menu
logo mobile
sound
Yupi Good Talent Yupiland Store Meet Your Heroes Collaborations Yupi Diary What's Happening Our Story Cool Pics Here Say Hi! FAQ It's Game Time Terms & Condition

15 Cerita Dongeng Sebelum Tidur Lucu dan Penuh Pesan Moral

Temukan 15 dongeng sebelum tidur anak yang lucu, mendidik, & penuh pesan moral. Pelajari juga manfaat membacakan dongeng untuk tumbuh kembang anak

Di era teknologi yang semakin maju, tradisi membacakan dongeng sebelum tidur tetap menjadi momen berharga bagi orang tua dan anak, menawarkan pengalaman yang tidak bisa digantikan oleh layar gadget. Menurut KBBI, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi atau kejadian di masa lampau yang aneh.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dongeng sebelum tidur adalah cerita imajinatif yang mengajak anak berpetualang ke dunia fantasi, sambil memberikan pelajaran moral dan menumbuhkan kreativitas mereka, yang dibacakan sebelum anak tidur.

Menariknya, penelitian terbaru dari Pediatrics dan Psychological Science menunjukkan bahwa membacakan dongeng dapat meningkatkan imajinasi, kreativitas, dan kosa kata anak-anak, jauh lebih efektif dibandingkan menonton video. Hal ini mengimplikasikan bahwa membaca buku bukan hanya meningkatkan eksposisi kata, tetapi juga melatih otak untuk menciptakan gambar dan merespon frasa dan irama yang membentuk cerita, bahkan yang sederhana sekalipun.

Nah, bagi Yupiers yang mencari cerita sebelum tidur yang lucu dan mendidik, sekaligus mendapatkan beberapa manfaat di atas, Yumin telah menyiapkan kumpulan lima belas cerita dongeng sebelum tidur yang penuh pesan moral untuk si kecil. Simak selengkapnya ya!

1. Dongeng Kancil dan Siput
dongeng sebelum tidur kancil dan siput

Di dalam hutan yang sunyi, tinggallah seekor Kancil yang angkuh dan sombong. Kancil bangga dengan kecepatannya yang luar biasa dan menganggap dirinya tak tertandingi di antara semua makhluk hutan. Namun kesombongannya itu akhirnya dipatahkan dalam suatu perlombaan.

Suatu hari, Kancil menertawakan siput yang kecil dan lambat. Siput itu kemudian menantang kancil untuk lomba lari.

"Kancil yang sombong, aku akan menunjukkan padamu bahwa kecepatan bukan segalanya!" kata Siput dengan tegas.

Setelah mendengar ucapan Kancil yang mencemoohnya kecil dan lambat, Siput menantangnya untuk lomba lari. Kancil tersenyum meremehkan Siput.

"Kau tidak mungkin bisa mengalahkanku, Siput lambat. Tapi mari kita lihat!" kata Kancil dengan sombong.

Sebelum hari perlombaan, Siput diam-diam berkumpul dengan teman-temannya. Mereka berdiskusi untuk membantu Siput menantang kesombongan sang Kancil.

Semua teman Siput terlihat sama persis antara satu dengan yang lainnya. Teman-teman siput ini akan bersembunyi di sepanjang jalur perlombaan dan keluar ketika mendengar langkah kaki Kancil.

Ketika hari perlombaan tiba, Kancil dan Siput bersiap di garis start.

"Aku akan mengalahkanmu, Siput!" ujar Kancil dengan nada mengejek.

"Tidak, Kancil. Kita akan melihat siapa yang tertawa terakhir," jawab Siput sambil tersenyum.

Saat di garis awal perlombaan, Kancil dengan sombongnya sudah berlari kencang meninggalkan Siput. Namun setiap kali Kancil merasa sudah meninggalkan Siput jauh di belakangnya, ternyata Siput justru ada di depan Kancil.

Kancil menambah kecepatan larinya. Namun di setiap tikungan dan setiap dia merasa unggul, tiba-tiba saja Siput muncul di depannya.

"Hah? Bagaimana mungkin?!" teriak Kancil dengan kaget.

Hal itu berulang terus menerus di sepanjang jalur lintasan balap lari, hingga ketika tiba di garis akhir. Kancil yang lelah semakin terkejut ketika melihat Siput ada di garis akhir lomba. Hal ini membuat Kancil kalah dalam perlombaan tersebut.

"Sombongmu membuatmu buta, Kancil. Kau telah meremehkan kekuatan kerja sama dan kebijaksanaan," jawab Siput dengan tenang saat melewati garis akhir.

Kancil merenung dan menyadari kesalahannya. Ia memahami pelajaran berharga bahwa kesombongan hanya akan membawa kekalahan. Sementara kerendahan hati serta kerja sama adalah kunci menuju keberhasilan yang sejati.

Pesan Moral cerita Kancil dan Siput:

  • Kesombongan akan berujung pada kekalahan.
  • Kita harus menghargai setiap individu.
  • Setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
  • Kerja sama yang baik akan menghasilkan menghasilkan sebuah keberhasilan.
Kancil memang merupakan salah satu karakter dongeng yang cukup sering diceritakan, ada juga dongeng kancil lainnya yang cukup terkenal yaitu dongeng kancil dan buaya.

2. Kelinci yang Sombong dengan Kura-Kura
Kelinci yang Sombong dengan Kura-Kura dongeng sebelum tidur

Di dalam hutan rimba, tinggallah seekor Kelinci yang amat sombong. Ia memandang rendah semua makhluk di sekelilingnya, Ia merasa dirinya paling gagah dan tercepat.

Suatu hari, si Kelinci bertemu dengan Kura-kura. Ia merasa bahwa Kura-kura adalah makhluk yang sangat lambat dan lemah. Kelinci mulai mengolok-olok Kura-kura dan mengatakan pasti dia bisa mengalahkan Kura-kura dalam perlombaan.

"Hei, Kura-kura lamban. Kau tidak akan pernah bisa menandingiku dalam lomba!" celetuk Si Kelinci dengan nada meremehkan.

Kura-kura merasa terluka dengan kata-kata sombong Kelinci.

"Apa kau yakin, Kelinci? Kita akan membuktikannya nanti," jawab Kura-kura dengan sabar.

Mendengar tantangan itu, Kelinci dengan cepat menerima. Ia yakin akan menang tanpa kesulitan. Perlombaan dimulai, Kelinci berlari dengan sangat cepat dan yakin akan menang. Sementara Kura-kura bergerak dengan lambat dan hati-hati.

Kelinci terus berlari dan melihat ke belakang untuk memastikan Kura-kura masih jauh di belakangnya. Kelinci memutuskan untuk beristirahat sejenak dan tidur di bawah pohon.

"Kura-kura, kau memang lambat! Aku akan beristirahat sejenak," ucap Kelinci sambil berbaring di bawah pohon dan tertidur.

Namun saat Kelinci terbangun, ia terkejut menyadari Kura-kura telah hampir sampai di garis akhir.

"Bagaimana mungkin?" serunya kaget.

Si Kelinci lantas berlari sekuat tenaga untuk mencoba menyalip Kura-kura. Namun terlambat sudah, Kura-kura yang sabar dan tekun telah berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu.

Kelinci hanya bisa terengah-engah di belakang. Ia merasa sangat malu dan menyesal atas kesombongannya.

Semua hewan di hutan yang menyaksikan perlombaan itu pun tertawa melihat kelakuan Si Kelinci. Mereka mengagumi kesabaran dan ketekunan Kura-kura. Si Kelinci yang tadinya sombong, kini merasa kecil hati dan menyesal.

"Aku telah belajar pelajaran yang berharga hari ini," ucap Kelinci pada Kura-kura.

"Kesombongan tidak akan membawa kita kemana-mana. Ketekunan dan kesabaranlah yang akan membawa kita meraih kemenangan."

Kura-kura dengan bijaksana menjawab, "Memang benar, Kelinci. Jangan pernah meremehkan orang lain. Setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing."

Sejak saat itu, Si Kelinci berubah menjadi makhluk yang lebih rendah hati dan tidak pernah lagi meremehkan makhluk lain. Ia belajar untuk menghargai usaha dan kerja keras, serta menyadari pentingnya kesabaran dan ketekunan.

Pesan Moral Kelinci yang Sombong dengan Kura-kura:

  • Kesabaran membawa keberhasilan.
  • Selalu rendah hati dan menghargai orang lain.
  • Jangan meremehkan kemampuan orang lain.
  • Kesombongan akan membawa petaka.
  • Belajar dari kesalahan.

3. Bawang Merah dan Bawang Putih
dongeng anak bawang merah dan bawang putih (1)

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang gadis bernama Bawang Putih yang tinggal bersama ayahnya. Mereka hidup bahagia, meskipun Bawang Putih sangat merindukan ibunya yang sudah meninggal.

Suatu hari, ayah Bawang Putih menikah lagi dengan seorang janda. Dari pernikahan ini, mereka memiliki seorang anak bernama Bawang Merah.

"Mulai sekarang, kau punya ibu baru dan saudara tiri," kata sang ayah.

Awalnya, Bawang Putih merasa senang karena ibu tiri dan Bawang Merah bersikap baik padanya. Namun setelah ayahnya meninggal dunia, sikap ibu tiri dan Bawang Merah berubah. Mereka memaksa Bawang Putih mengerjakan semua pekerjaan rumah.

"Kau harus mengerjakan semuanya, setiap hari," perintah ibu tirinya dingin.

Bawang Putih yang sabar, selalu bekerja tanpa mengeluh. Meskipun ia diperlakukan seperti pembantu.

Suatu hari, saat Bawang Putih mencuci di sungai, salah satu selendang kesayangan Bawang Merah hanyut terbawa arus.

“Maaf, Kak, selendangmu hanyut,” kata Bawang Putih dengan cemas.

Bawang Merah marah besar kepada Bawang Putih karena selendangnya hilang terbawa arus.

"Kau harus menemukannya! Jangan pulang sebelum selendang itu kembali!" bentaknya.

Dengan hati-hati, Bawang Putih menyusuri sungai hingga larut malam. Tapi selendang itu belum ditemukan.

Dalam perjalanan, Bawang Putih menemukan sebuah gubuk kecil dan mengetuk pintunya. Seorang nenek tua membukakan pintu.

“Apa yang kau cari, nak?” tanya nenek itu dengan lembut.

Bawang Putih menjelaskan tentang selendang yang hilang.

Nenek itu berkata, “Selendangmu ada di sini, tapi kau harus menemaniku selama seminggu dulu.”

Bawang Putih setuju. Selama seminggu, ia membantu nenek itu dengan rajin dan penuh kesabaran.

Setelah seminggu, nenek memberikan selendang itu dan menyuruh Bawang Putih memilih satu labu sebagai hadiah. Bawang Putih memilih labu kecil karena khawatir tidak kuat membawa yang besar.

"Terima kasih, Nek," katanya sopan.

Sesampainya di rumah, ia membelah labu itu dan terkejut melihat isinya. Labu itu berisi penuh dengan emas dan permata.

Ibu tiri yang serakah menyuruh Bawang Merah melakukan hal yang sama. Namun karena Bawang Merah malas dan tidak sopan kepada nenek, ia memilih labu besar. Ketika labu itu dibelah, isinya bukan emas, melainkan ular dan hewan berbisa.

Bawang Merah dan ibunya ketakutan. Mereka akhirnya menyadari kesalahan mereka dan memohon maaf kepada Bawang Putih. Dengan hati baik, Bawang Putih memaafkan mereka. Sejak saat itu, mereka hidup lebih rukun.

Pesan Moral cerita rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih:

  • Pentingnya jujur dan bertanggung jawab dalam tindakan kita.
  • Menghargai setiap individu dan tidak meremehkan orang lain berdasarkan penampilan atau perbedaan.
  • Kebaikan dan kesabaran adalah kunci keberhasilan.
  • Bersikap baik pada setiap makhluk hidup.

4. Dongeng Sebelum Tidur: Persahabatan Semut dan Belalang
cerita dongeng anak semut dan belalang (1)

Di tengah hutan yang indah dan subur, hiduplah sepasang teman tak terpisahkan. Mereka adalah Semut dan Belalang. Mereka berdua telah menjalin persahabatan erat selama bertahun-tahun. Mereka saling mendukung dan melindungi satu sama lain.

Pada suatu hari, ketika musim kemarau melanda, Belalang mengalami kekeringan tanpa makanan. Perut Belalang sudah kosong dan hatinya sangat cemas, Ia akhirnya meminta pertolongan pada sahabat setianya, si Semut.

"Semut, aku dalam kesulitan besar. Aku tidak bisa mencari makan di musim kemarau ini," ucap Belalang dengan nada khawatir.

Tanpa ragu, Semut langsung menjawab, "Jangan khawatir, Belalang. Aku akan membantumu. Bersamamu dalam suka dan duka adalah tugas seorang sahabat."

Semut yang dermawan itu membagi sumber makanannya kepada Belalang. Si semut juga memberikan saran cara bertahan hidup di masa krisis. Belalang terharu oleh kebaikan hati Semut dan berjanji untuk selalu bersama dalam suka dan duka.

Beberapa waktu kemudian, saat hujan turun deras, Semut terjebak dalam lubang yang dalam dan berbahaya. Semut berteriak meminta bantuan dan didengar oleh Belalang. Si Belalang tanpa ragu langsung meluncur untuk memberikan pertolongan.

"Dengan senang hati, Semut! Aku akan menyelamatkanmu!" seru Belalang sambil memanggil teman-temannya untuk bergabung dalam misi penyelamatan.

Mereka bekerja bersama dengan kompak dan penuh semangat. Mereka menggali dan menarik Semut keluar dari lubang yang gelap. Saat Semut akhirnya melihat sinar matahari lagi, ia tersenyum lebar. Semut mengucapkan terima kasih kepada Belalang dan teman-temannya.

"Pertolonganmu sungguh berarti bagiku, Belalang. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu," ucap Semut dengan tulus.

"Persahabatan sejati tak tergantikan oleh apapun, Semut. Bersama-sama kita mampu mengatasi segala rintangan," jawab Belalang sambil tersenyum bahagia.

Sejak saat itu, persahabatan mereka semakin kuat dan tak tergoyahkan. Mereka belajar bahwa kesetiaan, pertolongan, dan kerja sama adalah kunci dalam membangun hubungan yang baik dan langgeng.

Kisah persahabatan Semut dan Belalang mengajarkan tentang pentingnya memiliki teman yang setia dan selalu siap membantu dalam kesulitan. Persahabatan yang baik dan tulus adalah harta yang tak ternilai, yang perlu dijaga dan dirawat dengan penuh kasih sayang.

Pesan Moral Dongeng Sebelum Tidur Persahabatan Semut dan Belalang:

  • Pentingnya kesetiaan dan selalu membantu dalam keadaan baik maupun buruk.
  • Bersyukur dan menghargai bantuan.
  • Pentingnya kerja sama dalam mengatasi masalah dan kesulitan.

5. Cerita Singa dan Tikus
singa dan tikus (1)

Di padang rumput yang luas, ada seekor Singa yang gagah perkasa dan Tikus yang kecil tapi lincah. Keduanya hidup di dalam ekosistem yang sama. Tetapi mereka berdua memiliki perbedaan yang mencolok dalam ukuran dan kekuatan.

Suatu hari, Singa sedang tidur pulas di bawah pohon rindang. Tikus dengan keusilannya berlarian di sekitar tubuh Singa yang besar. Tikus tanpa sengaja menyentuh hidung Singa. Singa itu bangun dari tidurnya dengan geram.

"Hei Tikus kecil yang nakal. Kau ingin bermain-main dengan Singa?" ucap Singa dengan suara menggertak.

Tikus menangis ketakutan, memohon maaf pada Singa, "Tolong maafkan aku, Singa besar! Aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya ingin bersenang-senang."

Singa melihat ketakutan di mata Tikus dan memutuskan untuk melepaskan Tikus dari cengkeramannya.

"Baiklah, Tikus kecil. Kali ini aku akan memaafkanmu. Tetapi berhati-hatilah lain kali," ucap Singa dengan lembut.

Tikus merasa bersyukur. Ia berjanji kepada Singa bahwa suatu hari nanti akan membalas kebaikan yang diterimanya.

Beberapa hari kemudian, Singa terperangkap di dalam jaring pemburu yang kuat. Ia berjuang keras untuk melepaskan dirinya. Tetapi semakin ia bergerak, semakin kuat jaring tersebut mengikatnya. Singa merintih kesakitan, berharap ada yang bisa membantunya.

Tikus yang sedang mencari makan pun mendengar tangisan Singa dari kejauhan. Tanpa ragu, Tikus menghampiri Singa yang terjebak dan bergegas menolongnya.

"Dengarlah, Singa! Aku akan membantumu!" seru Tikus sambil menggigit-gigit jaring pemburu dengan giginya yang tajam.

Meskipun Tikus kecil, tekadnya kuat. Ia terus menggigit dan mengunyah jaring itu hingga akhirnya jaring itu putus. Singa pun bisa terbebas berkat pertolongan tikus. Singa mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Tikus.

"Terima kasih, Tikus kecil. Engkau telah menyelamatkan hidupku. Aku tidak akan pernah melupakan bantuanmu," ucap Singa.

Tikus tersenyum bangga dan berkata, "Kita adalah teman, Singa. Dan teman selalu membantu satu sama lain."

Sejak saat itu, Singa dan Tikus menjadi sahabat yang tak terpisahkan. Mereka belajar bahwa kebaikan hati dan pertolongan tidak mengenal batas. Meskipun mereka berbeda dari ukuran dan kekuatannya.

Kisah persahabatan mereka mengajarkan bahwa kebaikan akan selalu berdampak positif. Tindakan baik yang kita lakukan akan memiliki dampak jangka panjang yang luar biasa.

Pesan Moral Persahabatan Cerita Singa dan Tikus:

  • Kebaikan Selalu Berdampak Positif.
  • Tidak meremehkan atau merendahkan orang lain, terlepas dari penampilan atau kekuatan mereka.
  • kebaikan bisa datang dari tempat yang tidak terduga, dan tindakan baik yang kita lakukan mungkin memiliki dampak jangka panjang yang positif.
  • Pentingnya saling membantu tanpa mengharap imbalan langsung.

Baca Juga : 10 Daftar Film Kartun Anak yang Mendidik & Seru

6. Malin Kundang
malin kundang (1)

Di sebuah desa nelayan yang sederhana, hiduplah seorang anak muda bernama Malin Kundang. Ia tinggal bersama ibunya yang janda. Mereka hidup dalam kemiskinan, tetapi penuh dengan kebahagiaan dan kasih sayang.

Ketika Malin Kundang tumbuh dewasa, ia ingin pergi merantau untuk mencari keberuntungan di kota besar. Dengan berat hati, ibunya melepasnya pergi. Ibunya berdoa agar Malin Kundang mendapat kesuksesan.

Bertahun-tahun berlalu setelah kepergiannya, Malin Kundang kembali ke desa membawa kemegahan dan kemakmurannya. Ia ditemani istrinya yang cantik. Ia membagikan kekayaannya kepada penduduk desa.

Kabar tentang kepulangan Malin Kundang pun menyebar dan didengar ibunya. Ibunya yang sudah menua bergegas ke pelabuhan untuk menemui anaknya.

Dengan hati penuh harap, ibunya ingin bertemu kembali dengan anak yang tercinta. Di tengah kerumunan, ibu Malin Kundang melihat siluet yang sangat dikenalnya.

"Malin, anakku!" serunya dengan suara penuh kerinduan.

Malin Kundang yang telah lupa dengan kesusahan masa lalunya, tersentak mendengar panggilan ibunya. Namun kemudian ia menatap ibunya dengan dingin. Seakan ia tidak mengenalinya.

"Siapa kau? Kenapa kau memanggilku dengan nama itu?" ucap Malin Kundang dengan nada sinis.

Ibu Malin Kundang terpukul oleh sikap dingin dan penolakan anaknya sendiri. Air mata pun berlinang dari matanya yang keriput.

"Malin, apakah kau tidak mengenal ibumu sendiri?" ucap ibunya dengan perasaan terluka.

Malin Kundang tak peduli akan air mata ibunya. Ia malah memandangnya dengan rasa malu dan jijik.

"Tinggalkan aku! Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan wanita tua sepertimu!" bentaknya dengan suara keras.

Ibu Malin Kundang patah hati dan terluka oleh sikap anaknya. Ia menangis sejadi-jadinya.

"Jika itu kehendakmu, Malin, biarlah ibumu mengutukmu menjadi batu!" ucap ibunya dengan suara gemetar, sebelum akhirnya meninggalkan Malin Kundang.

Kutukan ibu itu tidak sia-sia. Ketika Malin Kundang berlayar kembali ke laut, badai menghantam kapalnya dengan ganas. Ombak besar menenggelamkan kapalnya. Malin Kundang telah berubah menjadi batu yang besar di pantai.

Cerita Malin Kundang mengingatkan akan pentingnya menghormati dan berbakti kepada orang tua, bahkan ketika kita sudah sukses. Kekayaan dan kemegahan tidak boleh membuat kita lupa dengan nilai-nilai kehidupan dan kasih sayang. Cerita ini juga mengingatkan bahwa tindakan tidak hormat terhadap orang tua dapat menimbulkan penyesalan.

Pesan Moral cerita Malin Kundang:

  • Cerita ini mengajarkan pentingnya menghormati dan berbakti kepada orang tua, bahkan ketika kita telah mencapai kesuksesan.
  • keberhasilan dan kekayaan material tidak boleh membuat seseorang lupa akan nilai-nilai kehidupan dan kasih sayang.
  • Mengajarkan bahwa tindakan yang tidak hormat terhadap orang tua dapat menimbulkan perasaan penyesalan yang mendalam. Kesalahan yang dibuat oleh Malin Kundang mengubahnya menjadi batu dan mencerminkan penyesalan yang tidak bisa diubah.
Jika Yupiers ingin membaca versi lengkapnya, bisa membaca cerita Malin Kundang di sini ya!

7. Dongeng Itik Buruk Rupa
itik buruk rupa (1)

Di sebuah danau, hiduplah seekor itik kecil yang berbeda dari saudara-saudaranya. Dari sejak kecil, itik itu terlihat berbeda. Bulunya kusam dan berantakan. Namun ibu itik tetap mencintainya dengan tulus, meskipun saudara-saudaranya sering mengolok-oloknya.

"Kenapa kau selalu terlihat aneh?" ejek saudara-saudaranya dengan tawa nakal.

Itik kecil itu hanya bisa menunduk. Ia erasa sedih dan tidak berdaya.

"Mungkin aku memang tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini," gumamnya dalam hati.

Namun itik kecil itu terus tumbuh, meskipun menghadapi ejekan dari saudara-saudaranya. Ia yakin  bahwa suatu hari akan menemukan tempatnya dimana dirinya dihargai.

Bulan demi bulan berlalu, itik kecil itu mulai merasa semakin terasingkan. Namun ketika musim semi tiba, peristiwa yang luar biasa terjadi. Bulu-bulunya mulai berubah.

Perlahan-lahan, itik kecil itu berubah menjadi angsa yang cantik dan anggun. Saudara-saudaranya tercengang melihat perubahan itik kecil itu.

"Apa yang terjadi padamu?" tanya mereka dengan kagum.

Itik kecil yang telah menjadi angsa cantik itu tersenyum. Ia tidak menyimpan rasa dendam dalam hatinya.

"Aku hanya menjadi diriku yang sebenarnya," jawabnya dengan lembut.

Di ujung danau, ibu itik menatap dengan bangga. Anaknya yang telah tumbuh menjadi angsa yang anggun.

"Kau selalu istimewa bagiku," bisiknya dengan penuh kasih.

Dongeng ini mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menerima perbedaan dan menghargai keunikan setiap individu. Itik buruk rupa yang awalnya diolok-olok, akhirnya menemukan keindahan dirinya sendiri. Kecantikan sesungguhnya berasal dari hati dan setiap individu layak mendapatkan kasih sayang dan penghargaan.

Pesan Moral Itik Buruk Rupa:

  • Mengajarkan anak-anak untuk tidak merendahkan atau membully orang lain berdasarkan penampilan atau perbedaan fisik. Perlakuan baik dan hormat seharusnya diberikan kepada semua individu.
  • Menunjukkan pentingnya menerima perbedaan dan menghargai keunikan setiap individu. Itik buruk rupa, meskipun berbeda, tetap pantas mendapatkan kasih sayang dan perhatian
  • Mengajarkan anak-anak untuk memiliki keberanian dan kesabaran menghadapi tantangan atau perlakuan tidak menyenangkan. Perjalanan itik buruk rupa menunjukkan bahwa perubahan positif bisa terjadi seiring waktu
  • Menekankan peran penting kasih sayang dan dukungan dalam membantu seseorang merasa dihargai dan diterima. Sang ibu itik memberikan contoh perlakuan baik dan menyayangi itik buruk rupa sejak awal

8. Tikus Kota dan Tikus DesaTikus Kota dan Tikus Desa

Alkisah ada dua ekor tikus yang berteman baik. Tikus yang satu tinggal di perkotaan dan tikus satunya tinggal di pedesaan. Keduanya saling bertukar kabar mengenai kehidupan mereka. Kabar tersebut disampaikan lewat tikus kota dan tikus desa lainnya yang melakukan perjalanan antara kedua daerah tersebut.

Pada suatu hari, tikus kota ingin bertemu dengan teman desanya. Ia mengirimkan pesan tersebut melalui beberapa tikus di desa yang bisa ia temui. Tikus desa sangat bahagia dengan kunjungan teman-temannya. Ia membuat persiapan untuk menyambutnya.

Untuk menyambut temannya si Tikus kota, ia berangkat ke perbatasan desa mengenakan pakaian adat serta membawa karangan bunga. Sementara temannya yang dari kota itu mengenakan jas, sepatu bot, dan dasi leher. Mereka saling berpelukan dan bertukar sapa.

Tikus desa menyambutnya dan berkata, "Udara di sini sangat segar dan tidak tercemar. Suasana di desa ini sangat asri."

Mereka kemudian banyak mengobrol tentang berbagai topik. Kemudian mereka duduk untuk makan. Tikus desa memberinya buah-buahan dan biji-bijian gandum rebus. Setelah makan, mereka berjalan-jalan keliling desa. Sawah dan hutan tampak indah dengan warna kehijauan.

Tikus desa berkata, “Apakah kota ini mempunyai pemandangan yang begitu indah?”

Tikus kota tidak berkata apa-apa selain mengajak tikus desa untuk datang ke kota. Tikus kota ingin mengajak teman desanya itu untuk melihat kenyamanan kehidupan kota. Tikus desa berkata, ia pasti akan datang ke kota suatu hari nanti.

Tikus kota berkata, “Mengapa kamu tidak ikut denganku ke kota sekarang?”

Tikus desa menjawab, “Baiklah, aku akan mempertimbangkan ajakanmu.”

Ketika malam tiba, mereka pulang dan tidur di rerumputan yang lembut. Keesokan harinya saat sarapan, tikus desa menyajikan buah-buahan segar dan sereal kepada temannya.

Tikus kota menjadi tidak sabar dan berkata kepada tikus desa, "Ayo kita pergi ke kota sekarang. Beri aku kesempatan untuk melayanimu."

Tikus desa menerima ajakan tersebut dan bersiap untuk perjalanan ke kota. Tikus kota tinggal di sebuah rumah besar. Di rumah tikus kota, tikus desa terkejut melihat meja makan penuh dengan berbagai jenis masakan. Tikus desa belum pernah melihat makanan yang begitu beragam sebelumnya.

Tikus kota meminta tikus desa untuk menikmati makanannya. Tikus desa menyukai paneer dan menghabiskannya dengan cepat. Tiba-tiba, mereka mendengar suara kucing.

Kata tikus kota, "Cepat sembunyikan dirimu di bawah lemari. Kalau tidak, kucing itu akan memakan kita."

Keduanya bergegas menuju lemari dan bersembunyi di bawahnya. Setelah beberapa waktu, kucing itu pergi. Kedua tikus itu pun kembali keluar. Tikus desa itu masih gemetar. Tikus kota kembali mulai memakan makanan dan menenangkan temannya.

"Jangan taku temankut, ini adalah bagian dari kehidupan kota," kata tikus kota.

Tikus desa mengumpulkan keberaniannya dan pergi ke meja makan lagi. Kali ini dia dengan cepat menghabiskan kue yang dihidangkan. Pada saat yang bersamaan, seorang anak laki-laki datang ke sana dengan seekor anjing.

Tikus desa yang takut pada anjing bertanya kepada temannya, “Siapakah orang ini?”

Tikus kota berkata, "Dia adalah Jimmi, putra tuan rumah ini dan anjing itu adalah peliharaannya. Cepatlah bersembunyi di sana."

Setelah mereka pergi, kedua tikus itu keluar. Tikus desa sangat ketakutan.

Ia berkata, "Temanku, aku pikir aku harus kembali sekarang. Aku berterima kasih kepadamu atas hidangan lezatnya. Namun ada banyak bahaya di sini. Sekali lagi terima kasih."

Tikus desa pun mulai pulang menuju desa. Sesampainya di sana, dia menghela nafas lega dan berkata, "Oh! Hidup itu berharga dan di atas segalanya adalah kebijaksanaan."

Pesan Moral Tikus Kota dan Tikus Desa:

  • Mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan antara kehidupan di kota dan desa. Kedua tikus memiliki keunikan dan keindahan masing-masing, dan perbedaan itu seharusnya dihormati.
  • Menekankan pentingnya bersyukur dan menghargai apa yang kita miliki. Tikus desa menyadari keberuntungannya di desa setelah mengalami beberapa situasi yang menakutkan di kota.
  • Menunjukkan bahwa kebijaksanaan adalah kunci untuk membuat keputusan yang baik. Tikus desa mengambil keputusan yang bijak untuk kembali ke desa setelah menyadari bahaya di kota.
  • engajarkan bahwa dalam menghadapi lingkungan yang berbeda, kita perlu belajar menyesuaikan diri. Tikus desa berhasil mengatasi ketakutannya dan mencoba untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru.

9. Seekor Burung Hantu dan Seekor Belalang
Seekor Burung Hantu dan Belalang

Di suatu negeri, ada seekor burung hantu yang selalu tidur di siang hari. Suatu hari saat hari mulai gelap, Ia bangkit dari pohon tua berlubang dan  mengepakkan sayap. Cahaya kemerahan memudar dari langit dan bayangan merayap perlahan melalui hutan.

Burung hantu mulai mencari serangga, katak, dan tikus yang dia sukai. Ia berburu dengan mengeluarkan suara aneh "hoo-hoo-hoo-oo-oo". Suaranya bergema di hutan yang sunyi.

Seiring bertambahnya usia, burung hantu semakin menua. Ia menjadi sangat mudah tersinggung dan sulit untuk mengendalikan emosinya. Terutama jika ada sesuatu yang mengganggu tidurnya.

Pada suatu sore musim panas, seekor belalang bernyanyi dengan gembira namun serak di dekat burung hantu yang tidur.  Burung hantu itu di sarangnya di pohon ek tua. Kepala burung hantu tua tiba-tiba muncul dari lubang pohon yang berfungsi sebagai pintu dan jendela.

Burung hantu menyapa Belalang sambil berkata, “Keluar dari sini, Tuan. Apa kamu tidak memiliki sopan santun? Setidaknya tunjukkan rasa hormat kepada yang tua dengan membiarkanku tidur tenang."

Namun Belalang menjawab bahwa dia punya hak yang sama atas tempatnya di bawah sinar matahari. Seperti halnya si Burung Hantu yang punya sarang di pohon ek tua. Serangga lanjut bernyanyi dengan nada suara yang lebih keras.

Burung Hantu tua yang bijak paham bahwa berdebat dengan Belalang tidak akan ada gunanya. Selain itu, matanya terlalu lelah di siang hari. Jadi dia juga tidak bisa menghukum Belalang. Ia kemudian menenangkan dirinya dan berbicara kepada belalang dengan cara yang baik.

“Baik, Tuan. Jika saya harus begadang, saya akan duduk di sana untuk mendengarkan nyanyian Anda. Saya punya anggur enak yang dikirim dari Olympus. Saya diberitahu bahwa Apollo meminumnya sebelum dia bernyanyi untuk dewa-dewa tinggi. Saya akan senang jika Anda mau mencicipi minuman lezat ini. Anda akan bisa bernyanyi seperti Apollo,” kata si burung hantu.

Belalang yang bodoh itu pun tertipu hasutan Burung Hantu. Ia melompat dan berlari ke sarang burung hantu. Saat serangga sudah cukup mendekat, si burung hantu tua itu dapat melihatnya dengan jelas. Ia kemudian menerkam si serangga dan memakannya.

Pesan Moral Seekor Burung Hantu dan Belalang:

  • Mengajarkan pentingnya menghormati hak dan ruang pribadi orang lain, terutama ketika mereka sedang istirahat atau tidur. Tindakan Belalang yang mengganggu tidur burung hantu menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap hak orang lain.
  • Mengajarkan pentingnya berbicara dengan baik dan mempertahankan sopan santun, bahkan ketika kita merasa tersinggung atau terganggu. Burung hantu tua mencoba untuk berbicara dengan belalang dengan cara yang baik meskipun merasa terganggu.
  • Mengajarkan untuk mengetahui batas dan menghargai kehidupan makhluk lain. Gangguan Belalang terhadap burung hantu menunjukkan kurangnya pemahaman akan kebutuhan dan kehidupan orang lain.

10. Seekor Anjing dan Seekor Serigala
Seekor Anjing dan Seekor Serigala

Seekor Serigala yang kelaparan bertemu dengan seekor Anjing yang cukup gemuk. Ketika mereka bertegur sapa, serigala bertanya, "kenapa kamu bisa begitu gemuk?Apa makanan apa yang kamu punya?"

“Apakah kamu punya banyak daging? Aku yang jauh lebih kuat ini justru kurus karena kelaparan,” ucap Serigala.

Anjing itu menjawab, "Kamu bisa menikmati kondisi sepertiku jika kamu dapat memberikan pelayanan kepada tuanmu."

"Siapa itu?" tanya Serigala.

“Kamu harus menjadi penjaga pintu rumah tuanmu. Kamu juga harus melindungi rumahnya dari pencuri di malam hari.”

“Aku sangat siap untuk menjadi pelayan sepertimu. Saat ini aku harus bertahan dengan susah payah di tengah salju dan hujan lebat. Aku menjalani kehidupan yang menyedihkan di hutan. Bagiku, sangat menyenangkan jika bisa tinggal di bawah atap, di tempat nyaman, dan banyak makanan,” kata si Serigala.

“Kalau begitu, ikutlah bersamaku,” ajak si Anjing.

Saat mereka berjalan, Serigala mengamati leher Anjing yang diikat dengan rantai. Serigala yang penasaran kemudian bertanya, "Kenapa rantai itu melilit lehermu wahai temanku?"

"Oh, ini sebenarnya tidak apa-apa. Karena aku tampak garang, mereka mengikatku di siang hari agar aku diam. Saat malam, aku tidak memakai rantai untuk siap berjaga-jaga dan mengembara ke mana pun. Tuanku memberiku tulang. Para pelayan memberiku potongan daging. Aku mendapat makanan lezat apapun yang ditinggalkan setiap orang. Jadi tanpa perlu bersusah payah, perutku akan selalu merasa kenyang."

"Jika kamu ingin pergi kemanapun, apakah kamu bebas?" tanya serigala.

“Tentu saja tidak,” jawab Anjing.

“Kalau begitu, nikmatilah apa yang kamu rasa menyenangkan. Aku tidak bisa hidup sepertimu. Aku tidak akan menjadi raja jika kehilangan kebebasanku.”

Pesan Moral Seekor Anjing dan Seekor Serigala:

  • Mengajarkan bahwa kebebasan memiliki nilai yang tinggi. Meskipun anjing menikmati kenyamanan dan makanan yang disediakan oleh tuannya, dia kehilangan kebebasannya karena terikat oleh rantai. Serigala, meskipun harus mencari makanan sendiri, memilih untuk mempertahankan kebebasannya di hutan.
  • Menunjukkan pentingnya hati-hati dalam membuat kompromi. Meskipun anjing memiliki kenyamanan dan makanan yang cukup, dia kehilangan kebebasannya. Serigala, sebaliknya, memilih kebebasan meskipun harus menghadapi kesulitan dalam mencari makanan.
  • Mengajarkan untuk menilai kehidupan berdasarkan nilai pribadi dan prioritas masing-masing individu. Bagi serigala, kebebasan lebih berharga daripada kenyamanan dan makanan yang diberikan oleh manusia.
  • Menekankan pentingnya menghargai dan memelihara kebebasan. Meskipun kenyamanan dan keamanan dapat diberikan oleh orang lain, kehilangan kebebasan bisa menjadi harga yang terlalu mahal untuk dibayar.

11. Dongeng Angsa yang Bertelur Emas
Angsa yang Bertelur Emas

Dahulu kala di sebuah desa, hiduplah seorang petani miskin bersama istrinya. Suatu hari, sang petani membeli seekor angsa. Ia berharap angsa itu akan bertelur yang bisa dimakan dan sisanya dijual. Ia membawa angsa pulang dan membuatkan sarang untuknya bertelur.

Pagi harinya, petani pergi ke sarang untuk memeriksa apakah angsa tersebut sudah bertelur. Dengan terkejut, ia menemukan telur emas di sarang angsa itu. Petani pergi ke kota dan menjual telur emas tersebut dengan harga yang tinggi.

Angsa itu terus mengeluarkan telur emas setiap hari. Petani menjual telur-telur tersebut dan mendadak menjadi kaya. Namun semakin kaya sang petani, semakin besar pula kegilaannya akan kekayaan.

Suatu hari ketika sang petani dan istrinya sedang berbicara, sang istri berkata, "Kalau kita bisa mendapatkan semua telur dalam angsa itu, kita bisa menjadi lebih kaya dengan cepat."

"Kamu benar. Kita tidak perlu menunggu angsa itu bertelur setiap hari," kata sang petani,

Pasangan petani itu memutuskan untuk membunuh angsa tersebut. Esok harinya, mereka pergi ke sarang dan membunuh angsa itu. Tapi setelah itu, mereka hanya mendapati fakta bahwa angsa itu sama seperti angsa lainnya. Tidak ada telur emas di dalam angsa itu.

Sekarang, petani dan istrinya telah kehilangan angsa itu. Mereka juga tidak akan pernah mendapatkan telur emas lagi.

Pesan Moral Cerita Angsa Yang Bertelur Emas:

  • Pentingnya kesabaran dan rasa puas terhadap apa yang telah kita miliki adalah kunci kebahagiaan.
  • Keinginan yang berlebihan dan ketidakpuasan bisa merugikan diri sendiri dan menyebabkan kerugian yang tidak terduga.
  • Cerita di atas menunjukkan bahwa keputusan impulsif, seperti menyembelih angsa untuk mengambil semua emas, tanpa pertimbangan yang matang dapat berakibat merugikan.

12. Sang Wanita Tua dan Seorang Dokter
Wanita Tua dan Dokter

Dahulu kala, hidup seorang Nenek yang mulai kehilangan penglihatannya. Mata nenek itu hampir buta. Khawatir matanya tidak bisa melihat lagi, ia pun berkonsultasi dengan seorang Dokter yang berjanji bisa menyembuhkannya. Tapi dokter itu meminta bayaran yang tinggi.

Nenek setuju untuk membayar biaya jasa Dokter itu. Damun dengan syarat, ia harus benar-benar mengembalikan penglihatannya. Jika gagal, ia tidak akan membayar apapun. Dokter setuju dan memulai pengobatannya.

Dokter itu secara rutin mengunjungi Nenek untuk melihat perkembangan pengobatannya. Setiap kali datang, ia mencuri sesuatu di rumah nenek. Suatu hari, si dokter mengambil sebuah panci. Di hari lain, sebuah gambar yang tergantung di dinding ia bawa diam-diam. Hari ketiga, ia membawa sebuah perabot.

Hingga ketika tidak ada yang tersisa di rumah Nenek, Dokter mengatakan perawatan mata yang dilakukan hampir seslesai. Ia mengunjungi Nenek untuk kali terakhir dan meminta bayarannya.

Ketika Nenek melihat bahwa rumahnya sudah kosong, ia menolak membayar dokter itu. Dokter kemudian menggugatnya ke Pengadilan. Nenek dibawa ke pengadilan.

Ketika ditanya oleh hakim, nenek mengatakan, “Dokter benar tentang perjanjian kita. Saya setuju membayar biayanya jika berhasil menyembuhkan saya dan ia setuju tidak meminta bayaran jika gagal. Sekarang ia bersikeras bahwa saya sudah sembuh, tetapi bagaimana mungkin? Saat ia memulai perawatan, mata saya memang sudah semakin buruk. Tetapi saya masih bisa melihat perabot dan hal-hal lain di rumah saya. Namun sekarang, ketika menurutnya saya sudah sembuh, saya sama sekali tidak bisa melihat apa-apa! Alih-alih menyembuhkan saya, Dokter malah membuat saya buta!”

Pengadilan mengerti apa yang Nenek katakan. Nenek itu bisa pulang dengan bebas. Sementara si Dokter menghabiskan sisa hidupnya di penjara.

Pesan Moral Cerita Sang Wanita Tua dan Seorang Dokter:

  • Kejujuran dan integritas adalah nilai-nilai yang sangat penting. Dokter yang tidak jujur dan mencuri barang-barang dari rumah Nenek untuk keuntungannya sendiri akhirnya dihadapkan pada konsekuensi hukum.
  • Tindakan curang dan tidak jujur selalu memiliki konsekuensi. Meskipun Dokter mungkin berpikir bahwa mencuri barang-barang dari rumah Nenek tidak akan terbongkar, namun akhirnya perbuatannya membawa dampak negatif pada dirinya sendiri.
  • Cerita ini mengingatkan kita untuk waspada terhadap tawaran atau perjanjian yang dapat merugikan kita. Nenek berani menolak membayar ketika ia menyadari adanya penipuan dalam perawatan yang diberikan oleh Dokter.

13. Dongeng Sebelum Tidur: Kisah Putri Angsa
Kisah Putri Angsa

Di sebuah kerajaan yang damai, hiduplah seorang putri cantik bernama Odette. Ia dikenal di seluruh negeri karena keanggunan, berhati baik, dan kecintaannya pada danau. Odette sering menghabiskan hari-harinya di tepi air yang berkilauan untuk melihat angsa-angsa berenang dengan anggun.

Namun masalah sedang terjadi di kerajaan. Penyihir jahat bernama Rothbart ingin merebut tahta kerajaan. Suatu hari saat Odette berada di tepi danau, Rothbart mengucapkan mantra kuat.

Rothbart mengubah Odette mengubahnya menjadi angsa cantik di siang hari. Angsa itu kembali menjadi putri di malam hari. Sihir jahat itu juga mencuri suara Odette.

Setiap matahari terbenam, Odette akan kembali ke wujud manusia. Ia ingin sekali mematahkan kutukan itu. Tetapi ia tidak bisa berbicara untuk memberitahu siapapun tentang penderitaannya. Ia terjebak dalam dunia bisu. Hanya dengan bulan dan bintang ia bisa berbagi rahasianya.

Suatu malam, Odette berjalan di tepi danau yang diterangi cahaya bulan. Ia mendengar suara yang merdu. Suara itu berasal dari Pangeran Derek yang datang ke danau karena tertarik oleh keindahannya yang mempesona. Saat mereka menari bersama di bawah cahaya bulan, mereka merasakan ikatan yang kuat.

Pangeran Derek mengetahui tentang kutukan itu dan bersumpah untuk menghilangkannya. Setelah pertemuan itu, ia dan Odette menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Rasa cinta mereka semakin kuat setiap harinya. Namun Rothbart penyihir jahat tidak menyerah begitu saja.

Rothbart mengubah putranya, seorang pemuda tampan tapi jahat bernama Siegfried. Putranya itu diubah agar terlihat seperti Odette untuk menipu Pangeran Derek. Namun cinta sejati tidak bisa dibohongi. Derek mengenali tipu muslihat itu dan menyatakan cintanya pada Odette yang asli.

Di hadapan seluruh kerajaan, kekuatan cinta mereka begitu kuat sehingga bisa menghancurkan mantra jahat Rothbart. Dengan ledakan cahaya magis, Odette dibebaskan dari wujud angsanya dan Rothbart dikalahkan. Kekuatan gelapnya tidak bisa menandingi kekuatan cinta sejati.

Odette dan Derek akhirnya menikah dalam upacara yang megah dan penuh sukacita. Kisah cinta mereka pun diceritakan turun-temurun. Kerajaan menjadi berkembang pesat di bawah pemerintahan mereka. Danau yang dulu dikutuk, sekarang berkilau dengan keindahan yang lebih menakjubkan.

Pesan Moral Dongeng Sebelum Tidur Putri Angsa:

  • Kekuatan Cinta Sejati: Kisah Putri Angsa menunjukkan kekuatan cinta sejati yang dapat mengatasi rintangan apa pun, bahkan kutukan jahat sekalipun.
  • Keberanian untuk Bermimpi: Odette, meskipun terjebak dalam kutukan, tidak pernah kehilangan harapan. Dia terus bermimpi tentang cinta dan kebahagiaan, yang pada akhirnya terwujud.

14. Kisah Koloni Tikus dengan Kawanan Gajah
Kisah Koloni Tikus dengan Kawanan Gajah

Dahulu Kala, ada sebuah desa tua yang terbengkalai. Rumah-rumah, jalanan, dan toko-toko di desa itu semuanya kosong. Jendela-jendela sudah lama pecah dan tangganya ambruk. Selama ratusan tahun, para tikus menjadikan tumpukan puing-puing yang terbengkalai ini sebagai rumah mereka.

Gerombolan tikus membangun jaringan terowongan yang panjang dan membentuk labirin yang rumit. Mereka bersenang-senang dan berlarian kesana-kemari. Mereka mengadakan pesta makan malam, pernikahan, dan perayaan.

Suatu hari, kawanan gajah yang berjumlah ribuan melintasi desa itu. Para gajah berjalan untuk menuju danau besar di sebelah barat. Selama perjalanan, mereka hanya memikirkan betapa nikmatnya saat menceburkan diri ke danau.

Para gajah ini tidak tahu bahwa kakinya yang besar telah menginjak-injak jaringan terowongan dan labirin milik tikus. Terowongan dan labirin yang dibangun dengan susah payah itu pun hancur berantakan. Para tikus segera mengadakan pertemuan.

"Kalau kawanan gajah itu kembali lewat sini lagi, kita akan hancur!" teriak seekor tikus.

"Kita juga tidak akan bisa melawan binatang besar itu," teriak yang lain.

Hanya ada satu hal yang bisa dilakukan. Sekelompok tikus pemberani mengikuti jejak kaki gajah sampai ke danau. Di sana mereka menemui Raja Gajah. Tikus membungkuk di hadapan Raja.

Seekor tikus berbicara mewakili yang lain dan berkata, "Oh Raja, tidak jauh dari sini terdapat koloni tikus kami. Kami tinggal di desa tua terbengkalai yang Anda lewati tadi. Apakah Anda ingat?"

"Tentu saja saya ingat. Kami gajah, tidak pernah lupa. Tapi kami tidak tahu ada koloni tikus di sana,” jawab gajah.

"Anda tidak tahu ini, kawanan Anda telah menghancurkan banyak rumah yang kami tinggali selama ratusan tahun. Jika Anda pulang lewat jalan yang sama, itu pasti akan menghancurkan tempat tinggal kami. Kami kecil dan Anda besar. Tidak bisakah Anda mencari jalan lain untuk pulang? Siapa tahu, suatu saat nanti kami tikus bisa membantu Anda juga," kata tikus kepada raja gajah.

Raja Gajah tersenyum. Bayangkan, bagaimana tikus kecil bisa membantu seekor gajah? Tapi Ia merasa kasihan dengan kawanannya yang telah menghancurkan desa tikus, meskipun tanpa menyadarinya.

Raja gajah berkata, "Tidak perlu khawatir. Saya akan memimpin kawanan pulang lewat jalan lain."

Kebetulan sekali, di dekat situ tinggal seorang Raja yang memerintahkan para pemburu untuk menangkap gajah sebanyak mungkin. Mengetahui bahwa para gajah datang dari jauh untuk ke di danau, para pemburu membuat jebakan di dalam air. Begitu Raja Gajah dan kawanannya melompat ke danau itu, mereka semua terperangkap.

Dua hari kemudian para pemburu menyeret Raja Gajah dan kawanannya keluar dari danau dengan tali besar. Mereka mengikat gajah-gajah itu ke pohon-pohon besar di hutan. Setelah para pemburu pergi, semua gajah menatap Raja mereka. Raja Gajah berusaha keras untuk berpikir, apa yang bisa mereka lakukan?

Semua gajah diikat ke pohon kecuali seekor gajah betina. Ia bisa bebas sendiri karena tidak ikut melompat ke danau. Raja Gajah memanggilnya. Raja menyuruhnya kembali ke desa tua yang terbengkalai dan bercerita kepada tikus-tikus yang tinggal di sana.

Ketika para tikus mengetahui masalah yang dihadapi Raja Gajah dan kawanannya, mereka berlari cepat ke danau. Melihat Raja dan kawanannya terikat, mereka segera berlari ke tali-tali pengikat. Mereka mulai menggigitinya tali itu dengan cepat dan sekuat tenaga.

Tak lama kemudian, tali-tali itu tergigit putus. Para tikus membebaskan teman-teman mereka yang besar itu. Kawanan gajah menemukan jalan baru pulang dan komunitas tikus hidup bahagia selama bertahun-tahun yang akan datang.

Pesan Moral Cerita Koloni Tikus dan Kawanan Gajah:

  • Pentingnya saling membantu: Tikus dan gajah saling membantu untuk keluar dari masalah mereka. Tikus membantu gajah yang terjebak, dan gajah membantu tikus yang rumahnya dihancurkan.
  • Jangan meremehkan orang lain: Gajah pada awalnya meremehkan tikus, tetapi mereka akhirnya belajar bahwa tikus bisa membantu mereka.

15. Cerita Tiga Babi Kecil dan Rumah Kuat
Tiga Babi Kecil dan Rumah Kuat

Di pedesaan yang asri, tinggal tiga ekor anak babi bernama Porky, Petunia, dan Percy. Mereka bersaudara dan senang bermain bersama sepanjang hari. Tapi seiring berjalannya waktu, ibu mereka menyadari sudah waktunya anak-anaknya membangun rumah sendiri dan hidup mandiri.

"Ingatlah anak-anakku, dunia ini bisa berbahaya. Jadi bangunlah rumah kalian dengan kuat dan kokoh agar kalian aman," kata ibu babi.

Dengan berpelukan dan ciuman, ketiga anak babi itu mengucapkan selamat tinggal kepada ibu. Mereka berangkat mencari tempat yang sempurna untuk membangun rumah.

Porky, babi yang paling malas, menemukan tumpukan jerami di dekatnya. Ia memutuskan bahwa tumpukan jerami itu adalah tempat yang tepat untuk membangun rumahnya. Dengan sedikit usaha, dia membangun rumah jerami yang nyaman.

"Selesai! Sekarang aku bisa bersantai dan bermain sepanjang hari," kata Porky.

Petunia sedikit lebih rajin. Ia menemukan seikat kayu dan ranting untuk membangun rumahnya. Meski butuh waktu sedikit lebih lama, tapi ia berhasil membuat rumah kecil yang bagus.

Percy, yang paling bijak dari ketiganya, yakin bahwa kerja keras akan membuahkan hasil. Ia mencari bahan terkuat yang bisa ditemukan. Akhirnya ia menggunakan batu bata untuk membangun rumah. Ia menumpuk batu dan semen bata dengan hati-hati hingga tercipta rumah yang kuat dan kokoh.

Suatu sore saat matahari terbenam, seekor serigala jahat datang menghampiri ketiga anak babi itu. Serigala ini lapar dan mengincar babi-babi yang lezat itu. Yang pertama kali ia temukan adalah rumah jerami Porky.

"Babi kecil, babi kecil, biarkan aku masuk!" serigala itu mendengus dan terengah-engah.

Tapi Porky yang malas menjawab, "Tidak akan! Gak mau!"

Dengan terjangan yang kuat, serigala itu menerbangkan rumah jerami Porky. Porky ketakutan dan berlari ke rumah Petunia untuk mencari perlindungan. Serigala itu mengikutinya dan sampai di rumah Petunia yang terbuat dari kayu.

"Babi kecil, babi kecil, biarkan aku masuk!" serigala itu mengaum lagi.

Tapi Petunia yang sedikit lebih berani menjawab, "Tidak akan! Gak mau!"

Serigala itu mendengus dan menerjang dengan sekuat tenaga. Rumah Petunia pun runtuh. Sekarang, kedua babi yang ketakutan itu bergegas ke rumah batu bata milik Percy yang kokoh.

Serigala itu terus memburu mereka untuk mendapatkan makanan yang enak. Ia telah berdiri di depan rumah Percy.

"Babi kecil, babi kecil, biarkan aku masuk!" serigala itu menggeram lagi.

Percy yang merasa aman di rumahnya yang kokoh pun menjawab, "Tidak akan! Gak mau!"

Serigala itu mendengus dan menerjang rumah Percy sekuat tenaga. Tapi sekeras apapun mencoba, ia tidak bisa menerbangkan rumah bata Percy. Serigala itu pun menyerah dan kembali ke dalam hutan. Ia menyadari bahwa tidak bisa menangkap babi-babi yang cerdik itu.

Porky, Petunia, dan Percy belajar pelajaran penting hari itu. Porky menyadari pentingnya kerja keras dan Petunia mengerti pentingnya keteguhan. Percy tahu bahwa kekuatan dan kebijaksanaan bisa membuat mereka aman.

Sejak hari itu, ketiga anak babi itu hidup bahagia di rumah bata mereka yang kuat. Mereka menikmati hari-hari yang penuh dengan permainan dan tawa. Setiap kali melihat serigala jahat mengintai di dekatnya, mereka tahu mereka aman di dalam rumah yang kokoh.

Pesan Moral Cerita Tiga Babi Kecil dan Rumah Kuat:

  • Pentingnya kerja keras: Porky yang malas membangun rumah jerami yang rapuh, sedangkan Percy yang rajin membangun rumah batu bata yang kokoh. Pada akhirnya, rumah Percy yang menyelamatkan mereka dari serigala jahat.
  • Kerjasama: Ketiga anak babi saling membantu saat mereka dalam bahaya. Porky dan Petunia berlindung di rumah Percy saat rumah mereka dihancurkan serigala.

Apa Manfaat Membacakan Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak?

Penelitian menunjukkan hubungan positif antara aktivitas membacakan dongeng sebelum tidur dengan aktivitas otak anak, dan berikut adalah beberapa manfaatnya:

  • Merangsang dan mengembangkan daya imajinasi anak-anak
  • Mengembangkan kreativitas anak-anak
  • Meningkatkan sikap peduli terhadap berbagai macam hal kepada anak-anak
  • Dapat menjadi contoh kepada anak-anak tentang apa saja yang merupakan perbuatan baik dan bisa mereka contoh, serta perbuatan buruk yang tidak baik untuk mereka contoh
  • Dapat menjadi contoh anak-anak tentang bagaimana karakter atau sifat seseorang yang baik atau tidak baik
  • Meningkatkan sikap proaktif pada anak-anak
  • Mempererat hubungan Yupiers dengan anak-anak
  • Menambah pengetahuan anak-anak
  • Menambah kosa kata yang perlu anak-anak ketahui
  • Meningkatkan minat baca pada anak-anak
  • Dapat memberikan contoh kepada anak-anak tanpa terkesan menggurui
  • Membantu anak tidur lebih lelap

Agar dapat memberikan dongeng yang baik bagi anak-anak, Yupiers dapat mendongeng dengan ekspresif, energik dalam menyampaikan cerita, dan memilih cerita yang lucu serta edukatif untuk anak agar anak-anak semakin tertarik.

FAQ Dongeng Sebelum Tidur

Mengapa Aktivitas Membaca Buku Dongeng Lebih Disarankan Daripada Menonton Video?

Melansir dari jurnal terbitan Pediatrics dan Psychological Science, buku memberikan stimulasi visual dan memperkaya kosa kata anak dengan "jenis kata yang unik" lebih banyak daripada percakapan sehari-hari. Sementara itu, menonton video hanya memberikan efek visual yang dapat menghambat kreativitas anak karena cerita disajikan tanpa memerlukan imajinasi aktif.

Bagaimana Cara Memilih Dongeng yang Cocok untuk Anak?

Pilih dongeng yang sesuai dengan usia anak, mengandung nilai moral yang positif, dan memiliki elemen yang menarik bagi mereka. Sesuaikan dengan minat dan tingkat pengembangan anak. Yupiers juga perlu untuk melihat keseluruhan isi cerita anak, dan akan lebih baik memilih cerita inspiratif singkat atau cerita yang memiliki pesan moral bijak untuk anak.

Seberapa Penting Keterlibatan Orang Tua dalam Aktivitas Membacakan Dongeng?

Sangat penting. Keterlibatan orang tua dalam membacakan dongeng tidak hanya memperkuat ikatan emosional, tetapi juga membangun fondasi untuk cinta membaca, meningkatkan kemampuan bahasa, dan memberikan rasa keamanan.

Apakah Dongeng Sebelum Tidur Hanya Berlaku untuk Anak-anak Kecil?

Tidak. Meskipun umumnya diidentifikasi dengan anak-anak kecil, aktivitas membacakan dongeng sebelum tidur dapat dinikmati oleh anak-anak dari segala usia dan bahkan dapat menjadi kebiasaan keluarga yang berharga. Yupiers dapat memilih contoh cerita lain seperti cerita sejarah ataupun cerita hikayat yang sesuai dengan preferensi.

Bagaimana Menciptakan Pengalaman Dongeng yang Lebih Interaktif?

Libatkan anak dalam cerita dengan bertanya atau meminta mereka untuk menggambar bagian cerita. Gunakan suara-suara karakter atau ajak mereka berpartisipasi dalam membaca beberapa bagian. Ini dapat meningkatkan keterlibatan mereka.

Itulah 15 dongeng sebelum tidur lucu yang bisa Yupiers ceritakan kepada anak-anak. Selain beberapa dongeng tersebut, masih ada banyak lagi cerita menarik lainnya yang bisa Yupiers ceritakan kepada anak-anak. Salah satunya adalah dongeng pendek untuk anak SDSemoga artikel kali ini bermanfaat untuk Yupiers semuanya ya!

Home Our Story Events Games Profile