang sama.

Ketika Zainab meminta izin kepada burung bayan untuk bertemu dengan pemuda itu, burung itu memberi restu dengan pesan yang mendalam tentang kesabaran, martabat, dan kekayaan, menekankan bahwa ia hanyalah burung yang sudah kehilangan bulunya karena perbuatan istrinya. 

Malam demi malam, Zainab terus bertemu dengan pemuda itu, dan setiap kali, burung bayan menceritakan kisah yang membuat Zainab menyesal dan bertekad untuk tidak mengulangi kesalahannya. Cerita ini menggambarkan nilai kesetiaan, penyesalan, dan hikmah melalui interaksi antara manusia dan alam.

6. Cerita Hikayat Abu Nawas
Abu Nawas

Baginda Raja membongkar rumah dan tanah Abu Nawas dalam pencarian emas dan permata, namun tidak menemukan apa-apa. Abu Nawas merencanakan balas dendam dengan menyindir Baginda Raja. Saat makan bersama istrinya, Abu Nawas menemukan seekor lalat dan memutuskan untuk memanfaatkannya untuk balas dendam.

Abu Nawas memberitahu Baginda Raja bahwa ia akan melaporkan "tamu tidak diundang" pada Raja. Baginda Raja penasaran dan bertanya tentang tamu tersebut, lalu Abu Nawas membawa lalat di atas piring yang ditutup tudung saji.

Dengan kelicikan, Abu Nawas membuat Baginda Raja percaya bahwa lalat-lalat itu adalah tamu yang harus diusir. Baginda Raja memerintahkan Abu Nawas untuk mengusir lalat-lalat tersebut. Abu Nawas, bermodalkan tongkat besi, pura-pura mengejar dan memukuli lalat, merusak sejumlah barang di istana.

Melalui tindakan ini, Abu Nawas berhasil membuat Baginda Raja menyadari kesalahannya. Abu Nawas, setelah memberikan pelajaran pada Raja, meminta izin untuk pulang. Cerita ini menyoroti kecerdikan Abu Nawas dalam memberikan pelajaran tanpa secara langsung menentang Raja.

7. Cerita Hikayat Jaya Lengkara
Hikayat Jaya Lengkara

Raja Saiful Muluk dari kerajaan Ajam Saukat memiliki dua istri, Putri Sakanda Cahaya Rum dan Putri Sakanda Bayang-bayang. Dari pernikahan kedua, lahir dua anak kembar, Makdam dan Makdim. Putri Sakanda Cahaya Rum merasa ditinggalkan, berdoa, dan melahirkan Jaya Lengkara, membawa berkah ke kerajaan.

Raja meminta Makdam dan Makdim mencari ramalan tentang Jaya Lengkara. Ramalan kadi menyebutkan kesuksesan Jaya Lengkara, tetapi Makdam dan Makdim memutar fakta, menyebabkan Jaya Lengkara diusir ke hutan. Dalam pengasingannya, Jaya Lengkara tumbuh menjadi pemuda berkeahlian dengan mukjizat mata air dari tanah.

Ketika Raja Saiful Muluk sakit, berita menyebut obatnya, kembang kuma-kuma, berada di gunung Mesir. Makdam, Makdim, Jaya Lengkara, dan ibunya bersama-sama mencari. Mereka bertemu dengan Putri Ratna Kasina dan melibatkan pangeran dan putri lain dalam pencarian. Jaya Lengkara menemukan kembang tersebut di puncak gunung Mesir, diselamatkan oleh naga Nagaguna dari upaya pembunuhan oleh Makdam dan Makdim.

Jaya Lengkara kembali ke Ajam Saukat, menyembuhkan Raja Saiful Muluk, dan pergi ke Madinah bersama Putri Ratna Kasina untuk mengobati Raja Madinah. Akhirnya, Jaya Lengkara menikahi Putri Ratna Kasina dan menjadi pemimpin besar, membawa makmur dan kebahagiaan ke negeri.

8. Cerita Hikayat Amir
Cerita Hikayat Amir

Di sebuah desa di Sumatera, terdapat seorang pedagang bernama Syah Alam yang memiliki seorang anak, Amir. Amir terkenal boros dan sering menghabiskan uang tanpa perencanaan yang baik. Meski demikian, Syah Alam selalu bersabar dan tidak pernah menegur Amir.

Seiring waktu, Syah Alam mulai mengalami penyakit serius. Kondisinya semakin memburuk, dan biaya pengobatan yang tinggi menyebabkan keluarganya jatuh ke dalam kemiskinan. Dalam keadaan sakit, Syah Alam memberikan pesan terakhir kepada Amir, menasehatinya untuk bekerja keras dan tidak menghabiskan waktu secara percuma. Syah Alam berpesan agar Amir bekerja di malam hari, menghindari terik matahari.

Tak lama setelah kematian Syah Alam, ibu Amir juga meninggal. Kejadian ini membuat Amir bertekad untuk mengubah hidupnya. Dia mengingat nasihat ayahnya dan selalu membawa payung untuk menghindari sinar matahari.

Suatu hari, Amir bertemu dengan Nasrudin, seorang menteri yang cerdas. Nasrudin terheran-heran melihat Amir yang selalu membawa payung dan menanyakan alasannya. Setelah mendengar cerita Amir, Nasrudin menjelaskan bahwa maksud ayah Amir adalah agar Amir bekerja dari sebelum matahari terbit hingga sebelum malam, bukan menghindari sinar matahari secara harfiah.

Nasrudin kemudian memberi pinjaman uang kepada Amir untuk memulai usaha. Amir mulai berjualan makanan dan minuman, baik di siang maupun malam hari. Ia menjual berbagai makanan lokal seperti nasi kapau, lemang, dan es limau di siang hari, serta martabak, sekoteng, dan nasi goreng di malam hari. Usahanya berkembang pesat, dan Amir pun akhirnya menjadi seorang saudagar kaya.

9. Cerita Hikayat Sri Rama Mencari Sita Dewi

Dalam cerita epik dari Sumatera, Sri Rama, suami dari Sita Dewi, mengalami kehilangan istrinya yang misterius. Dalam kebingungannya, ia memutuskan untuk mencarinya dengan bantuan seorang pengawal. Pencarian ini membawa mereka berkelana hingga ke dalam hutan.

Di hutan, Sri Rama bertemu dengan seekor burung jantan sombong yang memiliki empat istri. Burung itu mengejek Sri Rama karena tidak mampu menjaga satu istri saja. Merasa tersinggung, Sri Rama berdoa kepada dewata, yang mengakibatkan burung itu menjadi buta.

Perjalanan mereka berlanjut, dan mereka bertemu dengan seekor bangau di tepi danau. Dari bangau tersebut, Sri Rama mendapat informasi bahwa istrinya terlihat dibawa terbang oleh Maharaja Rahwana. Sebagai balasannya atas informasi ini, Sri Rama mengabulkan permintaan bangau untuk memiliki leher yang panjang agar lebih mudah minum.

Selama perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menggunakan anak panah ajaib untuk menemukan mata air. Namun, air yang ditemukan oleh pengawalnya terasa tidak enak.

Mereka mengikuti aliran air itu dan menemukan seekor burung besar, Jentayu, yang sedang sekarat. Jentayu menceritakan pertarungannya dengan Rawana dan memberikan cincin milik Sita Dewi kepada Rama. Sebelum meninggal, Jentayu meminta tubuhnya dibakar di tempat terpencil.

Rama memerintahkan pengawalnya untuk mencari tempat yang sesuai untuk pemakaman Jentayu. Namun, tidak menemukan tempat yang cocok, mereka memutuskan untuk membakar burung itu di tempat mereka berada. 

Dengan kekuatan Sri Rama, mereka tidak terluka oleh api besar yang mereka nyalakan. Setelah api padam, Sri Rama dan pengawalnya melanjutkan pencarian mereka untuk menemukan Sita Dewi.

10. Cerita Hikayat Seorang Lelaki dan Rumah Sempit

Cerita ini bercerita tentang seorang pria yang datang ke rumah Abu Nawas dengan keluhannya tentang kesempitan rumahnya. Dengan sejumlah besar anggota keluarga, rumah yang terlalu kecil membuat mereka merasa tidak nyaman. Meskipun ingin pindah, kekurangan uang menjadi kendala. Pria tersebut meminta saran Abu Nawas, mencari solusi untuk situasinya.

Abu Nawas, dalam pertimbangan sejenak, memberikan saran unik. Dia menyarankan pria itu untuk membeli seekor domba dan meletakkannya di dalam rumah. Meskipun aneh, pria tersebut mengikuti saran itu. Namun, hasilnya justru membuat rumah semakin sempit. Abu Nawas memberi saran lagi, kali ini untuk membeli dua ekor domba tambahan. Namun, situasi malah semakin rumit dan rumah menjadi semakin sempit.

Pria itu, frustrasi, kembali ke Abu Nawas dan mengeluhkan bahwa situasinya semakin buruk setelah mengikuti saran tersebut. Abu Nawas dengan cerdik menyarankan agar dia menjual semua domba yang dimilikinya. Meskipun awalnya terkejut, pria itu mencoba saran tersebut dan akhirnya menemukan bahwa rumahnya menjadi lebih nyaman setelah menjual semua domba.

Dengan cara yang unik dan cerdas, Abu Nawas berhasil membantu pria itu menyelesaikan masalahnya.

11. Cerita Hikayat Roro Jonggrang

Di Kerajaan Prambanan, yang dikenal damai dan tentram, terjadi sebuah pergolakan. Kerajaan ini diserang dan akhirnya dijajah oleh negeri Pengging, dan rakyatnya kemudian hidup di bawah kekuasaan Bandung Bondowoso, seorang penguasa kejam dan sakti dengan pasukan jin.

Bandung Bondowoso terpesona oleh kecantikan Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan. Ia mengajukan lamaran untuk menjadikan Roro Jonggrang sebagai permaisurinya. Merasa terjepit, Roro Jonggrang menyetujui lamaran tersebut dengan syarat Bandung Bondowoso harus membangun seribu candi dalam semalam.

Menggunakan kekuatan sakti dan bantuan pasukan jin, Bandung Bondowoso mulai membangun candi-candi tersebut. Namun, Roro Jonggrang yang cemas, berupaya menghentikan pekerjaan tersebut. 

Ia memerintahkan para dayang untuk menumbuk lesung dan membakar jerami sehingga menimbulkan kesan seolah-olah fajar telah tiba. Hal ini membuat pasukan jin yang takut terbakar sinar matahari segera melarikan diri, meninggalkan pekerjaan mereka yang belum selesai.

Pada pagi harinya, Bandung Bondowoso mengajak Roro Jonggrang menghitung jumlah candi yang terbangun. Jumlahnya ternyata hanya 999, satu candi kurang dari syarat yang diajukan. 

Marah dan kecewa, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung batu, melengkapi jumlah candi menjadi seribu. Candi-candi ini, termasuk Candi Roro Jonggrang, masih berdiri di wilayah Prambanan, Jawa Tengah, menjadi saksi bisu dari kisah ini.

12. Cerita Hikayat Dua Abu

Kerajaan Gandalika dikenal sebagai negeri yang sangat menawan dan sejahtera, di bawah kepemimpinan Raja Baharuddin yang berwibawa dan Permaisuri Salikah yang anggun.

Meskipun mereka dihormati dan dicintai oleh rakyatnya, mereka menghadapi kesulitan pribadi karena belum dikaruniai anak. Dalam keputusasaannya, Raja Baharuddin berdoa dengan khusyuk setelah sholat Tahajud, memohon kepada Yang Maha Kuasa agar dianugerahi seorang pewaris.

Dalam doa yang penuh emosi itu, Raja Baharuddin mengungkapkan kecemasannya akan masa depan kerajaan tanpa adanya pewaris. 

Dengan tulus, ia meminta petunjuk dan bantuan agar diberikan seorang anak. Menanggapi doa tersebut, suara misterius memberikan petunjuk agar Raja Baharuddin pergi ke desa di tepi hutan dan melakukan amal kepada penduduknya, dengan janji bahwa salah satu doa dari mereka akan menjadi kunci untuk pengabulan doanya.

Apa saja Ciri-ciri Cerita Hikayat?

Setelah mengetahui beberapa contoh cerita hikayat, ada ciri-ciri cerita hikayat yang juga perlu Yupiers ketahui. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri tersebut.

  1. Bahasa menggunakan bahasa Melayu lama.
  2. Mengandung unsur kemustahilan dan kesaktian di dalam ceritanya.
  3. Bersifat anonim atau pengarang dari ceritanya tidak diketahui.
  4. Memiliki tema kerajaan.
  5. Menggunakan kata-kata arkais atau kuno dan jarang digunakan.

Apa saja Jenis-jenis Cerita Hikayat?

Selain ciri-ciri cerita hikayat, cerita hikayat sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu hikayat berdasarkan isinya, dan hikayat berdasarkan asalnya.

Berdasarkan isinya, hikayat terbagi menjadi beberapa jenis seperti berikut ini:

  1. Cerita rakyat Indonesia
  2. Epos India
  3. Cerita dari Jawa
  4. Cerita-cerita Islam
  5. Sejarah dan biografi
  6. Cerita bertingkat

Sementara berdasarkan isinya, hikayat terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut ini:

  1. Melayu asli
  2. Jawa
  3. Hindu (India)
  4. Arab-Persia

Nilai-nilai Apa Saja yang Terkandung dalam Cerita Hikayat?

Informasi terakhir tentang cerita hikayat dari Yupi kali ini adalah nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam cerita hikayat. Berikut ini adalah beberapa nilai yang terkandung dalam cerita hikayat.

  1. Nilai budaya, karena cerita hikayat diturunkan turun temurun dalam masyarakat.
  2. Nilai moral, karena biasa cerita hikayat dapat memberikan nasihat-nasihat seperti budi pekerti, tata susila, perilaku kepada pembacanya, mirip halnya dengan cerita dongeng sebelum tidur.
  3. Nilai agama atau religi, karena cerita hikayat juga biasanya memiliki konsep, tuhan, mahluk gaib, dosa dan pahala, serta surga dan neraka.
  4. Nilai pendidikan atau edukasi.
  5. Nilai estetika atau hal-hal yang berhubungan dengan keindahan.
  6. Nilai sosial, karena cerita hikayat seringkali berhubungan dengan nilai-nilai kehidupan di dalam masyarakat yang berupa nasihat-nasihat atau cerita inspiratif.

Itulah informasi tentang cerita hikayat dari Yupi kali ini, mulai dari beberapa contoh cerita hikayat, sampai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita hikayat.

Cerita hikayat adalah salah jenis cerita yang dapat memberikan inspirasi kepada anak-anak. Selain cerita hikayat, Yupi juga memiliki berbagai cerita lainnya seperti cerita rakyat Indonesia, dongeng anak sebelum tidur, dan ada juga cerita singkat yang menginspiratif, serta cerita fantasi yang penuh dengan pesan moral

Berbagai cerita tersebut akan dapat menghibur anak-anak dan tentunya akan mengajarkan berbagai macam hal kepada anak-anak. 

Demikian informasi tentang cerita hikayat kali ini, semoga informasi dari Yupi ini bermanfaat untuk Yupiers.

Home Our Story Events Games Profile