menu
logo mobile
sound
Yupi's Good Talent Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Yupi Community Terms & Condition
Did you know ?

Tantrum pada Anak : Jenis, Penyebab, Ciri dan Cara Mengatasinya

Dalam masa pertumbuhan anak-anak akan ada masa dimana anak-anak mengalami tantrum. Tantrum pada anak biasanya terjadi saat mereka memasuki usia 1-4 tahun. Kondisi ini sering kali membuat orang tua stres dan bingung. Untuk lebih lengkapnya simak informasi selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Tantrum Pada Anak?

Arti tantrum pada anak adalah ledakan emosi yang terjadi pada anak-anak. Ketika anak-anak tantrum, seringkali orang tua menjadi stres atau bingung harus berbuat apa kepada anak-anak yang sedang tantrum.

Namun perlu Yupiers ketahui, bahwa tantrum saat kondisi anak-anak adalah hal yang normal. Bahkan termasuk bagian dari tahapan tumbuh kembang anak karena mereka sedang berusaha mengungkapkan apa yang mereka rasakan namun sulit atau belum bisa mengatakannya.

Seiring dengan masa pertumbuhan anak-anak, tantrum akan menghilang dengan sendirinya karena anak-anak sudah bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Namun ada beberapa ciri anak tantrum yang melewati batas. Beberapa pertanda tersebut adalah seperti frekuensi dan intensitas tantrum yang terus meningkat, serta saat anak-anak tantrum mereka melukai diri sendiri atau orang lain.

Apa Penyebab Tantrum Pada Anak?

Setelah mengetahui arti dari tantrum, ada beberapa penyebab tantrum pada anak yang perlu Yupiers ketahui. Penyebab umum atau yang paling sering menyebabkan tantrum adalah keterbatasan anak-anak dalam mengekspresikan perasaan mereka.

Karena hal tersebut mereka akhirnya anak menangis terus, menjerit, berteriak, meronta sampai menghentakan kedua kaki atau tangan mereka. 

Selain penyebab umum tersebut, ada juga beberapa penyebab lainnya yang menyebabkan munculnya tantrum. Berikut ini adalah beberapa penyebab lainnya, antara lain :

  • Masalah psikologis seperti autisme atau depresi psikologis.
  • Cara anak-anak untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  • Anak-anak kurang mendapatkan perhatian.
  • Mencontoh orang tua mereka karena terlalu sering marah.
  • Gangguan ketika bermain.
  • Bersaing dengan saudara.
  • Terlambatnya kemampuan anak-anak dalam berbicara.
  • Adanya penyakit yang membuat anak-anak merasa sakit.
  • Merasa lapar, bosan atau lelah namun anak-anak tidak dapat menjelaskannya.
  • Anak-anak memiliki sifat tempramental negatif seperti keras kepala, sulit menerima masukan atau penolakan, kaku, dan sering memiliki prasangka negatif.

Baca Juga : Penyebab Bau Mulut Pada Anak, Ini Cara Mengatasinya!

Jenis dan Ciri-Ciri Anak Tantrum

Setelah mengetahui mengenal arti tantrum dan juga penyebabnya, tantrum pada anak juga ada beberapa jenis dan ciri-cirinya. Berikut ini adalah beberapa jenis dan ciri tersebut.

1. Manipulation Tantrum

Jenis tantrum yang pertama adalah manipulation tantrum. Jenis ini adalah jenis tantrum yang paling sering terjadi pada anak-anak.

Manipulation tantrum biasa terjadi ketika anak-anak menginginkan suatu perhatian atau suatu hal yang mereka inginkan. 

Ciri-ciri tantrum ini adalah seperti menangis, berteriak, dan masih banyak lagi tindakan-tindakan lainnya yang dilakukan anak-anak untuk mendapatkan perhatian atau apa yang mereka inginkan.

2. Frustration Tantrum

Jenis tantrum yang kedua adalah frustration tantrum. Sesuai dengan namanya, jenis yang satu ini dipicu karena rasa frustasi anak-anak.

Rasa frustasi tersebut biasanya adalah karena keterbatasan anak-anak dalam mengungkapkan apa yang mereka inginkan atau rasakan.

Ciri-ciri anak yang mengalami tantrum ini sama seperti tantrum pada umumnya. Namun tantrum ini lebih sering terjadi karena beberapa hal sederhana seperti anak-anak yang merasa lapar, haus, sakit, namun orang tua atau orang dewasa disekitar mereka tidak mengetahui apa yang mereka rasakan.

3. Destructive Tantrum

Berbeda dengan beberapa tantrum sebelumnya, jenis tantrum ini sangat perlu Yupiers perhatikan. Hal ini karena jenis tantrum ini membuat anak-anak lepas kendali dan cenderung melakukan aktivitas yang berbahaya bagi orang disekitar mereka.

Beberapa aktivitas tersebut adalah seperti merusak barang, menangis, berteriak, melempar barang sampai memukul.

4. Self-damaging Tantrum

Hampir sama seperti destructive tantrum, self-damaging tantrum juga sangat perlu Yupiers perhatikan. Hal ini karena sesuai dengan namanya, ketika terjadi tantrum pada anak-anak, mereka cenderung akan melakukan aktivitas yang dapat melukai diri mereka sendiri.

Anak-anak yang mengalami jenis tantrum ini sangat perlu didampingi oleh orang tua mereka. 

Baca Juga : Inilah Kebiasaan dan Cara Agar Pintar dengan Mudah

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Tantrum? Ini Cara Mengatasinya

Setelah mengetahui beberapa hal tentang tantrum, ketika anak-anak mengalaminya ada beberapa hal yang bisa Yupiers lakukan. Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi hingga menghilangkan tantrum pada anak.

1. Tetap Tenang

Cara mengatasi tantrum pada anak yang pertama adalah tetap tenang. Kondisi untuk tetap tenang adalah kunci paling utama agar dapat mengatasi tantrum pada anak dengan tepat.

Jangan sampai Yupiers menunjukan tindakan negatif seperti marah atau tidak menghiraukan anak-anak saat mereka tantrum. Sikap tenang akan membuat anak lebih mudah untuk diatasi.

Yupiers juga bisa mengajak anak-anak yang sedang tantrum ke tempat yang lebih tenang atau sepi agar lebih mudah menenangkan anak-anak.

2. Cari Tahu Penyebabnya

Cara mengatasi tantrum yang kedua adalah mencari tahu apa yang menjadi penyebab tantrum pada anak. Seperti yang dijelaskan sebelumnya tentang penyebab umum tantrum pada anak, Yupiers bisa menanyakan atau memberikan anak-anak tentang apa yang mereka inginkan.

Ketika apa yang mereka butuhkan sesuai dengan pertanyaan atau apa yang Yupiers berikan, biasanya anak-anak akan menunjukan suatu sikap atau gerakan seperti menganggukan kepala, atau mencoba mendapatkan apa yang Yupiers coba berikan.

3. Mengalihkan Perhatian Anak-anak

Cara menghilangkan tantrum pada anak adalah dengan cara mengalihkan perhatian anak-anak. Anak-anak sangat mudah untuk tertarik dengan hal baru, karena hal tersebut Yupiers bisa memanfaatkannya ketika munculnya tantrum pada anak. 

Cara ini juga cukup sering dilakukan banyak orang tua karena cukup efektif untuk mengatasi tantrum pada anak. 

4. Jangan Melakukan Tindakan Fisik yang Kasar

Saat anak mengalami tantrum, sangat penting bagi Yupiers untuk tidak melakukan tindakan fisik yang kasar seperti memukul, mencubit, menjewer kuping anak, dan masih banyak lagi tindakan fisik yang kasar lainnya.

Tindakan fisik yang paling tepat saat terjadi tantrum pada anak adalah dengan tindakan fisik seperti tenang, memeluk, atau memberikan apa yang diinginkan anak-anak.

5. Mempersiapkan Kebutuhan Anak

Mempersiapkan segala kebutuhan anak terutama saat anak-anak berada di tempat umum seperti tempat wisata, tempat belanja dan masih banyak lagi, merupakan hal utama yang harus Yupiers lakukan.

Yupiers harus membawa beberapa kebutuhan anak-anak seperti makanan, minuman, sampai dengan mainan yang dapat membuat mereka tenang. 

6. Mendukung Anak Bereksplorasi

Cara mengatasi tantrum berikutnya adalah dengan mendukung anak-anak bereksplorasi. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan karena hal tersebut dukunglah anak-anak melakukan eksplorasi dengan apa yang ingin mereka ketahui, namun tetaplah awasi dan perhatikan mereka.

Sebagai contoh, ketika anak-anak ingin bereksplorasi dengan berbagai macam bentuk ikan, Yupiers dapat mendukung mereka dengan memberikan Yupi School Of Fish, Yupi Sea World atau Yupi Aquarium yang merupakan camilan enak dan sehat dengan berbagai bentuk hewan laut yang menarik.

Itulah beberapa hal tentang tantrum pada anak yang perlu Yupiers ketahui, mulai dari pengertian, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Tantrum adalah suatu proses yang normal terjadi saat usia anak-anak. Karena hal tersebut sebagai orang tua yang baik, Yupiers harus bisa menunjukkan sikap atau merespon tantrum anak dengan baik.

Jika tidak disikapi dengan baik, bukan tidak mungkin anak-anak akan merasa tidak diperhatikan, tidak disayang, adanya jarak dalam berkomunikasi antara anak-anak dan orang tua atau anak sulit mengungkapkan apa yang mereka rasakan sampai dengan mengakibatkan depresi saat anak-anak remaja.

Semoga informasi mengenai tantrum diatas bisa semakin menambah wawasan Yupiers dalam mengasuh, menjaga, mendidik dan menyayangi sang buah hati.

Home Our Story Events Games Profile