Yupiers, siapa di sini yang pernah merasa malas potong rambut sampai panjang banget? Tapi, sepanjang apa pun rambut kalian, pasti nggak akan ngalahin rekor rambut emas milik putri yang satu ini. Yap, kita akan membahas Rapunzel.
Kisah gadis yang dikurung di menara tinggi tanpa pintu ini adalah salah satu dongeng paling ikonik di dunia. Cerita ini dipopulerkan oleh Brothers Grimm dari Jerman pada tahun 1812 dalam koleksi Kinder- und Hausmärchen. Tapi, tahukah Yupiers? Kisah ini sebenarnya adaptasi dari cerita Prancis abad ke-17 berjudul Persinette oleh Charlotte-Rose de Caumont de La Force. Dan nama "Rapunzel" sendiri sebenarnya diambil dari nama tanaman selada liar (Rampion) yang menjadi pemicu seluruh masalah ini.
Kalau di film animasi modern (seperti Tangled), Rapunzel digambarkan sangat adventurous dan ingin melihat lampion terbang. Di versi aslinya, ceritanya sedikit lebih dark tapi tetap romantis dan penuh makna perjuangan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa tembok setinggi apa pun takkan bisa membendung keinginan manusia untuk tumbuh dan mencintai.
Jika Yupiers sedang mencari dongeng anak sebelum tidur yang lucu, Rapunzel adalah pilihan wajib karena elemen visualnya yang kuat dan pesan moralnya tentang keberanian keluar dari zona nyaman.
Siap memanjat menara imajinasi? Yuk, pegangan yang kuat pada rambut emas ini!
Kenalan dengan Para Tokoh dan Simbolismenya
Karakter di cerita ini sangat simbolis, mewakili fase pertumbuhan manusia:
- Rapunzel: Simbol Pertumbuhan & Keinginan Bebas. Rambutnya yang terus memanjang adalah metafora dari potensi diri dan keinginan untuk "tumbuh" keluar dari kungkungan, meski fisiknya terkurung.
- Penyihir (Dame Gothel): Simbol Overprotective Parent (Posesif). Dia mewakili orang tua atau figur otoritas yang mengira bahwa "mengurung" adalah cara terbaik untuk melindungi anak dari dunia jahat, padahal itu justru menghambat kedewasaan.
- Pangeran: Simbol Dunia Luar & Katalis. Kehadirannya bukan sekadar penyelamat, tapi pemicu yang menyadarkan Rapunzel bahwa ada kehidupan lain di luar tembok menara.
Kisah Lengkap: Bunga Rampion dan Air Mata Penyembuh
Ngidam yang Membawa Petaka
Alkisah, sepasang suami istri tinggal bertetangga dengan taman yang dikelilingi tembok tinggi. Taman itu milik penyihir sakti bernama Dame Gothel. Suatu hari, sang istri yang sedang hamil muda melihat tanaman selada (Rapunzel/Rampion) yang tampak sangat segar dan hijau di taman penyihir itu.
Ia pun "ngidam" berat. Ia berkata pada suaminya, "Aku akan mati jika tidak bisa memakan selada dari taman itu." Karena sangat mencintai istrinya, sang suami nekat. Malam harinya, ia harus berpikir cerdik dan mengendap-endapc mirip kelincahan tokoh di cerita Si Kancil untuk memanjat tembok dan mencuri selada itu.
Istrinya memakannya dengan lahap. Tapi besoknya, ia ingin lagi, lagi, dan lagi. Sang suami pun memanjat untuk ketiga kalinya. Sial! Kali ini Dame Gothel sudah menunggunya dengan wajah murka.
"Beraninya kau mencuri tanamanku!" bentak penyihir.
Sang suami memohon ampun dan menjelaskan kondisi istrinya. Gothel tersenyum licik.
"Baiklah, kau boleh ambil sebanyak maumu. Tapi satu syarat: Bayi yang lahir nanti harus kau serahkan padaku."
Karena ketakutan, sang suami setuju. Begitu bayi perempuan itu lahir, Gothel mengambilnya dan memberinya nama Rapunzel.
Menara Tanpa Pintu
Rapunzel tumbuh menjadi gadis tercantik di dunia dengan rambut emas yang sangat panjang dan halus seperti benang sutra. Saat usianya 12 tahun, Gothel mengurungnya di sebuah menara tinggi di tengah hutan. Menara itu tidak punya tangga ataupun pintu, hanya satu jendela kecil di puncak.
Setiap kali Gothel ingin berkunjung, ia akan berdiri di bawah menara dan berseru:
"Rapunzel, Rapunzel, ulurkan rambutmu ke bawah!"
Rapunzel akan mengikat rambutnya pada pengait jendela dan menjatuhkannya ke bawah setinggi 20 hasta. Gothel pun memanjat naik menggunakan rambut itu. Rapunzel hidup dalam kesepian, hanya ditemani nyanyiannya sendiri yang merdu untuk menghibur diri.
Pangeran dan Tangga Sutra
Beberapa tahun kemudian, seorang Pangeran berkuda melewati hutan itu. Ia mendengar nyanyian merdu dari atas menara yang menyentuh hatinya. Ia ingin naik, tapi tidak menemukan pintu.
Setiap hari ia kembali untuk mendengarkan nyanyian itu, sampai suatu hari ia melihat Gothel datang dan berteriak, "Rapunzel, Rapunzel, ulurkan rambutmu!"
Melihat cara Gothel naik, Pangeran tahu apa yang harus dilakukan.
Besok malamnya, Pangeran meniru suara penyihir: "Rapunzel, Rapunzel, ulurkan rambutmu!"
Rambut emas turun, dan Pangeran pun memanjat naik.
Awalnya Rapunzel sangat ketakutan karena ia belum pernah melihat laki-laki seumur hidupnya. Namun, Pangeran bersikap sangat lembut dan memuji nyanyiannya. Mereka pun jatuh cinta.
Pangeran menawarkan untuk membawanya pergi. Tapi, bagaimana caranya turun?
Rapunzel yang cerdas punya ide: "Setiap kali kau datang, bawakan aku gulungan benang sutra. Aku akan menenunnya menjadi tangga, dan saat sudah jadi, aku akan turun dan kita pergi melihat dunia."
Kesalahan Polos dan Hukuman Berat
Rencana itu hampir berhasil. Namun, Rapunzel yang polos melakukan kesalahan fatal. Suatu hari, saat Gothel memanjat naik, Rapunzel tanpa sadar bertanya:
"Ibu Gothel, kenapa ya Ibu jauh lebih berat saat ditarik dibandingkan Pangeran yang datang sekejap mata?"
Rahasia terbongkar! Gothel murka luar biasa. "Anak durhaka! Aku pikir aku sudah memisahkanmu dari dunia, ternyata kau menipuku!"
Dalam kemarahannya, Gothel mengambil gunting dan - KRES! - memotong rambut panjang Rapunzel yang indah. Ia kemudian membuang Rapunzel ke padang pasir yang tandus untuk hidup menderita. Akibat dari satu kesalahan kecil ini mengingatkan kita pada pelajaran sebab-akibat yang sering ada di dongeng pendek untuk anak SD, di mana kejujuran yang tidak pada tempatnya kadang membawa masalah.
Air Mata Cinta Sejati
Malam harinya, Gothel menunggu di menara. Saat Pangeran datang dan memanggil, Gothel menjatuhkan potongan rambut Rapunzel. Pangeran memanjat naik dengan semangat, tapi betapa terkejutnya ia saat yang ditemui bukan kekasihnya, melainkan penyihir bermata nyalang.
"Burung cantikmu sudah hilang!" ejek Gothel. "Kau tidak akan pernah melihatnya lagi!" Pangeran yang patah hati melompat dari menara untuk melarikan diri. Ia selamat, tapi duri-duri di bawah menara menusuk kedua matanya. Pangeran pun menjadi buta.
Pangeran mengembara di hutan selama bertahun-tahun, memakan akar dan buah beri, sambil meratapi kehilangan kekasihnya. Takdir akhirnya membawanya ke padang pasir tempat Rapunzel tinggal.
Suatu hari, ia mendengar suara nyanyian yang sangat ia kenal. Ia berjalan tertatih-tatih menuju suara itu. Rapunzel melihatnya, langsung mengenalinya, dan memeluk lehernya sambil menangis.
Dua butir air mata Rapunzel jatuh ke mata Pangeran yang buta.
Keajaiban terjadi! Air mata tulus itu menyembuhkan mata sang Pangeran. Ia bisa melihat kembali sejelas sedia kala!
Pangeran membawa Rapunzel ke kerajaannya. Mereka disambut dengan sukacita, menikah, dan hidup bahagia selamanya, bebas dari bayang-bayang menara.
Makna Mendalam dan Pesan Moral
Kisah Rapunzel ini deep banget kan, Yupiers? Lebih dari sekadar rambut panjang, ini adalah kisah tentang:
- Keberanian Menghadapi Dunia: Rapunzel berani menerima Pangeran (orang asing) dan merencanakan pelarian. Ini mengajarkan bahwa untuk tumbuh dewasa, kita harus berani membuka "jendela" hati kita dan melangkah keluar dari zona nyaman.
- Konsekuensi Kebohongan & Pengkhianatan: Seperti pesan dalam cerita dongeng anak gembala dan serigala, ketidakjujuran (baik dari Gothel yang menculik, atau Rapunzel yang menyembunyikan Pangeran) selalu membawa konflik. Namun, cinta sejati mampu memulihkan segalanya.
- Harapan yang Tak Pernah Putus: Meski dibuang ke gurun dan Pangeran menjadi buta, mereka tidak menyerah. Pertemuan kembali mereka mengajarkan bahwa jodoh dan kebahagiaan akan menemukan jalannya bagi mereka yang sabar.
Semoga kisah Rapunzel ini menginspirasi Yupiers untuk selalu berani bermimpi dan melihat dunia, ya! Sampai jumpa di dongeng klasik berikutnya!
