menu
logo mobile
sound
Yupi Good Talent Yupi Surprise Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Terms & Condition
Did you know ?

10 Contoh Cerita Jenaka Singkat yang Menghibur Anak!

Cerita selalu bisa menjadi suatu hal yang menarik bagi banyak orang, termasuk anak-anak. Dari berbagai jenis cerita yang ada saat ini, cerita jenaka adalah jenis cerita yang banyak menjadi pilihan orang tua untuk diceritakan kepada anak-anaknya.

Menurut definisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemdikbud RI, cerita jenaka adalah cerita pendek yang mengisahkan tentang suatu kejadian lucu atau bahkan kebodohan seseorang atau karakter dalam cerita tersebut dengan tujuan membuat senyum atau tawa bagi orang-orang yang membaca atau mendengarkannya.

Selain itu juga, dalam sebuah buku yang disusun oleh Rani Siti Fitriani dkk pada tahun 2016 dan berjudul Ensiklopedi Bahasa dan Sastra 2: Macam-Macam Karya Sastra Klasik, cerita jenaka adalah cerita yang mengandung unsur jenaka atau humor di dalamnya.

Sebagai contoh, cerita jenaka biasanya menceritakan tentang tingkah laku bodoh, malas, atau bahkan cerdik dari seseorang atau sebuah karakter dalam cerita tersebut, dan hal tersebut disajikan dengan humor dalam kehidupan sehari-hari.

Cerita jenaka sendiri memiliki fungsi utama untuk memberikan hiburan kepada pembaca atau orang yang mendengarkannya. Selain sebagai sarana hiburan, cerita jenaka juga biasanya memiliki aspek kritik sosial.

Karena cerita jenaka begitu menarik, tidak jarang juga cerita jenaka digunakan sebagai alat penyampaian suatu hal baik kepada anak-anak

Karena cerita jenaka ini sangat menarik untuk dibahas, kali ini Yupi akan menceritakan 10 contoh cerita jenaka, ciri-ciri sampai dengan beberapa jenis cerita jenaka, jadi simak informasi selengkapnya berikut ini ya!

1. Abu Nawas

Abu Nawas, seorang tokoh cerdik, menyusun rencana licik untuk meraih imbalan dari raja yang terkenal kikir. Berpakaian eksentrik dan berperilaku layaknya orang tidak waras, ia muncul di istana sambil memainkan sebuah ular tiruan. Keberadaannya yang mencolok segera menarik perhatian dan berita tentangnya cepat sampai ke telinga raja.

Rasa ingin tahu raja memuncak, dan ia segera memanggil Abu Nawas ke hadapannya. Di depan raja, Abu Nawas terus mempertontonkan kegilaannya, membuat raja terpingkal-pingkal melihat aksi lucunya. Setelah berhasil menarik perhatian, Abu Nawas diminta oleh raja untuk menyatakan keinginannya.

Dengan berhenti berakting gila, Abu Nawas dengan cerdik meminta hadiah dari raja yang terkesan dengan hiburan yang diberikan. Raja, yang merasa terhibur, dengan gembira memberikan apa yang diminta Abu Nawas. Dengan hati riang dan penuh kemenangan, Abu Nawas meninggalkan istana, membuktikan sekali lagi kecerdikan dan kemampuannya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dari siapapun, bahkan dari raja sekalipun.

2. Si Kabayan

Cerita jenaka ini bercerita tentang Si Kabayan, seorang karakter yang dikenal dengan sifatnya yang sederhana dan sering kali jadi bahan candaan. Suatu hari, dia diundang ke rumah seorang kawan yang dikenal akan kekayaannya. Si teman, yang tahu betul sifat Si Kabayan yang naif, punya rencana untuk sedikit mengerjainya.

Begitu sampai, Si Kabayan disambut dengan pemandangan meja makan yang penuh dengan apa yang tampak sebagai aneka makanan lezat. Dengan sigap, dia pun segera 'mengamankan' makanan-makanan itu ke dalam tasnya. Melihat ini, sang tuan rumah tak bisa menahan tawa dan memberitahu bahwa sebenarnya 'makanan' tersebut adalah hiasan lilin.

Dengan reaksi yang tak terduga, Si Kabayan hanya tersenyum dan menjawab dengan enteng, "Ah, saya sudah tahu kok. Ini kan bakal berguna buat penerangan di rumah saya nanti. Makasih ya sudah kasih lilin-lilin ini!" Suasana pun langsung riuh dengan tawaan mereka yang menyaksikan kejadian itu, terpesona dengan cara Si Kabayan yang unik dalam menanggapi situasi tersebut.

3. Si Luncai 

Si Luncai, dikenal di desanya sebagai pemuda yang pintar dan penuh akal, menghadapi tantangan yang cukup berat. Seorang penjahat licik muncul dengan niat untuk menipu desa tersebut dan mengambil semua uang mereka. Dengan tawaran yang licik, dia melemparkan sebuah tantangan berupa teka-teki kepada Si Luncai, menyatakan bahwa jika Si Luncai mampu menjawab dengan tepat, dia akan meninggalkan desa tanpa merugikan mereka. Namun, jika Si Luncai gagal, maka seluruh kekayaan desa akan jatuh ke tangan penipu itu.

Tanpa terpengaruh tekanan, Si Luncai mendengarkan dengan seksama dan dengan kecerdasan alaminya, dia memberikan jawaban yang tak hanya tepat, tapi juga menunjukkan kecerdasan mendalam. Jawaban Si Luncai begitu mengagumkan sehingga penipu itu tak bisa berkutik, tak mampu menemukan celah untuk menyanggah.

Akhirnya, dengan rasa malu dan kekalahan, penipu itu terpaksa meninggalkan desa Si Luncai tanpa membawa apa pun. Berkat kepintaran dan kebijaksanaan Si Luncai, desa itu berhasil lolos dari ancaman dan kejahatan yang hendak merugikan mereka. Kisah ini sekali lagi menegaskan bagaimana kecerdasan dan kejelian dapat mengalahkan niat jahat dan kecurangan.

4. Petugas Kebersihan

Pada suatu hari yang biasa, seorang pekerja kebersihan tengah asyik membersihkan jalanan di kota ketika sebuah mobil melaju kencang dari arah barat dan tiba-tiba saja seorang penumpangnya membuang sampah keluar jendela. Hal ini tentu saja membuat pekerja kebersihan tersebut merasa tidak dihargai dan dengan spontan ia menghentikan pekerjaannya untuk berteriak ke arah mobil tersebut, menegur tindakan sembarangan tersebut dengan nada yang cukup kesal.

Mendengar teriakan itu, mobil tadi akhirnya berhenti dan seorang pria berpenampilan rapi, lengkap dengan kemeja dan dasi, keluar dari dalamnya. Pria itu mendekati pekerja kebersihan yang masih terlihat kesal dan mencoba menjelaskan diri, meski awalnya terdengar seperti mencari alasan.

Dia mengakui kesalahannya namun mencoba memberikan alasan yang cukup unik, mengatakan bahwa dia sebenarnya sedang berlatih lemparan basket, dengan target tong sampah yang ada di dekat sana sebagai keranjangnya. Meski sudah mendengar penjelasan itu, pekerja kebersihan tersebut hanya bisa menggelengkan kepala sambil berjalan pergi, bergumam sendiri tentang betapa anehnya perilaku orang jaman sekarang yang sepertinya selalu memiliki alasan untuk setiap tindakan mereka yang tidak bertanggung jawab.

5. Seekor Keledai dan Serigala

Dikisahkan di masa lampau, ada seorang tukang cuci yang memiliki keledai sebagai pembantu setianya. Di bawah terik matahari, keledai ini bekerja keras membantu tuannya, dan setiap malam, sang tuan membebaskannya agar bisa menikmati kesegaran udara malam.

Memanfaatkan kebebasannya, keledai ini sering menyusuri ladang di dekatnya untuk merasakan kelezatan sayuran segar. Dalam salah satu petualangan malamnya, keledai bertemu dengan serigala dan dari seringnya bertemu, mereka pun menjalin sebuah persahabatan yang unik.

Suatu ketika, serigala mengajak keledai mengunjungi sebuah ladang mentimun yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Ladang itu ternyata sangat menggiurkan, penuh dengan mentimun segar yang langsung mereka santap bersama. Keledai merasa sangat senang hingga terpikir olehnya untuk menyanyikan sebuah lagu di bawah sinar bulan purnama yang memikat hati.

Namun, serigala yang lebih paham bahaya memberi nasihat agar keledai menahan diri dari bernyanyi karena bisa mengundang perhatian yang tidak diinginkan, apalagi mereka sedang berada di tempat yang seharusnya tidak mereka kunjungi. Meskipun demikian, keledai terlalu bahagia untuk mendengarkan dan tetap melantunkan nyanyiannya.

Serigala yang khawatir akan kemungkinan kedatangan petani, memilih untuk menjauh sambil berpura-pura berjaga-jaga. Tidak lama setelah itu, suara nyanyian keledai menarik perhatian petani pemilik ladang yang langsung datang dengan bersenjatakan tongkat dan batu. Keledai pun mendapat hajaran yang membuatnya berjalan pincang meninggalkan ladang tersebut.

Ketika bertemu lagi dengan serigala, serigala menyindirnya dengan kata-kata ironis, "Wah, keledaimu sungguh merdu, tak heran petani itu memberimu 'hadiah'." Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya mendengarkan nasehat bijak, terutama ketika berada dalam situasi yang berpotensi berbahaya.

6. Pak Pandir

Pak Pandir dikenal sebagai tokoh yang seringkali melakukan hal-hal yang membuat orang lain terpingkal-pingkal karena tingkahnya. Suatu hari, dengan semangat yang tinggi, ia memutuskan untuk pergi memancing ikan di sungai terdekat. Ia membawa jaring pancingnya yang besar, namun sayangnya, ia tidak menyadari bahwa jaring tersebut ternyata rusak dan memiliki lubang yang cukup besar.

Setelah melemparkan jaringnya ke dalam air dengan penuh harapan, Pak Pandir menunggu dengan sabar. Namun, ketika saatnya tiba untuk menarik jaringnya kembali, dia mendapati bahwa tidak satupun ikan yang berhasil ditangkap. Ikan-ikan tersebut telah berhasil lolos melalui lubang di jaringnya. Dengan rasa bingung, ia mengelus-elus kepala dan bertanya-tanya, "Bagaimana mungkin ikan-ikan ini bisa kabur? Apakah jaringku rusak?"

Para penonton yang kebetulan melihat kejadian tersebut tidak bisa menahan tawa mereka. Dengan rasa kasihan dan ingin membantu, mereka mendekati Pak Pandir dan menunjukkan lubang besar pada jaringnya. Mereka juga memberikan beberapa tips tentang cara memancing yang efektif dan bagaimana merawat alat pancing agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kisah-kisah Pak Pandir memang selalu membawa tawa serta pelajaran kecil tentang kehidupan, bahwa kadang kala, kesalahan yang tidak disengaja bisa menjadi sumber hiburan sekaligus pembelajaran bagi banyak orang.

7. Pak Belalang

Pak Belalang dikenal sebagai seorang yang seringkali mengarang cerita tidak benar. Pada suatu kesempatan, ia mencoba meyakinkan teman-temannya dengan sebuah klaim yang tidak masuk akal, yaitu bahwa ia mampu melompat lebih tinggi dari pohon. Tentu saja, teman-temannya hanya bisa tertawa mendengar klaim tersebut, tidak ada yang benar-benar percaya.

Mereka pun menantangnya, "Mana mungkin, Pak Belalang! Lihatlah, pohon itu menjulang tinggi!" Namun, dengan penuh kepercayaan diri yang dibangun dari klaim bohongnya itu, Pak Belalang bertekad untuk membuktikan kata-katanya. Dia pun berdiri gagah di bawah pohon dan melompat dengan segala tenaga yang ia miliki. Akan tetapi, hasilnya jauh dari harapan. Dia hanya mampu melompat beberapa inci dari tanah sebelum akhirnya terjatuh.

Melihat kejadian itu, teman-temannya tidak dapat menahan tawa. Mereka berkomentar, "Hebat sekali kamu, Pak Belalang, tapi sepertinya pohon itu masih jauh lebih tinggi daripada lompatanmu!" Dengan perasaan malu bercampur tertawa, Pak Belalang pun terpaksa mengakui bahwa dia telah berbohong.

Kisah Pak Belalang ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya kejujuran. Meskipun berbohong mungkin bisa membuat kita tampak hebat untuk sementara waktu, namun pada akhirnya, kebenaran akan terungkap dan kita harus menghadapi akibat dari kebohongan tersebut.

8. Mat Jenin

Mat Jenin dikenal sebagai orang yang sering terlibat dalam situasi kocak karena ketidak telitiannya. Pada suatu hari, dia mendapatkan ide untuk mengambil madu langsung dari sarang lebah dengan strategi yang cukup unik, yaitu dengan memasukkan madu ke dalam celana panjang yang dikenakannya.

Dengan penuh semangat, Mat Jenin memanjat pohon tempat sarang lebah itu berada dan mulai mencoba mengambil madu dengan tangannya. Namun, hal ini tentu saja tidak berjalan mulus. Lebah-lebah yang merasa terancam mulai menyerang Mat Jenin tanpa ampun. Dengan teriakan panik, ia berusaha meloloskan diri, namun lebah-lebah tersebut terus berkerumun dan menyengatnya tanpa henti.

Dalam keadaan yang sangat tidak nyaman itu, Mat Jenin akhirnya kehilangan pegangan dan jatuh dari pohon, mendarat dengan cukup keras di tanah. Sambil masih dikerumuni oleh lebah-lebah yang marah, ia berguling-guling mencoba untuk mengusir mereka. Para warga desa yang menyaksikan kejadian itu tidak bisa menahan tawa, namun mereka juga segera datang untuk memberikan bantuan.

Mereka membantu Mat Jenin melepaskan celana panjang yang sudah penuh dengan lebah itu. Meskipun kesakitan, Mat Jenin masih bisa membuat canda dengan berkata, "Saya memang ingin madu, tapi rasanya saya harus berpikir dua kali sebelum mencoba mengambilnya lagi seperti ini!"

Kisah-kisah Mat Jenin selalu mengingatkan kita tentang pentingnya berpikir dengan matang sebelum bertindak, dan tentu saja, selalu memberikan hiburan dengan petualangan-petualangan yang ia alami karena ketidakhatiannya.

9. Musang Berjanggut

Musang Berjanggut dikenal di kalangan masyarakat desa sebagai tokoh yang penuh akal dan selalu memiliki cara pintar dalam menghadapi situasi. Dalam salah satu episode kehidupannya, dia merencanakan sebuah strategi licik untuk mendapatkan makanan tanpa harus bersusah payah.

Dia memutuskan untuk berpura-pura menjadi mati dan memilih tengah jalan desa sebagai panggung aksinya. Penasaran dan terkejut, penduduk desa yang melintas tidak bisa menyembunyikan rasa heran mereka, berbisik satu sama lain tentang keadaan Musang Berjanggut yang tergeletak tak bergerak. Sejumlah orang kemudian mengumpulkan keberanian untuk mendekat, ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Namun, begitu beberapa dari mereka cukup dekat, Musang Berjanggut dengan gesitnya bangkit dan langsung melancarkan aksinya. Dia melompat ke arah barang-barang yang tidak sengaja ditinggalkan oleh para penduduk dalam kepanikan mereka, mengambil apa saja yang bisa dia gunakan, terutama makanan, dan segera melarikan diri dari tempat kejadian.

Para penduduk desa, meskipun merasa tertipu, tidak bisa menahan tawa melihat kecerdikan Musang Berjanggut. Mereka menyadari telah menjadi korban dari salah satu trik liciknya yang berhasil membuatnya mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa banyak usaha. Cerita ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan tentang pentingnya kecerdasan dan kepiawaian dalam mengatasi situasi.

10. Lebai Malang

Lebai Malang dikenal di desanya sebagai sosok yang sering ditimpa nasib buruk. Suatu hari, dengan niat baik, ia pergi ke pasar untuk membeli ikan bagi keluarganya. Namun, setiap kali ia menunjuk salah satu ikan yang hendak dibelinya, ikan tersebut entah bagaimana malah kehilangan nyawa.

Situasi ini menjadi perhatian orang banyak di pasar. Ada yang terkekeh pelan, dan tidak sedikit yang mengomentari, "Pasti lagi-lagi sial Lebai Malang yang beraksi!" Dengan rasa malu yang memuncak, Lebai Malang mencoba untuk mengalihkan pilihannya ke ikan lain, namun hasilnya tetap tidak berubah.

Kembali ke rumah tanpa membawa apa-apa, Lebai Malang disambut oleh keluarga yang penasaran. Mereka bertanya-tanya, mengapa ia kembali dengan tangan kosong. Dengan raut wajah yang lesu, Lebai Malang menjelaskan, "Bukan salahku, anak-anak. Ikan-ikan di pasar itu, mereka semua memutuskan untuk mati tepat ketika aku memilih mereka!"

Warga desa yang mendengar ceritanya tidak bisa menahan tawa, namun Lebai Malang hanya bisa pasrah dengan keadaannya, seraya berkata dalam hati, "Sepertinya memang nasib sial ini sudah menjadi bagian dari hidupku." Cerita ini, dengan segala keunikannya, mengajarkan kita tentang sikap menerima keadaan dengan lapang dada, meskipun terkadang nasib tidak berpihak kepada kita.

Apa saja Ciri-ciri Cerita Jenaka?

Setelah mengetahui beberapa contoh cerita jenaka, cerita jenaka sendiri tentunya memiliki ciri-ciri yang menjadi pembeda cerita ini dengan beberapa cerita lainnya seperti cerita sejarah, cerita fantasi dan berbagai cerita lainnya.  Berikut ini adalah 5 ciri-ciri cerita jenaka:

  1. Menyajikan elemen komedi yang mampu mengundang tawa.
  2. Memiliki karakter dengan beragam sifat, seperti kecerdasan, kebodohan, dan kepintaran.
  3. Keseluruhan alur cerita mencerminkan kelucuan atau kebodohan tokoh utama terhadap dirinya sendiri atau karakter lain.
  4. Antara tindakan tokoh dan perkembangan cerita, terdapat perubahan sifat karakter secara acak.
  5. Umumnya diarahkan sebagai sarana hiburan bagi pembaca atau pendengar, sekaligus sebagai cerita inspiratif.

Apa saja Jenis-jenis Cerita Jenaka?

Setelah mengetahui tentang ciri-ciri cerita jenaka, cerita jenaka ternyata memiliki beberapa jenis tersendiri yang perlu Yupiers ketahui.

Dalam karya "Ajar Bahasa Indonesia Sekolah Dasar" yang ditulis oleh Meta Br Gintang, M.Pd, dinyatakan bahwa cerita jenaka dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu cerita jenaka lokal dan cerita jenaka dengan pengaruh asing.

Penjelasan untuk kedua jenis cerita jenaka adalah sebagai berikut:

  1. Cerita jenaka lokal cenderung memiliki unsur-unsur yang terkait dengan konteks lokal, termasuk dalam hal karakter, setting, konflik, dan elemen-elemen lainnya, mirip dengan cerita rakyat Indonesia pada umumnya..
  2. Cerita jenaka dengan pengaruh asing seringkali menampilkan pengaruh dari luar, seperti pengaruh dari budaya Hindu, Budha, atau Islam, yang telah memengaruhi perkembangan masyarakat Melayu. Cerita jenaka dengan pengaruh asing ini juga biasanya dapat ditemukan dalam cerita dongeng sebelum tidur.

Baca juga: 15 Contoh Cerita Inspiratif Singkat Penuh Pesan Moral!

Itulah beberapa informasi tentang cerita jenaka kali ini, mulai dari beberapa contoh cerita jenaka seperti Abu Nawas, Si Kabayan, Pak Belalang dan masih banyak lagi. Ada juga ciri-ciri cerita jenaka dan jenis cerita jenaka yang perlu Yupiers ketahui.

Semoga informasi tentang cerita jenaka kali ini bisa bermanfaat untuk Yupiers ya.

Home Our Story Events Games Profile