menu
logo mobile
sound
Yupi's Good Talent Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Yupi Community Terms & Condition
Did you know ?

8 Makanan Keberuntungan Khas Imlek untuk Sambut Tahun Naga 2024

Tahun Naga, dalam tradisi Tionghoa dianggap sebagai masa yang istimewa, penuh dengan harapan, keberuntungan, dan kemakmuran. 

Di Indonesia sendiri, banyak masyarakat keturunan Tionghoa merayakan Imlek dengan berkumpul bersama keluarga, menggunakan pakaian baru, mendekorasi rumah, hingga menyalakan lentera merah dan bermain petasan.

Namun, salah satu momen yang paling ditunggu dalam merayakan kebahagiaan Imlek ini adalah dengan menyajikan hidangan-hidangan khas Imlek yang diyakini membawa keberuntungan. 

Nah untuk menyambut Tahun Naga 2024, Yumin mau kasih Yupiers 8 rekomendasi makanan keberuntungan khas Imlek yang dapat memeriahkan suasana Imlek Yupiers bersama keluarga besar. Yuk simak selengkapnya.

1. Pangsit (Jiaozi) - Simbol Kekayaan
Pangsit (Jiaozi)

Jiaozi, atau sering disebut sebagai dumpling dan pangsit China, tidak hanya lezat tetapi juga melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Legenda di Tiongkok sendiri mengatakan bahwa semakin banyak pangsit yang Yupiers makan selama perayaan tahun baru, makan semakin banyak pula uang yang dapat kalian dapatkan di tahun Baru.

Pangsit khas Tiongkok ini pada umumnya terdiri dari daging cincang dan sayuran yang diiris halus, kemudian dibungkus dengan kulit adonan yang tipis dan elastis. Isiannya bisa berisi udang cincang, ikan, daging ayam giling, daging sapi, dan sayuran. Makanan ini dapat dimasak dengan cara direbus, dikukus, dan digoreng.

Proses pembuatan dumpling cukup sederhana. Pertama-tama, adonan dicampur, kemudian dibentuk menjadi "pembungkus" bulat dengan bantuan rolling pin. 

Setelah itu, pembungkus diisi dengan berbagai isian, diikuti dengan menyatukan tepi pembungkus untuk membentuk bentuk yang diinginkan. Langkah terakhir, dumpling tersebut dimasak sesuai preferensi masing-masing.

2. Kue Keranjang - Simbol Keberuntungan
Kue Keranjang (Nian Gao)

Kue Keranjang, juga dikenal sebagai niangao (?? /nyen-gao/ 'kue tahun'), adalah kue beras manis yang terbuat dari tepung ketan dan gula dengan makna keberuntungan.

Kue keranjang memiliki makna simbolis yang mencakup peningkatan pendapatan, posisi yang lebih tinggi, pertumbuhan anak-anak, dan pada umumnya menjanjikan tahun yang lebih baik dalam pandangan masyarakat Tionghoa. 

Oleh karena itu, memakan kue keranjang selama periode Tahun Baru Imlek dianggap membawa keberuntungan. 

Bahan dasar kue keranjang sendiri terbilang simpel. Yupiers bisa menyediakan tepung ketan (atau tepung beras ketan), gula putih atau gula merah, dan air. 

Nian gao bisa dikukus atau dipanggang. Berikut beberapa petunjuk sederhana untuk membuat kue keranjang:

  1. Letakkan tepung ketan dalam mangkuk besar.
  2. Di mangkuk terpisah, tambahkan air panas ke gula merah untuk melunakkannya.
  3. Tuangkan air gula ke dalam mangkuk besar, dan aduk rata hingga adonan tepung beras menjadi halus (tanpa gumpalan). 
  4. Jika diinginkan, Yupiers bisa menambahkan kurma kering, kacang tanah, dan buah-buahan serta biji-bijian lainnya ke dalam adonan.
  5. Tuangkan adonan ke dalam loyang berlapis aluminium dan kukus selama sekitar 1 jam.

3. Jeruk Mandarin - Simbol Kecukupan dan Kekayaan
Jeruk Mandarin

Buah jeruk Mandarin sering diberikan sebagai hadiah kepada sesama keluarga atau rekan, dengan bentuk bulat dan warna emasnya diyakini melambangkan kemakmuran dan membawa rejeki sepanjang tahun bagi penerimanya. 

Memakan dan memajang jeruk Mandarin dipercaya membawa keberuntungan dan rezeki karena pengucapannya, bahkan tulisannya.

Buah-buah ini sering disajikan masih tergantung di pohon kecil, yang kemudian dapat menjadi dekorasi yang indah di rumah atau menjadi bagian dari keranjang buah yang dimaksudkan untuk dinikmati selama perayaan, biasanya di akhir acara makan bersama.

4. Fa Cai Yu Sheng - Simbol Keberuntungan
Fa Cai Yu Sheng

Fa cai Yu sheng atau Xinnian Yusheng, yang diterjemahkan sebagai "salad ikan mentah kemakmuran" atau "salad ikan mentah Tahun Baru Imlek," merupakan hidangan seperti salad yang warna warni. 

Konon, pada tahun 1960-an, Empat Raja Surgawi, yaitu koki Lau Yoke Pui, Tham Yui Kai, Sin Leong, dan Hooi Kok Wai, menciptakan hidangan ini di restoran-restoran Singapura. Resepnya melibatkan parutan lobak putih dan hijau, wortel, irisan jahe, irisan bawang bombay, kacang tanah tumbuk, jeruk bali, merica, sari ayam, minyak, garam, cuka, gula, dan bahan lainnya.

Untuk meningkatkan cita rasa, para koki mulai mencampur saus terlebih dahulu, memastikan setiap hidangan memiliki rasa yang seimbang. Popularitas Yu sheng melesat tinggi ketika para pengunjung mulai mengadopsinya dengan cara mereka sendiri, dan sejak saat itu, resep Yusheng ini tidak hanya populer di Singapura tetapi juga menyebar ke luar negeri.

Tradisi yang umum di kalangan masyarakat Tionghoa adalah menikmati Yu Sheng bersama-sama, suatu kegiatan yang dikenal dengan sebutan "lo hei." Saat menyantap hidangan ini, seringkali mereka mengangkat piring setinggi-tingginya, menggambarkan harapan untuk keberuntungan yang semakin meningkat.

Momen ini menjadi simbol kebersamaan dan harapan positif dalam budaya Tionghoa. Ritual mengangkat piring menciptakan nuansa yang penuh semangat dan optimisme, mengingatkan kita pada keinginan untuk membawa keberuntungan yang lebih baik dalam kehidupan.

5. Lumpia Goreng - Simbol Kekayaan
Lumpia Goreng

Lumpia, atau yang dalam bahasa Tionghoa disebut chun juan, mendapatkan namanya dari perayaan tradisional, yaitu Festival Musim Semi (chunjie), yang juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. 

Risol berwarna emas yang renyah ini melambangkan emas batangan, membawa harapan akan kekayaan dan kemakmuran di tahun yang akan datang.

Kulit atau pembungkusnya yang terbuat dari adonan tepung terigu dan air, berisi isian berupa wortel parut, jamur shiitake, kubis, tauge, dan daging babi. Semua bahan itu kemudian disiram dengan saus anggur Shaoxing, saus tiram, dan jahe. 

Sebagian besar lumpia digoreng untuk mendapatkan kulit yang renyah, dan dengan tujuan untuk membuat isiannya lembut dan hangat. 

6. Mie Panjang Umur (Changshou Mian) - Simbol Kebahagiaan dan Umur Panjang
Mie Panjang Umur (Changshou Mian)

Terjemahan harfiah dari "changshou mian" adalah "mie umur panjang". Mie yang panjangnya sekitar 1 meter ini sering muncul pada hari ulang tahun dan acara spesial lainnya, melambangkan harapan akan umur panjang, kebahagiaan, dan kesehatan. 


Mie ini dapat dinikmati dalam berbagai variasi, termasuk digoreng, disajikan dengan saus tiram dan irisan halus jamur shiitake serta bok choy, atau dihidangkan dalam kaldu sederhana yang diberi sedikit bumbu kedelai dan jahe.

7. Ikan - Simbol Kemakmuran
Ikan

Ikan menjadi simbol peningkatan kemakmuran dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Dalam budaya Tionghoa, kata "ikan" (? Yú) mirip dengan kata "kelebihan", mewakili harapan akan surplus di akhir tahun untuk membawa keberuntungan di tahun berikutnya. 

Tradisi mengenai ikan menyatakan bahwa ikan harus menjadi hidangan terakhir yang tersisa, menandakan harapan akan surplus setiap tahun. 

Makanan khas seperti ikan mas crucian, ikan mas lumpur Cina, dan ikan lele dipilih berdasarkan homofonik yang menguntungkan, membawa harapan akan keberuntungan dan surplus dalam setiap hidangan. 

Ucapan keberuntungan seperti "????" (Niánnián y?u yú) dan "????" (Yú yuè lóngmén) menggambarkan harapan akan kelimpahan dan kesuksesan.

8. Ayam Utuh - Simbol Keberuntungan dan Keutuhan
Ayam Utuh

Ayam utuh memiliki makna 'keberuntungan' dan 'keutuhan' dalam budaya Tionghoa, karena kata "ayam" adalah homofon untuk ji (?), yang artinya 'keberuntungan' dan 'kemakmuran'. 

Ayam disajikan utuh, termasuk kepala dan kaki, untuk melambangkan 'persatuan' dan 'keutuhan', serta menandakan 'awal dan akhir yang baik' dalam tahun tersebut. 

Ayam utuh ini biasanya direbus atau dipanggang dengan bahan sederhana seperti jahe atau kedelai, ayam utuh juga dipersembahkan pertama kali kepada leluhur dan dewa sebagai tanda berkah dan perlindungan. 

Ceker ayam, yang dimakan oleh pencari nafkah, diyakini membantu mereka 'merebut' kekayaan karena kata 'grab' homofon dengan 'cakar' ayam.

Apa yang Tidak Boleh Dimakan Saat Imlek?

Berikut adalah lima makanan yang pantang dimakan selama perayaan Imlek:

  1. Lobster: Meskipun dikenal sebagai makanan mewah, lobster dilarang dihidangkan dan dikonsumsi karena cara berjalannya yang dianggap membawa kemunduran atau kegagalan.
  2. Kepiting: Seperti lobster, kepiting juga dilarang untuk dikonsumsi karena cara berjalannya yang dianggap membawa hal buruk dan tidak memberikan kemajuan dalam hidup.
  3. Labu: Meskipun kaya nutrisi, labu tidak boleh dihidangkan karena pelafalan kata 'labu' yang mirip dengan 'kematian', dianggap membawa makna buruk.
  4. Makanan Berjumlah Ganjil: Menyajikan dan mengonsumsi makanan yang berjumlah ganjil dianggap sebagai pantangan. Makanan harus ada dalam hitungan genap, dan angka 4 dihindari karena dianggap membawa nasib buruk.
  5. Makanan Berwarna Putih: Makanan berwarna putih, seperti susu, tahu, nasi, yogurt, dihindari karena dianggap sebagai simbol kematian dan membawa arti kehilangan hingga nasib yang buruk dalam kepercayaan Tionghoa.

Apa yang Biasa Dilakukan Malam Tahun Baru Imlek?

Semangat tradisi Imlek tercermin dalam rasa syukur terhadap rumah dan keluarga, yang menjadi dasar dari tradisi berkumpul dengan sanak saudara serta kerabat sambil menikmati hidangan bersama. 

Hal ini terutama tampak dalam acara Jamuan Makan Malam Keluarga atau Reunion Dinner yang diselenggarakan pada malam tahun baru, di mana para anggota keluarga dengan penuh semangat kembali pulang, bahkan dari tempat yang sangat jauh, untuk merayakan makan malam paling berkesan dalam tahun bersama orang-orang terkasih.

Momentum ini tidak hanya dirayakan sekali dalam sepanjang perayaan. Seiring berjalannya waktu, hari-hari berikutnya diisi dengan kunjungan ke kerabat dan teman-teman dekat. Dalam suasana yang penuh kehangatan, saling menyapa dan memberikan hampers Imlek, mendoakan keberuntungan di tahun baru, dan menikmati waktu berkualitas bersama menjadi esensi dari perayaan Tahun Baru Imlek.

Yuk Buat Tahun Baru Imlek Semakin Meriah Bareng Yupi Happy Orange Slice Box and Jar!
Yupi Orange Slice Box

Yupi membawa keceriaan dengan produk Spesial edisi Chinese New Year yang berisi Yupi berbentuk irisan jeruk yang enak dan segar, memberikan pengalaman rasa buah jeruk yang autentik.

Produk ini hadir untuk menambah semarak momen Imlek bersama keluarga dan juga menjadi pilihan ideal untuk dikirimkan kepada kerabat tersayang, memberikan kebahagiaan melalui perpaduan rasa gummy dan jeruk yang unik.

Terdapat dua tipe kemasan Yupi Happy Orange Slice: Box dan Jar. Setiap box Yupi Orange Slice berisi 80 gram gummy jeruk. Sementara itu, kemasan jar tersedia dalam dua ukuran, yaitu Yupi Orange Slice Jar 200 gram dan Yupi Orange Slice Jar 500 gram.

Tentunya ukuran besar ini menjadikan Yupi Edisi Imlek ini pilihan yang tepat untuk dinikmati bersama keluarga dan teman-teman.

Yuk dapatkan segera Yupi Orange Slice Box and Jar Special Chinese New Year Edition ini dengan harga spesial. Buat Tahun Baru Imlek semakin berwarna dengan permen suguhan Imlek ala Yupi!

#Yupiness Imlek

Home Our Story Events Games Profile