Di zaman serba digital seperti sekarang, layar gadget memang sering jadi andalan untuk menghibur anak. Tapi, tahukah Yupiers kalau membacakan dongeng sebelum tidur masih jadi cara klasik yang nggak kalah seru dan jauh lebih bermakna? Dongeng, meski berupa cerita imajinatif, punya kekuatan untuk membawa anak ke dunia fantasi sambil menanamkan nilai-nilai kebaikan.
Menariknya, sejumlah penelitian ilmiah menguatkan manfaat luar biasa dari rutinitas membaca ini. Salah satunya adalah studi dari Dr. John S. Hutton yang dimuat dalam jurnal Pediatrics berjudul “Home Reading Environment and Brain Activation in Preschool Children Listening to Stories”. Penelitian ini menggunakan fMRI untuk memantau aktivitas otak anak usia 3–5 tahun saat mendengarkan cerita, dan menemukan bahwa anak yang lebih sering dibacakan dongeng menunjukkan aktivasi otak lebih tinggi di area yang mendukung pemahaman bahasa, imajinasi visual, dan narasi.
Penelitian lain dari jurnal Psychological Science juga menemukan bahwa membaca buku bersama anak secara rutin dapat memperkaya kosakata mereka dengan jenis kata yang lebih beragam dibanding percakapan sehari-hari. Hal ini berarti membaca bukan hanya meningkatkan paparan kata, tetapi juga membantu anak mengembangkan cara berpikir yang lebih dalam melalui irama dan struktur bahasa yang khas dalam cerita.
Selain jadi bonding time yang hangat, dongeng ternyata juga melatih otak anak untuk membayangkan, memahami, dan berkreasi. Nah, kalau Yupiers lagi cari cerita sebelum tidur yang lucu, mendidik, dan penuh pesan moral, Yumin sudah siapkan 15 dongeng seru yang bisa jadi teman tidur favorit si kecil. Yuk, simak daftar lengkapnya di bawah ini!
1. Dongeng Angsa yang Bertelur Emas
Dahulu kala di sebuah desa, hiduplah seorang petani miskin bersama istrinya. Suatu hari, sang petani membeli seekor angsa. Ia berharap angsa itu akan bertelur yang bisa dimakan dan sisanya dijual. Ia membawa angsa pulang dan membuatkan sarang untuknya bertelur.
Pagi harinya, petani pergi ke sarang untuk memeriksa apakah angsa tersebut sudah bertelur. Dengan terkejut, ia menemukan telur emas di sarang angsa itu. Petani pergi ke kota dan menjual telur emas tersebut dengan harga yang tinggi.
Angsa itu terus mengeluarkan telur emas setiap hari. Petani menjual telur-telur tersebut dan mendadak menjadi kaya. Namun semakin kaya sang petani, semakin besar pula kegilaannya akan kekayaan.
Suatu hari ketika sang petani dan istrinya sedang berbicara, sang istri berkata, "Kalau kita bisa mendapatkan semua telur dalam angsa itu, kita bisa menjadi lebih kaya dengan cepat."
"Kamu benar. Kita tidak perlu menunggu angsa itu bertelur setiap hari," kata sang petani,
Pasangan petani itu memutuskan untuk membunuh angsa tersebut. Esok harinya, mereka pergi ke sarang dan membunuh angsa itu. Tapi setelah itu, mereka hanya mendapati fakta bahwa angsa itu sama seperti angsa lainnya. Tidak ada telur emas di dalam angsa itu.
Sekarang, petani dan istrinya telah kehilangan angsa itu. Mereka juga tidak akan pernah mendapatkan telur emas lagi.
Pesan Moral Cerita Angsa Yang Bertelur Emas:
- Pentingnya kesabaran dan rasa puas terhadap apa yang telah kita miliki adalah kunci kebahagiaan.
- Keinginan yang berlebihan dan ketidakpuasan bisa merugikan diri sendiri dan menyebabkan kerugian yang tidak terduga.
2. Dongeng Kancil dan Siput
Di dalam hutan yang sunyi, tinggallah seekor Kancil yang angkuh dan sombong. Kancil bangga dengan kecepatannya yang luar biasa dan menganggap dirinya tak tertandingi di antara semua makhluk hutan. Namun kesombongannya itu akhirnya dipatahkan dalam suatu perlombaan.
Suatu hari, Kancil menertawakan siput yang kecil dan lambat. Siput itu kemudian menantang kancil untuk lomba lari.
"Kancil yang sombong, aku akan menunjukkan padamu bahwa kecepatan bukan segalanya!" kata Siput dengan tegas.
Setelah mendengar ucapan Kancil yang mencemoohnya kecil dan lambat, Siput menantangnya untuk lomba lari. Kancil tersenyum meremehkan Siput.
"Kau tidak mungkin bisa mengalahkanku, Siput lambat. Tapi mari kita lihat!" kata Kancil dengan sombong.
Sebelum hari perlombaan, Siput diam-diam berkumpul dengan teman-temannya. Mereka berdiskusi untuk membantu Siput menantang kesombongan sang Kancil.
Semua teman Siput terlihat sama persis antara satu dengan yang lainnya. Teman-teman siput ini akan bersembunyi di sepanjang jalur perlombaan dan keluar ketika mendengar langkah kaki Kancil.
Ketika hari perlombaan tiba, Kancil dan Siput bersiap di garis start.
"Aku akan mengalahkanmu, Siput!" ujar Kancil dengan nada mengejek.
"Tidak, Kancil. Kita akan melihat siapa yang tertawa terakhir," jawab Siput sambil tersenyum.
Saat di garis awal perlombaan, Kancil dengan sombongnya sudah berlari kencang meninggalkan Siput. Namun setiap kali Kancil merasa sudah meninggalkan Siput jauh di belakangnya, ternyata Siput justru ada di depan Kancil.
Kancil menambah kecepatan larinya. Namun di setiap tikungan dan setiap dia merasa unggul, tiba-tiba saja Siput muncul di depannya.
"Hah? Bagaimana mungkin?!" teriak Kancil dengan kaget.
Hal itu berulang terus menerus di sepanjang jalur lintasan balap lari, hingga ketika tiba di garis akhir. Kancil yang lelah semakin terkejut ketika melihat Siput ada di garis akhir lomba. Hal ini membuat Kancil kalah dalam perlombaan tersebut.
"Sombongmu membuatmu buta, Kancil. Kau telah meremehkan kekuatan kerja sama dan kebijaksanaan," jawab Siput dengan tenang saat melewati garis akhir.
Kancil merenung dan menyadari kesalahannya. Ia memahami pelajaran berharga bahwa kesombongan hanya akan membawa kekalahan. Sementara kerendahan hati serta kerja sama adalah kunci menuju keberhasilan yang sejati.
Pesan Moral cerita Kancil dan Siput:
- Kesombongan akan berujung pada kekalahan.
- Kita harus menghargai setiap individu.
- Setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
- Kerja sama yang baik akan menghasilkan menghasilkan sebuah keberhasilan.
Kancil memang merupakan salah satu karakter dongeng yang cukup sering diceritakan, ada juga dongeng kancil lainnya yang cukup terkenal yaitu dongeng kancil dan buaya.
3. Kelinci yang Sombong dengan Kura-Kura
Di dalam hutan rimba, tinggallah seekor Kelinci yang amat sombong. Ia memandang rendah semua makhluk di sekelilingnya, Ia merasa dirinya paling gagah dan tercepat.
Suatu hari, si Kelinci bertemu dengan Kura-kura. Ia merasa bahwa Kura-kura adalah makhluk yang sangat lambat dan lemah. Kelinci mulai mengolok-olok Kura-kura dan mengatakan pasti dia bisa mengalahkan Kura-kura dalam perlombaan.
"Hei, Kura-kura lamban. Kau tidak akan pernah bisa menandingiku dalam lomba!" celetuk Si Kelinci dengan nada meremehkan.
Kura-kura merasa terluka dengan kata-kata sombong Kelinci.
"Apa kau yakin, Kelinci? Kita akan membuktikannya nanti," jawab Kura-kura dengan sabar.
Mendengar tantangan itu, Kelinci dengan cepat menerima. Ia yakin akan menang tanpa kesulitan. Perlombaan dimulai, Kelinci berlari dengan sangat cepat dan yakin akan menang. Sementara Kura-kura bergerak dengan lambat dan hati-hati.
Kelinci terus berlari dan melihat ke belakang untuk memastikan Kura-kura masih jauh di belakangnya. Kelinci memutuskan untuk beristirahat sejenak dan tidur di bawah pohon.
"Kura-kura, kau memang lambat! Aku akan beristirahat sejenak," ucap Kelinci sambil berbaring di bawah pohon dan tertidur.
Namun saat Kelinci terbangun, ia terkejut menyadari Kura-kura telah hampir sampai di garis akhir.
"Bagaimana mungkin?" serunya kaget.
Si Kelinci lantas berlari sekuat tenaga untuk mencoba menyalip Kura-kura. Namun terlambat sudah, Kura-kura yang sabar dan tekun telah berhasil mencapai garis finish terlebih dahulu.
Kelinci hanya bisa terengah-engah di belakang. Ia merasa sangat malu dan menyesal atas kesombongannya.
Semua hewan di hutan yang menyaksikan perlombaan itu pun tertawa melihat kelakuan Si Kelinci. Mereka mengagumi kesabaran dan ketekunan Kura-kura. Si Kelinci yang tadinya sombong, kini merasa kecil hati dan menyesal.
"Aku telah belajar pelajaran yang berharga hari ini," ucap Kelinci pada Kura-kura.
"Kesombongan tidak akan membawa kita kemana-mana. Ketekunan dan kesabaranlah yang akan membawa kita meraih kemenangan."
Kura-kura dengan bijaksana menjawab, "Memang benar, Kelinci. Jangan pernah meremehkan orang lain. Setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing."
Sejak saat itu, Si Kelinci berubah menjadi makhluk yang lebih rendah hati dan tidak pernah lagi meremehkan makhluk lain. Ia belajar untuk menghargai usaha dan kerja keras, serta menyadari pentingnya kesabaran dan ketekunan.
Pesan Moral cerita Kelinci yang Sombong dengan Kura-kura:
- Kesabaran membawa keberhasilan.
- Jangan meremehkan kemampuan orang lain.
- Kesombongan akan membawa petaka.
4. Dongeng Cinderella

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang gadis cantik dan berhati baik bernama Cinderella. Sejak ayahnya meninggal, ia tinggal bersama ibu tiri dan dua saudara tirinya yang selalu memperlakukannya dengan buruk.
Setiap hari Cinderella harus membersihkan rumah, mencuci, memasak, dan melakukan seluruh pekerjaan rumah tanpa pernah mengeluh. Walau sering dihina dan direndahkan, Cinderella tetap bersikap baik dan tidak pernah membalas perlakuan mereka dengan kebencian.
Suatu hari, kerajaan mengumumkan bahwa akan diadakan pesta dansa besar-besaran untuk mencari calon istri bagi sang pangeran. Semua gadis diundang untuk hadir. Dua saudara tiri Cinderella sangat bersemangat mempersiapkan diri, mengenakan gaun indah, dan berharap menarik perhatian sang pangeran. Cinderella pun sangat ingin ikut, namun ibu tirinya melarang dan menertawakannya.
Saat malam pesta tiba dan semua orang pergi, Cinderella duduk sendiri dan menangis. Tiba-tiba, muncul seorang ibu peri yang baik hati. Ia menghibur Cinderella dan berkata bahwa ia pantas mendapatkan kebahagiaan.
Dengan tongkat sihirnya, ibu peri mengubah labu menjadi kereta kencana, tikus menjadi kuda, dan memberikan Cinderella gaun indah lengkap dengan sepasang sepatu kaca yang sangat cantik. Namun, ada satu syarat: Cinderella harus kembali sebelum tengah malam, karena saat itu sihir akan hilang.
Cinderella pun tiba di istana, dan semua mata terpana melihatnya. Tak satu pun menyadari bahwa gadis cantik itu adalah Cinderella.
Pangeran pun langsung mengajaknya berdansa. Mereka menghabiskan malam dengan menari dan berbincang mesra, hingga tiba-tiba lonceng tengah malam berdentang. Cinderella segera berlari keluar, tanpa sempat memberi tahu namanya. Dalam kepanikan, ia meninggalkan satu sepatu kacanya di tangga istana.
Pangeran yang jatuh cinta bertekad mencari gadis pemilik sepatu kaca itu. Ia mengunjungi setiap rumah dan meminta semua gadis mencoba sepatu tersebut. Ketika tiba di rumah Cinderella, ibu tirinya berbohong dan mengatakan hanya dua putrinya yang ada.
Namun sang pangeran bersikeras, hingga akhirnya Cinderella dipanggil keluar. Sepatu itu pun pas di kakinya. Cinderella juga mengeluarkan sepatu pasangannya sebagai bukti. Sang pangeran sangat bahagia dan langsung melamarnya.
Mereka pun menikah dan hidup bahagia selamanya.
Pesan Moral dari Dongeng Cinderella:
- Kesabaran Menghasilkan Kebaikan: Cinderella menghadapi banyak kesulitan dengan sabar. Ia tidak membalas perlakuan buruk dengan kebencian. Kesabarannya akhirnya membawanya pada kebahagiaan yang pantas dia dapatkan.
- Kebaikan Hati Tidak Pernah Sia-sia: Meskipun tidak dihargai oleh orang di sekitarnya, kebaikan Cinderella tetap terpancar dan akhirnya membuat orang lain menghargainya.
5. Dongeng Sebelum Tidur: Persahabatan Semut dan Belalang
Di tengah hutan yang indah dan subur, hiduplah sepasang teman tak terpisahkan. Mereka adalah Semut dan Belalang. Mereka berdua telah menjalin persahabatan erat selama bertahun-tahun. Mereka saling mendukung dan melindungi satu sama lain.
Pada suatu hari, ketika musim kemarau melanda, Belalang mengalami kekeringan tanpa makanan. Perut Belalang sudah kosong dan hatinya sangat cemas, Ia akhirnya meminta pertolongan pada sahabat setianya, si Semut.
"Semut, aku dalam kesulitan besar. Aku tidak bisa mencari makan di musim kemarau ini," ucap Belalang dengan nada khawatir.
Tanpa ragu, Semut langsung menjawab, "Jangan khawatir, Belalang. Aku akan membantumu. Bersamamu dalam suka dan duka adalah tugas seorang sahabat."
Semut yang dermawan itu membagi sumber makanannya kepada Belalang. Si semut juga memberikan saran cara bertahan hidup di masa krisis. Belalang terharu oleh kebaikan hati Semut dan berjanji untuk selalu bersama dalam suka dan duka.
Beberapa waktu kemudian, saat hujan turun deras, Semut terjebak dalam lubang yang dalam dan berbahaya. Semut berteriak meminta bantuan dan didengar oleh Belalang. Si Belalang tanpa ragu langsung meluncur untuk memberikan pertolongan.
"Dengan senang hati, Semut! Aku akan menyelamatkanmu!" seru Belalang sambil memanggil teman-temannya untuk bergabung dalam misi penyelamatan.
Mereka bekerja bersama dengan kompak dan penuh semangat. Mereka menggali dan menarik Semut keluar dari lubang yang gelap. Saat Semut akhirnya melihat sinar matahari lagi, ia tersenyum lebar. Semut mengucapkan terima kasih kepada Belalang dan teman-temannya.
"Pertolonganmu sungguh berarti bagiku, Belalang. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu," ucap Semut dengan tulus.
"Persahabatan sejati tak tergantikan oleh apapun, Semut. Bersama-sama kita mampu mengatasi segala rintangan," jawab Belalang sambil tersenyum bahagia.
Sejak saat itu, persahabatan mereka semakin kuat dan tak tergoyahkan. Mereka belajar bahwa kesetiaan, pertolongan, dan kerja sama adalah kunci dalam membangun hubungan yang baik dan langgeng.
Kisah persahabatan Semut dan Belalang mengajarkan tentang pentingnya memiliki teman yang setia dan selalu siap membantu dalam kesulitan. Persahabatan yang baik dan tulus adalah harta yang tak ternilai, yang perlu dijaga dan dirawat dengan penuh kasih sayang.
Pesan Moral Dongeng Sebelum Tidur Persahabatan Semut dan Belalang:
- Pentingnya kesetiaan dan selalu membantu dalam keadaan baik maupun buruk.
- Bersyukur dan menghargai bantuan.
- Pentingnya kerja sama dalam mengatasi masalah dan kesulitan.
Baca Juga: Rekomendasi Novel Persahabatan (Spesial Hari Buku Nasional)
6. Putri Saju (Snow White)
.webp)
Di sebuah kerajaan yang damai, lahirlah seorang putri yang luar biasa cantik kulitnya seputih salju, rambutnya hitam legam, dan bibirnya merah merona. Ia pun diberi nama Putri Salju. Sayangnya, kebahagiaan sang Raja tak bertahan lama karena sang Ratu wafat. Tak lama kemudian, Raja menikah lagi dengan wanita baru yang ternyata seorang penyihir berhati jahat.
Ratu baru memiliki cermin ajaib yang selalu ia tanyai, “Cermin ajaib di dinding, siapakah wanita tercantik di negeri ini?” Selama bertahun-tahun, cermin menjawab dirinya. Namun saat Putri Salju tumbuh dewasa, cermin menjawab, “Putri Salju-lah yang tercantik.” Ratu pun diliputi amarah dan cemburu. “Tidak! Itu mustahil!” geramnya.
Berusaha menyingkirkan sang putri, Ratu memerintahkan seorang pemburu membawanya ke hutan untuk dibunuh. Namun, pemburu itu tak tega. “Larilah sejauh mungkin, Tuan Putri,” bisiknya penuh iba. Putri Salju pun melarikan diri, menyusuri hutan hingga akhirnya menemukan sebuah rumah mungil.
“Halo... apakah ada orang di sini?” tanyanya saat masuk dengan hati-hati. Rumah itu ternyata milik tujuh kurcaci. Mereka menyambutnya dengan baik dan mengizinkannya tinggal, asal ia bersedia menjaga rumah. Putri Salju pun hidup damai bersama mereka.
Namun ketenangan itu tak berlangsung lama. Sang Ratu mengetahui Putri Salju masih hidup. Ia pun menyamar menjadi nenek tua dan datang membawa apel beracun.
“Cobalah apel ini, Sayang. Manis dan segar,” ucap sang nenek pura-pura ramah. Putri Salju ragu, namun karena kebaikan hatinya, ia menerima tawaran itu. Begitu menggigitnya, ia langsung tumbang tak sadarkan diri.
Para kurcaci yang pulang menemukan sang putri terbaring diam. Dengan sedih, mereka menempatkannya di peti kaca dan menjaganya penuh kasih sayang.
Waktu berlalu, hingga seorang pangeran lewat dan terpesona oleh Putri Salju. “Dia tampak seperti sedang bermimpi,” bisiknya. Ia mencium tangan sang putri dengan lembut. Ajaibnya, Putri Salju terbangun. Kutukan pun sirna.
Putri Salju dan pangeran pun menikah dan hidup bahagia. Sementara itu, sang Ratu yang tak sanggup menerima kenyataan menghancurkan cermin ajaibnya dan hidup dalam penyesalan selamanya.
Pesan Moral: Jangan mudah percaya pada orang asing, hindari iri hati yang merusak, dan percayalah bahwa cinta serta kebaikan akan selalu mengalahkan kejahatan.
7. Little Red Riding Hood (Gadis Berkerudung Merah)
.webp)
Pada suatu pagi yang cerah di pinggiran hutan, seorang gadis kecil tengah bersuka cita. Hari itu adalah hari ulang tahunnya, dan ia bangun dengan penuh semangat. Sang ibu yang penuh kasih telah menyiapkan hadiah istimewa, sebuah kerudung merah yang cantik, warna kesukaan sang anak. Sejak hari itu, gadis kecil itu pun dikenal sebagai Gadis Berkerudung Merah.
Sore harinya, ibu meminta si gadis untuk mengantarkan sekeranjang kue ke rumah nenek yang sedang sakit di seberang hutan. “Berjalanlah lurus, jangan berhenti, dan yang paling penting, jangan berbicara dengan orang asing,” pesan ibunya. Gadis kecil itu mengangguk riang dan memulai perjalanannya.
Namun, saat berada di tengah hutan, ia bertemu seekor serigala licik yang menyamar sebagai hewan ramah. Tanpa sadar telah melanggar pesan ibunya, Gadis Berkerudung Merah menjawab pertanyaan serigala dan tanpa curiga mengungkapkan lokasi rumah neneknya. Serigala pun menyusun rencana jahat, mendahului si gadis ke rumah sang nenek.
Dengan cepat, serigala tiba lebih dulu, menyelinap masuk, dan mengurung nenek di dalam lemari. Ia lalu menyamar mengenakan baju nenek dan berbaring di tempat tidur, menunggu kedatangan si gadis.
Sementara itu, Gadis Berkerudung Merah masih asyik memetik bunga untuk ibunya, tanpa menyadari bahwa ia telah tersesat. Untungnya, ia bertemu dengan seorang penebang kayu yang menunjukkan arah ke rumah nenek.
Ketika akhirnya tiba, gadis itu merasa ada yang aneh. Suara nenek terdengar berat dan penampilannya berubah. Dengan ragu ia bertanya, “Nenek, kenapa matamu begitu besar?” Serigala yang menyamar menjawab dengan nada licik, “Agar aku bisa melihatmu lebih jelas, sayangku.”
Pertanyaan demi pertanyaan membuat kecurigaan gadis kecil itu semakin besar. Sampai akhirnya ia berkata, “Kenapa gigi nenek begitu besar?” Serigala pun bangkit dari tempat tidur dan menerkamnya sambil berteriak, “Agar aku bisa memakanku!”
Gadis Berkerudung Merah berteriak minta tolong. Teriakannya terdengar oleh penebang kayu yang segera datang dan menyelamatkannya. Ia melumpuhkan serigala dan membebaskan nenek dari dalam lemari. Mereka pun berpelukan lega, berterima kasih kepada sang penolong.
Sejak kejadian itu, Gadis Berkerudung Merah tak pernah lagi berbicara dengan orang asing, dan selalu menaati nasihat ibunya. Ia belajar pelajaran berharga tentang waspada, kepatuhan, dan pentingnya berhati-hati kepada siapa pun.
Pesan Moral dari Dongeng Gadis Berkerudung Merah:
- Jangan Pernah Berbicara dengan Orang Asing: Tidak semua yang terlihat ramah memiliki niat baik. Waspada terhadap orang asing sangat penting demi keselamatan diri.
- Taatilah Nasihat Orang Tua: Orang tua memberi nasihat karena mereka ingin melindungi. Mendengarkan mereka bisa menyelamatkan dari bahaya.
- Penampilan Bisa Menipu: Serigala menyamar sebagai nenek untuk memanipulasi. Cerita ini mengajarkan agar kita tidak menilai seseorang hanya dari apa yang terlihat di luar.
Baca Juga: 10 Daftar Film Kartun Anak yang Mendidik & Seru
8. Dongeng Itik Buruk Rupa
Di sebuah danau, hiduplah seekor itik kecil yang berbeda dari saudara-saudaranya. Dari sejak kecil, itik itu terlihat berbeda. Bulunya kusam dan berantakan. Namun ibu itik tetap mencintainya dengan tulus, meskipun saudara-saudaranya sering mengolok-oloknya.
"Kenapa kau selalu terlihat aneh?" ejek saudara-saudaranya dengan tawa nakal.
Itik kecil itu hanya bisa menunduk. Ia erasa sedih dan tidak berdaya.
"Mungkin aku memang tidak pantas menjadi bagian dari keluarga ini," gumamnya dalam hati.
Namun itik kecil itu terus tumbuh, meskipun menghadapi ejekan dari saudara-saudaranya. Ia yakin bahwa suatu hari akan menemukan tempatnya dimana dirinya dihargai.
Bulan demi bulan berlalu, itik kecil itu mulai merasa semakin terasingkan. Namun ketika musim semi tiba, peristiwa yang luar biasa terjadi. Bulu-bulunya mulai berubah.
Perlahan-lahan, itik kecil itu berubah menjadi angsa yang cantik dan anggun. Saudara-saudaranya tercengang melihat perubahan itik kecil itu.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya mereka dengan kagum.
Itik kecil yang telah menjadi angsa cantik itu tersenyum. Ia tidak menyimpan rasa dendam dalam hatinya.
"Aku hanya menjadi diriku yang sebenarnya," jawabnya dengan lembut.
Di ujung danau, ibu itik menatap dengan bangga. Anaknya yang telah tumbuh menjadi angsa yang anggun.
"Kau selalu istimewa bagiku," bisiknya dengan penuh kasih.
Dongeng ini mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menerima perbedaan dan menghargai keunikan setiap individu. Itik buruk rupa yang awalnya diolok-olok, akhirnya menemukan keindahan dirinya sendiri. Kecantikan sesungguhnya berasal dari hati dan setiap individu layak mendapatkan kasih sayang dan penghargaan.
Pesan Moral Itik Buruk Rupa:
- Mengajarkan anak-anak untuk tidak merendahkan atau membully orang lain berdasarkan penampilan atau perbedaan fisik. Perlakuan baik dan hormat seharusnya diberikan kepada semua individu.
- Menunjukkan pentingnya menerima perbedaan dan menghargai keunikan setiap individu. Itik buruk rupa, meskipun berbeda, tetap pantas mendapatkan kasih sayang dan perhatian
- Menekankan peran penting kasih sayang dan dukungan dalam membantu seseorang merasa dihargai dan diterima. Sang ibu itik memberikan contoh perlakuan baik dan menyayangi itik buruk rupa sejak awal
9. Goldilocks dan Tiga Beruang

Di tengah hutan yang tenang, hiduplah tiga beruang dalam sebuah rumah kecil nan nyaman: Ayah Beruang yang besar, Ibu Beruang yang bijak, dan Beruang Bayi yang ceria. Suatu pagi, mereka pergi berjalan-jalan ke sungai sambil menunggu bubur sarapan mereka yang masih terlalu panas.
Tak jauh dari sana, seorang gadis kecil bernama Goldilocks sedang menjelajah hutan. Saat melihat sebuah rumah mungil tanpa dikunci, rasa penasarannya muncul. “Sepertinya tak ada orang...” gumamnya sambil masuk perlahan.
Di dalam, aroma bubur segar menggoda hidungnya. Ia mencicipi dari mangkuk besar. “Terlalu panas.” Lalu dari mangkuk sedang. “Terlalu dingin.” Terakhir, ia mencoba dari mangkuk kecil. “Ini pas!” serunya sambil menghabiskan isinya.
Setelah kenyang, Goldilocks melihat tiga kursi. Ia duduk di kursi besar. “Terlalu keras.” Kursi sedang terasa terlalu empuk. Saat ia duduk di kursi kecil, ia tersenyum, “Ini nyaman sekali!” Tapi… krek! Kursi itu patah.
Merasa lelah, Goldilocks naik ke lantai atas dan menemukan tiga tempat tidur. Tempat tidur besar terasa terlalu keras. Tempat tidur sedang terlalu lembut. Tapi yang kecil “Ini sempurna!” dan ia pun tertidur pulas.
Tak lama, ketiga beruang kembali dan terkejut melihat rumah mereka berantakan. “Siapa yang memakan buburku?” tanya Beruang Bayi. Mereka naik ke lantai atas dan menemukan Goldilocks tidur di tempat tidur kecil.
Goldilocks terbangun dan terkesiap. “Maafkan aku… aku tak seharusnya masuk ke sini tanpa izin,” katanya gugup. Namun Ayah Beruang hanya mengangguk. “Kami senang kau mengakui kesalahanmu.” Ibu Beruang menambahkan, “Kami bisa buatkan bubur baru kalau kau lapar.” Beruang Bayi tersenyum hangat, “Kamu bisa duduk di kursiku… kalau tidak patah lagi!”
Goldilocks pun belajar tentang sopan santun dan pentingnya menghargai rumah orang lain. Ia mengucapkan terima kasih dan berjanji akan lebih berhati-hati. Dengan hati yang hangat dan pelajaran berharga, ia melanjutkan petualangannya di hutan.
Pesan Moral: Hargai privasi dan milik orang lain, akui kesalahan dengan rendah hati, dan perlakukan semua orang dengan sopan agar kita pun diterima dengan baik.
10. Hansel dan Gretel

Di tepi hutan lebat, hiduplah dua kakak beradik bernama Hansel dan Gretel bersama ayah mereka dan seorang ibu tiri yang kejam. Sejak ibu kandung mereka meninggal, hidup mereka berubah muram. Ibu tiri itu tak hanya galak, tapi juga pelit dan tega. Makanan hanya diberikan sekali sehari, dan pekerjaan rumah tak pernah habis.
Ketika musim kemarau datang dan persediaan makanan menipis, sang ibu tiri menyusun rencana kejam, meninggalkan Hansel dan Gretel di hutan agar mulut mereka tak lagi perlu diberi makan.
Sang ayah menolak, tapi akhirnya menyerah karena terus didesak. Namun, Hansel yang mendengar rencana itu diam-diam mengumpulkan batu kerikil putih di malam hari dan menyimpannya dalam saku.
Pagi-pagi, mereka dibangunkan dan dibawa masuk ke hutan. Hansel sambil berjalan menjatuhkan batu-batu kecil sebagai penanda jalan. Saat malam tiba dan cahaya bulan menyinari jalan setapak, batu-batu itu berkilau, menuntun mereka pulang dengan selamat.
Namun, rencana kejam itu terulang. Kali ini pintu kamar mereka dikunci, dan Hansel tak bisa mengambil batu lagi. Sebagai gantinya, ia mencuil-cuil roti yang diberikan dan menjatuhkan remahnya sebagai penunjuk arah. Tapi sayang, burung-burung hutan memakan semua remah roti itu. Ketika malam datang, mereka tersesat.
Hari berganti hari, dan perut mereka mulai lapar. Sampai akhirnya mereka mencium aroma manis yang menguar dari balik pepohonan. Di hadapan mereka berdiri sebuah rumah yang seluruhnya terbuat dari kue, permen, dan cokelat. Dengan tergiur, mereka langsung menggigit dindingnya.
Namun, rumah itu ternyata milik penyihir jahat yang menyamar sebagai nenek tua. Ia menangkap Hansel dan mengurungnya dalam kandang.
Gretel dipaksa bekerja dan memasak makanan untuk “menggemukkan” sang kakak. Setiap hari, penyihir menyuruh Hansel mengulurkan jarinya, tapi Hansel yang cerdik menyodorkan tulang ayam dan karena si penyihir rabun, ia tertipu.
Akhirnya, penyihir kehilangan kesabaran dan memutuskan untuk memanggang Hansel. Ia menyuruh Gretel menyalakan oven. Tapi Gretel punya rencana. Ia berpura-pura tak tahu cara membuka pintu oven.
"Begini caranya, bodoh!" bentak penyihir sambil membungkuk ke dalam tungku.
Dan saat itulah, Gretel mendorongnya masuk! Ia menutup pintu tungku rapat-rapat. Penyihir menjerit, namun Gretel tidak goyah. Ia segera membebaskan Hansel.
Mereka menemukan peti berisi emas dan permata di rumah penyihir. Dengan hati-hati, mereka membawa harta itu dan mencoba mencari jalan pulang. Tapi perjalanan mereka terhalang sungai besar. Saat harapan hampir pupus, muncullah seekor angsa putih yang anggun. Satu per satu, angsa itu menyeberangkan mereka.
Tanpa mereka tahu, angsa itu adalah roh ibu mereka di surga yang menjaga mereka dari jauh. Setelah menyebrang, mereka bertemu sang ayah yang menangis haru melihat mereka kembali. Ibu tiri yang kejam telah meninggal dunia, dan kini hanya mereka bertiga yang tersisa.
Dengan harta yang cukup dan hati yang lapang, mereka hidup bahagia selamanya.
Pesan Moral Dongeng Hansel dan Gretel:
- Jangan Mudah Percaya pada Orang Asing: Hansel dan Gretel tertipu oleh penyihir yang menyamar menjadi nenek baik hati. Ini mengajarkan anak-anak untuk selalu berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenal, karena niat buruk bisa tersembunyi di balik wajah ramah.
- Kecerdikan dan Keberanian Bisa Menyelamatkan: Hansel menggunakan kerikil dan tulang ayam untuk menyiasati situasi, sementara Gretel berani melawan penyihir jahat. Ini menunjukkan bahwa kecerdikan dan keberanian adalah bekal penting untuk keluar dari masalah.
11. Seekor Anjing dan Seekor Serigala
Seekor Serigala yang kelaparan bertemu dengan seekor Anjing yang cukup gemuk. Ketika mereka bertegur sapa, serigala bertanya, "kenapa kamu bisa begitu gemuk?Apa makanan apa yang kamu punya?"
“Apakah kamu punya banyak daging? Aku yang jauh lebih kuat ini justru kurus karena kelaparan,” ucap Serigala.
Anjing itu menjawab, "Kamu bisa menikmati kondisi sepertiku jika kamu dapat memberikan pelayanan kepada tuanmu."
"Siapa itu?" tanya Serigala.
“Kamu harus menjadi penjaga pintu rumah tuanmu. Kamu juga harus melindungi rumahnya dari pencuri di malam hari.”
“Aku sangat siap untuk menjadi pelayan sepertimu. Saat ini aku harus bertahan dengan susah payah di tengah salju dan hujan lebat. Aku menjalani kehidupan yang menyedihkan di hutan. Bagiku, sangat menyenangkan jika bisa tinggal di bawah atap, di tempat nyaman, dan banyak makanan,” kata si Serigala.
“Kalau begitu, ikutlah bersamaku,” ajak si Anjing.
Saat mereka berjalan, Serigala mengamati leher Anjing yang diikat dengan rantai. Serigala yang penasaran kemudian bertanya, "Kenapa rantai itu melilit lehermu wahai temanku?"
"Oh, ini sebenarnya tidak apa-apa. Karena aku tampak garang, mereka mengikatku di siang hari agar aku diam. Saat malam, aku tidak memakai rantai untuk siap berjaga-jaga dan mengembara ke mana pun. Tuanku memberiku tulang. Para pelayan memberiku potongan daging. Aku mendapat makanan lezat apapun yang ditinggalkan setiap orang. Jadi tanpa perlu bersusah payah, perutku akan selalu merasa kenyang."
"Jika kamu ingin pergi kemanapun, apakah kamu bebas?" tanya serigala.
“Tentu saja tidak,” jawab Anjing.
“Kalau begitu, nikmatilah apa yang kamu rasa menyenangkan. Aku tidak bisa hidup sepertimu. Aku tidak akan menjadi raja jika kehilangan kebebasanku.”
Pesan Moral Seekor Anjing dan Seekor Serigala:
- Mengajarkan bahwa kebebasan memiliki nilai yang tinggi. Meskipun anjing menikmati kenyamanan dan makanan yang disediakan oleh tuannya, dia kehilangan kebebasannya karena terikat oleh rantai. Serigala, meskipun harus mencari makanan sendiri, memilih untuk mempertahankan kebebasannya di hutan.
- Menunjukkan pentingnya hati-hati dalam membuat kompromi. Meskipun anjing memiliki kenyamanan dan makanan yang cukup, dia kehilangan kebebasannya. Serigala, sebaliknya, memilih kebebasan meskipun harus menghadapi kesulitan dalam mencari makanan.
12. Jack dan Pohon Kacang Ajaib
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Jack bersama ibunya. Mereka hidup sangat sederhana dan hanya memiliki seekor sapi tua sebagai satu-satunya harta. Ketika sapi itu tak lagi bisa menghasilkan susu, sang ibu berkata, “Jual saja ke pasar, Jack. Kita butuh makanan.”
Dalam perjalanan, Jack bertemu seorang kakek misterius. “Anak muda, maukah kau menukar sapi ini dengan kacang ajaib?” tawarnya sambil tersenyum. Meski ragu, Jack tergoda dan pulang membawa segenggam kacang kecil.
Saat ibunya tahu, ia marah besar. “Kau tukar sapi kita dengan kacang?” bentaknya. Ia melempar kacang itu keluar jendela. Tapi keesokan harinya, keajaiban terjadi: tumbuh pohon kacang raksasa yang menjulang ke langit.
Dengan penasaran, Jack memanjat hingga ke puncak awan dan menemukan sebuah istana besar. Ia mengetuk pintu dan seorang perempuan raksasa membukanya. “Bolehkah aku minta makanan?” tanya Jack sopan. “Cepat makan, sebelum suamiku pulang. Ia suka makan manusia,” bisiknya.
Tak lama, raksasa pulang dan suaranya menggetarkan lantai. Jack bersembunyi di balik pot besar. Saat raksasa tertidur, Jack mencuri satu kantong emas dan kabur menuruni pohon.
Beberapa bulan kemudian, ia naik lagi dan mencuri ayam ajaib yang bisa bertelur emas. Tapi keserakahan membuatnya naik sekali lagi. kali ini demi harpa emas yang bisa bermain sendiri. Saat Jack mencurinya, harpa berteriak, “Tolong!” dan membangunkan raksasa.
Jack panik dan berlari menuruni pohon kacang. “Bu! Kapaknya cepat!” teriaknya. Mereka pun menebang pohon itu bersama-sama. Pohon tumbang, raksasa jatuh, dan Jack pun selamat.
Setelah semua yang terjadi, Jack menyesal. Ia menyadari bahwa terlalu tamak bisa membahayakan segalanya. Ia berjanji akan hidup jujur dan tidak mengambil sesuatu yang bukan miliknya.
Sejak itu, Jack dan ibunya hidup sederhana namun bahagia, ditemani suara harpa emas yang kini hanya memainkan lagu damai.
Pesan Moral Jack dan Pohon Kacang Ajaib: Jangan mudah tergiur janji manis, kendalikan keserakahan, dan belajarlah memperbaiki diri dari kesalahan masa lalu.
13. Dongeng Sebelum Tidur: Kisah Putri Angsa
Di sebuah kerajaan yang damai, hiduplah seorang putri cantik bernama Odette. Ia dikenal di seluruh negeri karena keanggunan, berhati baik, dan kecintaannya pada danau. Odette sering menghabiskan hari-harinya di tepi air yang berkilauan untuk melihat angsa-angsa berenang dengan anggun.
Namun masalah sedang terjadi di kerajaan. Penyihir jahat bernama Rothbart ingin merebut tahta kerajaan. Suatu hari saat Odette berada di tepi danau, Rothbart mengucapkan mantra kuat.
Rothbart mengubah Odette mengubahnya menjadi angsa cantik di siang hari. Angsa itu kembali menjadi putri di malam hari. Sihir jahat itu juga mencuri suara Odette.
Setiap matahari terbenam, Odette akan kembali ke wujud manusia. Ia ingin sekali mematahkan kutukan itu. Tetapi ia tidak bisa berbicara untuk memberitahu siapapun tentang penderitaannya. Ia terjebak dalam dunia bisu. Hanya dengan bulan dan bintang ia bisa berbagi rahasianya.
Suatu malam, Odette berjalan di tepi danau yang diterangi cahaya bulan. Ia mendengar suara yang merdu. Suara itu berasal dari Pangeran Derek yang datang ke danau karena tertarik oleh keindahannya yang mempesona. Saat mereka menari bersama di bawah cahaya bulan, mereka merasakan ikatan yang kuat.
Pangeran Derek mengetahui tentang kutukan itu dan bersumpah untuk menghilangkannya. Setelah pertemuan itu, ia dan Odette menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Rasa cinta mereka semakin kuat setiap harinya. Namun Rothbart penyihir jahat tidak menyerah begitu saja.
Rothbart mengubah putranya, seorang pemuda tampan tapi jahat bernama Siegfried. Putranya itu diubah agar terlihat seperti Odette untuk menipu Pangeran Derek. Namun cinta sejati tidak bisa dibohongi. Derek mengenali tipu muslihat itu dan menyatakan cintanya pada Odette yang asli.
Di hadapan seluruh kerajaan, kekuatan cinta mereka begitu kuat sehingga bisa menghancurkan mantra jahat Rothbart. Dengan ledakan cahaya magis, Odette dibebaskan dari wujud angsanya dan Rothbart dikalahkan. Kekuatan gelapnya tidak bisa menandingi kekuatan cinta sejati.
Odette dan Derek akhirnya menikah dalam upacara yang megah dan penuh sukacita. Kisah cinta mereka pun diceritakan turun-temurun. Kerajaan menjadi berkembang pesat di bawah pemerintahan mereka. Danau yang dulu dikutuk, sekarang berkilau dengan keindahan yang lebih menakjubkan.
Pesan Moral Dongeng Sebelum Tidur Putri Angsa:
- Kekuatan Cinta Sejati: Kisah Putri Angsa menunjukkan kekuatan cinta sejati yang dapat mengatasi rintangan apa pun, bahkan kutukan jahat sekalipun.
- Keberanian untuk Bermimpi: Odette, meskipun terjebak dalam kutukan, tidak pernah kehilangan harapan. Dia terus bermimpi tentang cinta dan kebahagiaan, yang pada akhirnya terwujud.
14. Kisah Koloni Tikus dengan Kawanan Gajah
Dahulu Kala, ada sebuah desa tua yang terbengkalai. Rumah-rumah, jalanan, dan toko-toko di desa itu semuanya kosong. Jendela-jendela sudah lama pecah dan tangganya ambruk. Selama ratusan tahun, para tikus menjadikan tumpukan puing-puing yang terbengkalai ini sebagai rumah mereka.
Gerombolan tikus membangun jaringan terowongan yang panjang dan membentuk labirin yang rumit. Mereka bersenang-senang dan berlarian kesana-kemari. Mereka mengadakan pesta makan malam, pernikahan, dan perayaan.
Suatu hari, kawanan gajah yang berjumlah ribuan melintasi desa itu. Para gajah berjalan untuk menuju danau besar di sebelah barat. Selama perjalanan, mereka hanya memikirkan betapa nikmatnya saat menceburkan diri ke danau.
Para gajah ini tidak tahu bahwa kakinya yang besar telah menginjak-injak jaringan terowongan dan labirin milik tikus. Terowongan dan labirin yang dibangun dengan susah payah itu pun hancur berantakan. Para tikus segera mengadakan pertemuan.
"Kalau kawanan gajah itu kembali lewat sini lagi, kita akan hancur!" teriak seekor tikus.
"Kita juga tidak akan bisa melawan binatang besar itu," teriak yang lain.
Hanya ada satu hal yang bisa dilakukan. Sekelompok tikus pemberani mengikuti jejak kaki gajah sampai ke danau. Di sana mereka menemui Raja Gajah. Tikus membungkuk di hadapan Raja.
Seekor tikus berbicara mewakili yang lain dan berkata, "Oh Raja, tidak jauh dari sini terdapat koloni tikus kami. Kami tinggal di desa tua terbengkalai yang Anda lewati tadi. Apakah Anda ingat?"
"Tentu saja saya ingat. Kami gajah, tidak pernah lupa. Tapi kami tidak tahu ada koloni tikus di sana,” jawab gajah.
"Anda tidak tahu ini, kawanan Anda telah menghancurkan banyak rumah yang kami tinggali selama ratusan tahun. Jika Anda pulang lewat jalan yang sama, itu pasti akan menghancurkan tempat tinggal kami. Kami kecil dan Anda besar. Tidak bisakah Anda mencari jalan lain untuk pulang? Siapa tahu, suatu saat nanti kami tikus bisa membantu Anda juga," kata tikus kepada raja gajah.
Raja Gajah tersenyum. Bayangkan, bagaimana tikus kecil bisa membantu seekor gajah? Tapi Ia merasa kasihan dengan kawanannya yang telah menghancurkan desa tikus, meskipun tanpa menyadarinya.
Raja gajah berkata, "Tidak perlu khawatir. Saya akan memimpin kawanan pulang lewat jalan lain."
Kebetulan sekali, di dekat situ tinggal seorang Raja yang memerintahkan para pemburu untuk menangkap gajah sebanyak mungkin. Mengetahui bahwa para gajah datang dari jauh untuk ke di danau, para pemburu membuat jebakan di dalam air. Begitu Raja Gajah dan kawanannya melompat ke danau itu, mereka semua terperangkap.
Dua hari kemudian para pemburu menyeret Raja Gajah dan kawanannya keluar dari danau dengan tali besar. Mereka mengikat gajah-gajah itu ke pohon-pohon besar di hutan. Setelah para pemburu pergi, semua gajah menatap Raja mereka. Raja Gajah berusaha keras untuk berpikir, apa yang bisa mereka lakukan?
Semua gajah diikat ke pohon kecuali seekor gajah betina. Ia bisa bebas sendiri karena tidak ikut melompat ke danau. Raja Gajah memanggilnya. Raja menyuruhnya kembali ke desa tua yang terbengkalai dan bercerita kepada tikus-tikus yang tinggal di sana.
Ketika para tikus mengetahui masalah yang dihadapi Raja Gajah dan kawanannya, mereka berlari cepat ke danau. Melihat Raja dan kawanannya terikat, mereka segera berlari ke tali-tali pengikat. Mereka mulai menggigitinya tali itu dengan cepat dan sekuat tenaga.
Tak lama kemudian, tali-tali itu tergigit putus. Para tikus membebaskan teman-teman mereka yang besar itu. Kawanan gajah menemukan jalan baru pulang dan komunitas tikus hidup bahagia selama bertahun-tahun yang akan datang.
Pesan Moral Cerita Koloni Tikus dan Kawanan Gajah:
- Pentingnya saling membantu: Tikus dan gajah saling membantu untuk keluar dari masalah mereka. Tikus membantu gajah yang terjebak, dan gajah membantu tikus yang rumahnya dihancurkan.
- Jangan meremehkan orang lain: Gajah pada awalnya meremehkan tikus, tetapi mereka akhirnya belajar bahwa tikus bisa membantu mereka.
15. The Little Mermaid
Di dasar samudra yang jernih, hiduplah Raja Triton bersama keenam putrinya. Putri bungsu bernama Ariel memiliki rasa ingin tahu yang besar, terutama tentang dunia manusia. Meski sang ayah melarangnya naik ke permukaan, Ariel tetap nekat menyelinap bersama sahabatnya, Flounder dan burung camar Scuttle.
Suatu hari, Ariel melihat kapal kerajaan melintas dan jatuh hati pada Pangeran Erik. Ketika badai menghantam, Erik terlempar ke laut. Ariel menyelamatkannya dan menyanyikan lagu lembut sebelum pergi. Erik hanya mengingat suara indah itu dan bertekad menemukannya.
Saat Raja Triton tahu Ariel jatuh cinta pada manusia, ia marah dan menghancurkan semua koleksi dunia manusia milik Ariel. Patah hati, Ariel menerima tawaran Ursula, penyihir laut. “Kau bisa menjadi manusia selama tiga hari,” kata Ursula. “Tapi kau harus menyerahkan suaramu.” Jika Erik tidak menciumnya sebelum matahari terbenam di hari ketiga, Ariel akan kembali menjadi duyung selamanya.
Ariel setuju. Ia kehilangan suaranya, tapi kini punya sepasang kaki. Erik bertemu Ariel dan mulai menyukainya, meski masih mencari suara misterius yang menyelamatkannya. Ursula, yang licik, menyamar jadi wanita cantik dan menggunakan suara Ariel dari kerang ajaib untuk memikat Erik.
Menjelang pernikahan mereka, teman-teman Ariel, Scuttle, Flounder, dan Sebastian berhasil menghancurkan kerang itu. Suara Ariel pun kembali, dan Erik sadar bahwa Ariel-lah gadis yang ia cari. Namun Ursula murka, berubah menjadi raksasa laut dan menciptakan badai besar.
Raja Triton datang membantu, tapi Ursula sempat merebut tongkat sihirnya. Dengan keberanian, Erik menabrakkan kapal ke Ursula hingga ia hancur. Raja Triton pun bebas dan akhirnya menyetujui cinta Ariel dan Erik.
Dengan sihirnya, ia mengubah Ariel menjadi manusia sepenuhnya. Erik melamar Ariel, dan mereka menikah di atas kapal, disambut bahagia oleh laut dan daratan. Ariel pun menemukan dunia barunya, tanpa kehilangan jati dirinya.
Pesan Moral: Jangan mudah percaya janji manis, perjuangkan mimpi dengan hati yang tulus, dan hargai sahabat serta keluarga yang selalu mendukung kita.
Apa Manfaat Membacakan Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak?
Penelitian menunjukkan hubungan positif antara aktivitas membacakan dongeng sebelum tidur dengan aktivitas otak anak, dan berikut adalah beberapa manfaatnya:
- Merangsang dan mengembangkan daya imajinasi anak-anak
- Mengembangkan kreativitas anak-anak
- Meningkatkan sikap peduli terhadap berbagai macam hal kepada anak-anak
- Dapat menjadi contoh kepada anak-anak tentang apa saja yang merupakan perbuatan baik dan bisa mereka contoh, serta perbuatan buruk yang tidak baik untuk mereka contoh
- Dapat menjadi contoh anak-anak tentang bagaimana karakter atau sifat seseorang yang baik atau tidak baik
- Meningkatkan sikap proaktif pada anak-anak
- Mempererat hubungan Yupiers dengan anak-anak
- Menambah pengetahuan anak-anak
- Menambah kosa kata yang perlu anak-anak ketahui
- Dapat memberikan contoh kepada anak-anak tanpa terkesan menggurui
- Membantu anak tidur lebih lelap
Agar dapat memberikan dongeng yang baik bagi anak-anak, Yupiers dapat mendongeng dengan ekspresif, energik dalam menyampaikan cerita, dan memilih cerita yang lucu serta edukatif untuk anak agar anak-anak semakin tertarik.
FAQ Dongeng Sebelum Tidur
Mengapa Aktivitas Membaca Buku Dongeng Lebih Disarankan Daripada Menonton Video?
Melansir dari jurnal terbitan Pediatrics dan Psychological Science, buku memberikan stimulasi visual dan memperkaya kosa kata anak dengan "jenis kata yang unik" lebih banyak daripada percakapan sehari-hari. Sementara itu, menonton video hanya memberikan efek visual yang dapat menghambat kreativitas anak karena cerita disajikan tanpa memerlukan imajinasi aktif.
Bagaimana Cara Memilih Dongeng yang Cocok untuk Anak?
Pilih dongeng yang sesuai dengan usia anak, mengandung nilai moral yang positif, dan memiliki elemen yang menarik bagi mereka. Sesuaikan dengan minat dan tingkat pengembangan anak. Yupiers juga perlu untuk melihat keseluruhan isi cerita anak, dan akan lebih baik memilih cerita inspiratif singkat atau cerita yang memiliki pesan moral bijak untuk anak.
Seberapa Penting Keterlibatan Orang Tua dalam Aktivitas Membacakan Dongeng?
Sangat penting. Keterlibatan orang tua dalam membacakan dongeng tidak hanya memperkuat ikatan emosional, tetapi juga membangun fondasi untuk cinta membaca, meningkatkan kemampuan bahasa, dan memberikan rasa keamanan.
Apakah Dongeng Sebelum Tidur Hanya Berlaku untuk Anak-anak Kecil?
Tidak. Meskipun umumnya diidentifikasi dengan anak-anak kecil, aktivitas membacakan dongeng sebelum tidur dapat dinikmati oleh anak-anak dari segala usia dan bahkan dapat menjadi kebiasaan keluarga yang berharga. Yupiers dapat memilih contoh cerita lain seperti cerita sejarah ataupun cerita hikayat yang sesuai dengan preferensi.
Itulah 15 dongeng sebelum tidur lucu yang bisa Yupiers ceritakan kepada anak-anak. Selain beberapa dongeng tersebut, masih ada banyak lagi cerita menarik lainnya yang bisa Yupiers ceritakan kepada anak-anak. Salah satunya adalah dongeng pendek untuk anak SD. Semoga artikel kali ini bermanfaat untuk Yupiers semuanya ya!