Yupiers, ada satu 'ritual' magis sebelum tidur yang nggak lekang oleh waktu: dibacain dongeng. Cerita-cerita klasik ini memiliki “sihir” yang bisa menenangkan, membangun imajinasi, sekaligus menanamkan nilai moral pada anak.
Nah, kali ini kita bakal bahas salah satu yang paling ikonik dan... thrilling! Yaitu Dongeng Little Red Riding Hood (Gadis Berkerudung Merah). Fun fact-nya: Cerita yang kita kenal sekarang (dengan penyelamatan oleh pemburu) dipopulerkan oleh Brothers Grimm di Jerman pada 1812. Dan Yupiers tahu nggak? Versi yang lebih tua lagi dari Charles Perrault (Prancis, 1697) jauh lebih 'gelap' dan ngeri, lho! Di versi itu, nggak ada pemburu. Si gadis kecil dan neneknya... dimakan. Selesai. Serem, ya?
Tapi, ini bukan sekadar dongeng tentang anak kecil yang lupa jalan. Ini adalah pelajaran psikologis mendalam tentang bahaya dari “terlalu polos”, pentingnya intuisi, dan kemampuan mengenali serigala berbulu domba.
Nah di artikel ini akan Yumin mau mengupas kisah lengkapnya (versi Grimm yang kita kenal), dan menggali pesan moral abadinya. Yuk simak selengkapnya!
Kenalan dengan Para Tokoh dan Simbolismenya
Setiap karakter dalam dongeng ini sebenarnya punya makna' tersembunyi lho. Yuk, kita kenali motivasi mereka:
- Gadis Berkerudung Merah: Dia adalah simbol dari kepolosan (innocence) dan keluguan (naivety). Kerudung merahnya (hadiah dari sang Nenek) sering dianalisis sebagai simbol kedewasaan atau sebuah tanda yang menarik perhatian.
- Serigala Jahat (The Big Bad Wolf): Ini adalah simbol yang jelas untuk predator. Dia mewakili bahaya yang mengintai, penipuan (terlihat ramah padahal jahat), dan konsekuensi dari melanggar aturan.
- Sang Ibu dan Nenek: Mereka mewakili zona aman, keluarga, dan nasihat bijak. Sang Nenek, yang tinggal sendirian di hutan, juga simbol dari kaum yang rentan (vulnerable) dan butuh dilindungi.
- Sang Pemburu (The Huntsman): Dia adalah simbol penyelamat, ketertiban (order), dan figur pelindung. Dialah yang mengembalikan semua ke keadaan normal.
Kisah Lengkap Dongeng Gadis Berkerudung Merah
Pesan Ibu dan Perjalanan ke Hutan
Alkisah, hiduplah seorang gadis kecil yang manis dan baik hati. Neneknya sangat menyayanginya sampai-sampai ia membuatkan sebuah jubah (kerudung) dari beludru merah. Sang gadis kecil sangat menyukainya dan selalu memakainya ke mana pun, sehingga semua orang memanggilnya "Si Kerudung Merah".
Suatu hari, ibunya memanggil. "Kerudung Merah, Nenekmu sedang sakit. Ibu sudah siapkan sekeranjang kue dan sebotol anggur untuknya. Antarkan ini agar Nenek cepat pulih." "Baik, Ibu," jawab si Kerudung Merah. Ibunya pun berpesan dengan sangat tegas, "Ingat, jalan lurus saja. Jangan pernah menyimpang dari jalan setapak di hutan. Dan jangan bicara dengan orang asing. Mengerti?" "Aku janji, Ibu!"
Si Kerudung Merah pun memulai perjalanannya. Rumah neneknya ada di dalam hutan, cukup jauh dari desa.
Pertemuan dengan Si Serigala
Awalnya, Si Kerudung Merah berjalan lurus di jalan setapak, tepat seperti pesan ibunya. Tapi tak lama kemudian, ia bertemu dengan seekor serigala. Si Kerudung Merah, karena kepolosannya, tidak tahu kalau serigala adalah binatang yang jahat.
"Selamat pagi, Gadis Berkerudung Merah," sapa serigala dengan ramah. "Selamat pagi juga, Tuan Serigala." "Mau ke mana kau pagi-pagi begini?" "Aku mau ke rumah Nenek. Membawakan kue dan anggur karena Nenek sedang sakit," jawabnya polos. "Oh, begitu. Di mana rumah nenekmu?" tanya serigala, matanya berkilat. "Di dalam hutan, di bawah tiga pohon ek besar, dekat semak-semak," jawabnya lagi, memberitahu semua informasi penting.
Serigala berpikir licik. "Mangsa yang lezat!" batinnya. Ia lalu punya ide. "Gadis kecil," kata serigala. "Lihatlah bunga-bunga cantik di sekelilingmu. Kenapa kau berjalan lurus saja? Dengarkan kicau burung. Kau berjalan seolah sedang pergi ke sekolah. Ayo, bermainlah sebentar."
Si Kerudung Merah pun tergoda. Ia melihat bunga-bunga liar yang indah. "Ah, Nenek pasti senang kalau aku bawakan buket bunga," pikirnya. Ia pun lupa pada janji ibunya dan berlari keluar dari jalan setapak untuk memetik bunga.
Penipuan di Rumah Nenek
Begitu Si Kerudung Merah sibuk di hutan, serigala licik itu langsung lari sprint! melalui jalan pintas menuju rumah nenek.
Tok... tok... tok... "Siapa di luar?" tanya Nenek dari dalam. "Aku, Kerudung Merah!" tiru serigala dengan suara dibuat-buat. "Aku bawakan kue dan anggur!" "Tarik saja kuncinya, Nak. Nenek terlalu lemah untuk bangun." Serigala masuk, dan tanpa ampun, langsung menelan Nenek bulat-bulat!
Kemudian, serigala itu memakai baju tidur dan penutup kepala si Nenek, lalu berbaring di tempat tidur, pura-pura sakit. Tak lama kemudian, Si Kerudung Merah tiba di rumah Nenek. Ia merasa aneh. "Kenapa rasanya beda ya hari ini?" batinnya.
"Selamat pagi, Nek!" sapanya. Ia mendekati tempat tidur dan melihat 'nenek'-nya terlihat sangat aneh.
"Nenek," katanya, "kenapa telingamu besar sekali?" "Agar aku bisa lebih jelas mendengarmu, Nak," jawab serigala. "Nenek, kenapa matamu besar sekali?" "Agar aku bisa lebih jelas melihatmu, Nak." "Nenek, kenapa tanganmu besar sekali?" "Agar aku bisa lebih mudah memelukmu, Nak." "Tapi Nenek... kenapa MULUTMU besar sekali?"
Serigala itu langsung melompat dari tempat tidur. "AGAR AKU BISA LEBIH MUDAH MEMAKANMU!"
HAP! Serigala itu langsung menelan Si Kerudung Merah bulat-bulat. Sifat jahat serigala yang menipu ini tak kalah licik dari ibu tiri di cerita dongeng Cinderella dan Sepatu Kaca.
Resolusi dan Sang Penyelamat
Kenyang setelah memakan dua orang, serigala itu kembali ke tempat tidur dan tertidur pulas. Ia mendengkur sangat keras. Kebetulan, seorang pemburu sedang lewat di depan rumah itu.
"Hmm, kenapa nenek tua itu mendengkur keras sekali? Sebaiknya aku periksa," pikir si pemburu.
Ia masuk ke dalam dan betapa kagetnya ia melihat serigala jahat yang sudah lama ia cari sedang tidur di kasur nenek! "Akhirnya kau kutemukan, penjahat!"
Si pemburu sadar bahwa serigala itu mungkin telah memakan si nenek. Ia berpikir perutnya pasti masih bisa diselamatkan. Alih-alih menembak, si pemburu mengambil gunting besar dan dengan hati-hati mulai menggunting perut serigala yang tertidur itu.
Setelah beberapa guntingan, kerudung merah terlihat! Sekali lagi, Si Kerudung Merah melompat keluar. "Oh, aku takut sekali! Di dalam perut serigala gelap sekali!" Lalu, si Nenek juga keluar, masih hidup walau lemas.
Untuk menghukum serigala, Si Kerudung Merah mengisi perut serigala dengan batu-batu besar. Ketika serigala itu bangun, ia merasa sangat berat dan haus. Ia berjalan ke sumur untuk minum, tapi karena beratnya batu, ia tercebur dan tenggelam.
Si Kerudung Merah, Nenek, dan si Pemburu pun selamat dan berpesta dengan kue dan anggur yang tersisa. Si Kerudung Merah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah lagi menyimpang dari jalan setapak atau bicara pada orang asing.
Makna Mendalam dan Pesan Moral dari Dongeng Gadis Berkerudung Merah
Gimana, Yupiers, ceritanya klasik banget tapi nggak pernah ngebosenin, kan? Dongeng ini bertahan ratusan tahun karena pelajaran hidupnya yang universal dan sangat lugas. Misalnya:
- Pentingnya Kepatuhan pada Nasihat Baik: Ini adalah pesan moral utama. Seluruh masalah dalam cerita ini dimulai tepat saat Si Kerudung Merah melanggar satu aturan yang diberikan ibunya: "Jangan menyimpang dari jalan setapak."
- Jangan Bicara/Percaya pada Orang Asing: Ini adalah inti dari sebuah cautionary tale. Serigala adalah simbol "orang asing" yang terlihat ramah (memuji, menyapa) tapi punya niat jahat. Dongeng ini mengajarkan anak untuk tidak mudah memberikan informasi pribadi (seperti alamat nenek) kepada orang tak dikenal.
- Bahaya dari Keluguan (Naivety): Polos itu baik, tapi terlalu lugu itu berbahaya. Si Kerudung Merah tidak curiga sama sekali. Cerita ini mengajarkan anak-anak untuk memiliki intuisi atau kewaspadaan dasar terhadap situasi atau orang yang terlihat "terlalu baik untuk jadi kenyataan".
